24. Permintaan

"Bodoh, kau tak memberitahuku hal ini sejak awal?!" [Name] berucap dengan emosi seraya memukul-mukul dada lelaki itu.

"Perlukah aku memberitahumu?"

"Perlu!" Ia berseru. "Meskipun aku hanyalah anak tutor-mu yang goblok, paling tidak beritahu kalau kau akan pergi jauh."

Karma terdiam melihatmu. "Aku tidak mau membebanimu."

Gadis itu terdiam. Ia berusaha berpikir keras mengenai kejadian-kejadian dimana Karma sudah berusaha untuk pergi diam-diam.

Tiba-tiba tidak masuk sekolah.

Nomor gonta-ganti.

Ah, ya. Semua itu 'kan?

"Aku tidak merasa terbebani. Meski kuakui kau beban dalam hidupku, tapi aku tak pernah merasakan hal tersebut hingga ke dalam lubuk hatiku." [Name] menjelaskan, tanpa sadar bulir-bulir bening jatuh ke pipi gadis tersebut. "Kau belum membawaku ke taman bermain. Kenapa tidak menunggu hasilnya keluar? Setelah itu...pergilah, pergi saja tak usah kembali-kembali lagi."

"Maaf, aku sudah terlalu sering menundanya," ucap Karma dengan nada sendu. Ibu jarinya mengusap air mata yang mengalir di pipi gadis di hadapannya. "Bukannya kau senang kalau aku pergi? Kenapa kau menangis?"

"Itu karena kau tidak menepati janjimu!" [Name] menepis tangan Karma. "Aku juga tidak akan seperti ini kalau kau ingin pergi tiba-tiba tahu?!"

Kedua tangan lelaki itu terulur, menarik dan memeluk [Name] dalam dekapannya seraya mengelus puncak kepala gadis itu. Lagi-lagi, [Name] merasakan debaran cukup kuat di bagian dadanya. Ia penasaran, apakah Karma merasakan hal yang sama?

"Kuminta satu hal...," Ia berujar dengan tangan yang masih memeluk [Name]. "Maukah kau menunggu hingga aku kembali?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top