PART 1. PERTEMUAN

Untuk cast kali ini, saya ambil Tobey Maguire sebagai Aldrich Kenzie Alharon dan Kim Soo Hyun sebagai Wyman Nando Wybert.
*****************************************
~Kenzie POV~

Bruuk!!

Tumpukan buku yang kubawa dari perpustakaan jatuh berserakan di lantai koridor. Ini salahku karena jalan menunduk sehingga menabrak orang lain di belokan koridor fakultas.

" Kau tidak apa-apa? Maaf tadi aku tidak melihat jalan sehingga menabrakmu" terdengar sebuah suara yang ceria dan sepasang tangan yang putih dan halus membantuku membereskan buku-buku yang berserakan di lantai.

Aku mengangkat kepalaku pelan ketika menerima buku-bukuku dari dia, mencoba melihat siapa yang ada didepanku ini, dan satu detik kemudian aku menyesali keputusanku. Berdiri didepanku adalah seorang laki-laki dengan wajah dan tubuh yang sempurna, membuatku tidak bisa bernafas dan jantungku seakan berhenti berdetak. Aku hanya bisa terdiam memandangnya, mulutku seakan terkunci bahkan untuk mengucap sepatah kata terima kasih rasanya sangat sulit kuucapkan.

"Hey, kau tidak apa-apa kan? Ada yang luka?" tanya nya dengan nada khawatir, mungkin karena melihatku yang hanya diam menatapnya. Aku menggelangkan kepalaku sebagai jawaban atas pertanyaannya.

"Syukurlah kalau tidak ada yg luka, maaf sudah membuat jatuh dan berantakan bukumu"

"Ti..tidak apa-apa, terima kasih sudah membantu membereskannya" ujarku pelan. "Apa kau terluka?"

"Apa?...oh, aku tidak apa-apa" jawabnya. "Oya, perkenalkan namaku Wyman Nando Wybert, kau bisa memanggilku Nando" katanya sambil mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan.

Aku menatap tangan yang terulur didepanku, ragu-ragu aku menyambut uluran tangannya, "Aldrich Kenzie Alharon, panggil aja Ken atau Kenzie" jawabku dengan suara pelan.

"Okay Ken...oya, kamu anak semester baru juga kan? Kayaknya aku pernah melihatmu di upacara penerimaan mahasiswa baru fakultas kita"

Aku menganggukkan kepala, "kamu juga anak semester baru?"

"Iya, kita seangkatan kalau begitu,cuma beda kelas, makanya kita tidak pernah bertemu" jelas Nando. "Mudah-mudahan setelah ini kita akan sering bertemu, jangan lupa menyapa kalau kau melihatku ya?" katanya sambil tersenyum, membuat matanya menyipit.

Aku membalas senyumnya sambil mengangguk. Entah kenapa, walaupun baru mengenalnya beberapa menit yang lalu namun aku sudah menyukainya, Nando terlihat ramah dan baik orangnya. Selama ini aku tidak punya teman dikelas, aku datang ke kampus hanya untuk masuk kelas dan perpustakaan. Aku punya alergi gatal-gatal bila bersentuhan dengan orang lain kecuali keluarga atau teman-teman yang sudah sangat lama kukenal, alergi yang timbul memang tidak parah namun cukup mengganggu sehingga aku menghindari tempat ramai dan sedapat mungkin tidak bersentuhan dengan orang baru. Karena itu aku kaget ketika aku menjabat tangan Nando tadi alergiku tidak muncul, padahal alergiku akan timbul kalau bersentuhan dengan orang baru apalagi baru pertama aku jumpai. Kecuali kepada keluargaku, akan butuh waktu lama agar aku terbiasa dengan seseorang, setelah terbiasa dan merasa nyaman barulah alergiku tidak timbul walau kita bersentuhan dalam waktu yang lama.

Aku merasa heran dan bertanya-tanya dalam hati kenapa Nando yang baru sekali ini aku temui tidak menimbulkan alergi bagiku ketika kita berjabat tangan.

"Kalau begitu, aku duluan ya Ken, sampai jumpa lagi" kata Nando membuyarkan lamunanku sambil melambaikan tangannya dan melangkah ke tangga menuju lantai dua.

"Sampai jumpa lagi" balasku, ketika sosoknya sudah hilang ditangga, aku memutar tubuhku menuju parkiran fakultas untuk mengambil sepeda motorku dan pulang.

~Nando POV~

Aku masih senyum-senyum sendiri ketika naik ke lantai dua, kelasku 15 menit lagi akan dimulai. Senyum terasa makin lebar dibibirku kalau aku mengingat pertemuanku dengan Ken baru saja. Masih jelas kuingat wajah Ken yang terlihat malu-malu namun tampan. Bibirnya tipis dengan dagu terbelah dan matanya ketika kami bertatapan seakan bisa menembus kedalam jiwaku, untuk sesaat aku terpukau karena matanya. Warna matanya biru pucat hingga pupilnya yang bewarna hitam terlihat jelas. Rambutnya yang terpotong pendek dan disisir rapi. Tinggi badannya mungkin sekitar 175 cm karena dia hampir sejajar denganku yang mempunyai tinggi 177 cm.

Sebenarnya aku sudah lama mendengar mengenai dirinya, Ken terkenal diangkatan kami karena dia tertutup dan terkesan menghindari bersentuhan dengan orang lain, entah apa alasannya. Karena itu tadi aku cukup terkejut ketika dia menerima jabat tanganku, memikirkan hal itu membuatku merasa spesial dan bahagia. Dan ternyata anaknya cukup ramah ketika kuajak berbicara namun memang kelihatan sekali sifat pemalunya. Semuanya ini membuatku ingin bertemu lagi dengannya dan mengenalnya lebih jauh.

Keesokan harinya ketika aku memarkirkan motorku di parkiran fakultas, aku melihat sosok Kenzie berjalan di parkiran. "Ken..Kenzie!" aku berteriak memanggilnya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum, "Hai Nando" sapanya dan berhenti berjalan untuk menungguku.

"Ada kuliah jam berapa pagi ini?" tanyaku sambil berjalan menghampirinya. "Jam 9 sampai jam 12 siang nanti, kalau kamu?" tanya Ken. "Sama, tapi aku sampai jam setengah 12 saja" jawabku. Tiba-tiba terlintas sebuah ide dikepalaku, "Hey, bagaimana kalau nanti kita makan siang bareng?"

Kenzie terlihat terkejut dengan usulku, namun dia menganggukkan kepalanya dengan ragu-ragu, "Kamu tidak apa-apa menunggu sampai aku keluar kelas?"

"Ah, tidak apa-apa, cuma menunggu 30 menit kok, aku tunggu kamu di kantin ya?"

"Baiklah, selesai kuliah aku akan menyusulmu ke kantin"

"Bagus kalau begitu, kita tukeran nomor telpon biar mudah nyari nya, berikan nomor hpmu atau kamu masukkan sendiri nie di hp ku" kataku sambil mengeluarkan hp dari kantong celanaku.

Sesaat dia terlihat seakan mempertimbangkan sesuatu kemudian perlahan dia mengeluarkan hp nya dari dalam tasnya, "Ini hp ku, kamu lihat sendiri, aku tidak hapal soalnya" kata Ken sambil menyerahkan hp nya kepadaku.

"Ada pin bb? kalau ada sekalian aku minta ya?"

"Ada, silahkan saja, aku juga ada Line kalau kamu mau"

"Wow...ternyata kamu eksis juga ya" kataku sambil senyum dan memasukkan kontak Ken ke dalam hpku. Aku tersenyum makin lebar ketika melihat muka Ken memerah menahan malu. "Okay, sudah selesai, aku sudah memasukkan kontakmu ke hpku dan sebaliknya, jadi kita bisa saling menghubungi"

Ken menganggukan kepala dan memasukkan kembali hpnya ke dalam tasnya. "Kalau begitu aku duluan ya Ndo, kelasku ada di lantai 3"

"Okay, aku dilantai 1, sampai jumpa nanti siang di kantin ya, hubungi aku kalau kamu sudah keluar kelas Ken"

Kenzie menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju tangga, sedangkan aku berjalan menuju kelasku. Di dalam kelas, aku merasa kuliahku lama sekali selesainya, aku tidak sabar untuk bertemu lagi dengan Kenzie siang ini. Karena itu begitu dosen mengakhiri kuliahnya, aku langsung bergegas membereskan buku dan peralatanku setelah itu berjalan keluar kelas menuju kantin. Kulihat kantin sudah ramai, maklum sudah masuk jam makan siang sehingga banyak mahasiswa yang makan atau menunggu jam kuliahnya lagi di sini. Aku memesan minuman saja karena aku pikir aku akan menunggu Ken sebelum memesan makanan. Setelah kudapatkan minumanku, aku mencari tempat yang enak untuk menunggu Ken keluar kelas. kebetulan kulihat masih ada satu meja yang masih kosong dan letaknya di pinggir jendela, segera saja kulangkahkan kakiku menuju meja kosong tersebut, setelah duduk di salah satu bangku di meja tersebut aku mulai memainkan game di hp ku sambil menunggu Ken.

~Kenzie POV~

Berkali-kali aku melirik jam di pergelangan tanganku, sudah jam 12 tapi dosen di depan kelas ini tidak juga menunjukkan tanda-tanda akan berhenti mengajar, dengan gelisah aku duduk di kursiku berharap dosennya menyadari bahwa jam mengajarnya sudah habis. Rupanya doaku didengar dan dosenku menyadari bahwa jam mengajarnya sudah lewat 5 menit, segera setelah dia keluar dari kelas, aku segera berjalan dengan tergesa-gesa keluar dari kelas menuju ke kantin. Begitu kakiku memasuki kantin , aku mengedarkan pandangan mencari Nando dan ketika mataku menangkap sosoknya yang duduk di meja pinggir jendela, tanpa sadar bibirku menyunggingkan sebuah senyum sambil kuberjalan kearahnya.

"Hai Nando, sudah lama menunggu?"

"Ah Ken, kau mengagetkan ku" kata Nando sambil membalas senyumku.

Ketika di meja tidak kulihat ada makanan, aku berkata,"Kau belum memesan makan? Mau pesan apa, biar kupesankan sekalian"

"Maunya sich tadi aku menunggu kamu sebelum memesan makan, ermm..kalau begitu tolong aku pesankan gado-gado dan es teh lagi ya, ini uangnya" kata Nando sambil mengulurkan uang pesanannya ke aku.

"Baiklah" kataku kemudian memutar badan menuju stand yang jual makanan.

"Hey Ken, kau belum membawa uangnya" teriak Nando dari belakang tubuhku. "Ga perlu, aku sudah ada uang, lain kali saja" balasku sambil terus berjalan.

Setelah kupesan gado-gado untuk Nando dan bakso untukku plus es teh 2 gelas, aku kembali ke meja Nando. Senyuman Nando menyambutku ketika aku duduk di depannya, "Bagaimana kuliahmu tadi pagi?" tanyaku, "Lumayan, pak Dipo kayaknya akan memberikan banyak tugas di semester ini" jawab Nando sambil cemberut, bibirnya mengerucut lucu menurutku. Tidak lama kemudian pesanan kami datang, sambil makan kami berbincang-bincang ringan.

"So..Ken, kamu disini kost apa tinggal sama keluargamu?"

"Kami sekeluarga pindah dari Jakarta ke sini selepas aku SMA, kalau kamu Ndo?"

"Aku kost disini, keluargaku ada di Surabaya"

"Oooh...kost di daerah mana? Asli Surabaya?"

"Kostku ga jauh koq dari kampus, cuma 15 menit naik motor" terangnya sambil meminum es tehnya, "Iya, aku asli Surabaya, kalau kamu Ken?'

"Rumahku lumayan jauh dari kampus, sekitar 1 jam dari sini"jawabku.

"Ken, kamu asli Jakarta? tapi kenapa matamu bisa bewarna biru?"

"Oh ini karena papa dari Amerika jadi warna mataku biru, apakah mataku terlihat aneh?"

Nando menggelengkan kepalanya, "Tidak aneh koq...uhmm, malah terlihat sangat indah" ujarnya mantap.

Entah kenapa aku yang mendengar jawaban Nando merasa malu sendiri tapi di dalam hati ini terasa hangat mendengar kata-katanya."Terima kasih" ucapku pelan.

"Sama-sama, oya, habis ini kamu ada acara atau pulang Ken?"

"Aku ada kerja sambilan jam 5 sore nanti, rencanaku mau menunggu di perpustakaan saja habis ini"

"Kenapa kau tidak menunggu di kost ku saja? Habis ini aku balik ke kost, kita bisa bareng dan kamu bisa istirahat di kostku"

"Eh?? Tidak apa-apa bila seperti itu? Aku tidak merepotkanmu?"

"Tentu saja tidak, aku malah senang kamu mau ke kostku"

Aku diam mempertimbangkan tawarannya, sejujurnya aku merasa heran dengan diriku sendiri, biasanya aku sangat sulit terbuka dan merasa nyaman dengan orang baru, tapi dengan Nando entah kenapa dengan cepat aku merasa nyaman dan akrab padahal aku baru mengenalnya kemarin. Kalau hal ini aku ceritakan ke keluargaku mereka pasti tidak akan percaya. Mereka selalu cemas bagaimana aku di kampus karena alergiku, mereka takut aku tidak mendapat teman di kampus.

"Hey, bagaimana? Jadi kan ke kost ku? Kalau jadi ayo sekarang kita berangkat" kata Nando membuyarkan lamunanku. "Baiklah, kalau tidak merepotkan, aku akan ke kostmu" kataku sambil menganggukkan kepalaku.

"Yes! Gitu dong, jadi aku tidak kesepian di kost hahahaha...."

Aku tersenyum melihat tingkah Nando, kita beranjak dari meja dan bersama berjalan keluar dari kantin menuju parkiran motor. Di jalan menuju parkiran Nando merangkul pundakku dengan santai dan lagi-lagi aku dibuat heran karena selama Nando merangkulku, alergiku sama sekali tidak keluar, ada apa sebenarnya ini? Kenapa alergiku tidak keluar kalau dengan Nando?

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top