Bab 7

Selamat Membaca

Tepat setelah mengatakan itu, tangan kecil Yunna menarik leher Addam ke arahnya. Kepalanya bergerak miring untuk mempermudah bibirnya melihat bibir pria dingin itu. Dia tidak peduli dengan kamera CCTV yang menyoroti mereka. Bagi Yunna, bersama dengan pria ini, melepas hasrat panas mereka adalah suatu keharusan.
Tangan Addam pun menarik tubuh Yunna, agar semakin masuk dalam dekapan pria itu. Ciuman yang Yunna kira akan dipenuhi hasrat, entah kenapa malam ini seperti ciuman manis karena mendapatkan lamaran. Lucu memang mengatakan ini, tapi Yunna merasa malam ini adalah malam dirinya dilamar.
"Jangan pernah lakukan hal tadi ya?"
Yunna mendongakkan kepalanya ke atas, menatap langsung pada sepasang netra hitam legam milik pangerannya. Meskipun Yunna memiliki tinggi badan, yang terbilang cukup tinggi untuk wanita, yaitu 168 centi meter. Tapi, jika ditemukan dengan Addam yang memiliki tingg 185 centi meter. Bukan kah Yunna tetap mungil?
"Hal apa?"
Addam yang melihat Yunna menatapnya dengan pandangan polosnya, seolah kelinci kecilnya itu tidak memahami kesalahannya. Dia pun tidak bisa menahan diri, untuk mengusap pipi mulus wanita itu.
"Aku tidak suka, kelinci kecilku menyerahkan diri pada sekelompok serigala."
Sekelompok serigala.
Tentu saja ucapan Addam, berhasil membuat Yunna tidak bisa menahan tawa gemasnya. Dia tidak menyangka, pangeran tampannya akan membahas hal itu.
Hahaha.
"Tapi aku boleh melakukannya padamu 'kan, Prince?"
Setelah mengatakan itu, tatapan Yunna yang terfokus hanya menatap bibir Addam, membawa tangannya menarik kepala bagian belakang pria itu. Bibir Yunna kembali melahap bibir yang selalu saja dia rindukan, Yunna begitu mendambakan bibir Addam. Merasakan setiap lumatan yang begitu memabukkan pikirannya, dan sepertinya bukan hanya Yunna yang merasakannya saja.
Tangan besar Addam pun mulai menarik tubuh ramping Yunna, mengusap dari atas hingga bawah terus mengusap, sampai berhenti tepat ada bongkahan kenyal milik Yunna. Tangan besar itu kemudian meremas - remas bongkahan itu, sesekali menamparnya keras sampai membuat tubuh Yunna bergerak semakin menempel pada Addam.
Ahhhh.
Desahan itu berhasil keluar dari bibir Yunna, tapi bagi Addam itu belum cukup. Tangan pria itu kemudian kembali bergerak, tapi kali ini bergerak ke arah, hingga sampai pada gundukan padat yang sejak tadi sudah menyembul dibalik dress mini Yunna. Diremasnya gundukan itu, membuat Yunna kembali mendesah.
Ahhhh.
Addam bisa merasakan tangan Yunna melepas dasi yang dipakai Addam, kemudian melepas satu persatu kancing dari lubang kancing. Tindakan Yunna membuat dada kokoh Addam mulai terlihat. Setelah itu Yunna melepas ciuman yang memabukkan itu.
"Aku menyukai tubuh ini, Prince," ucap Yunna dengan tangan mengusap dada kokoh milik Addam.
Menyukai tubuh Addam?
Meskipun sentuhan kali ini, bukanlah sentuhan pertama mereka. Tapi bagi Addam yang merasa jijik dengan bekas luka di tubuhnya sendiri, tetap tidak percaya dengan ucapan Yunna.
Itu semua karena, seluruh tubuh Addam, memiliki bekas luka yang begitu banyak. Karena tugas yang dia dapatkan, memang tidak lah mudah. Apalagi, ketika awal dia mendapatkan tugas membunuh salah satu ketua bandar narkoba, dia hampir kehilangan nyawanya sendiri.
"Kalau begitu buktikan, buktikan kau menyukai tubuhku, kelinci kecil," perintah Addam tidak terbantah.
Addam bisa melihat bibir merah Yunna yang tampak begitu seksi malam ini, menjeratnya agar pandangannya hanya terfokus pada satu titik yaitu Yunna. Yunna mencium dada kokoh Addam, kemudian menghisapnya. Menjadikan sebuah tanda merah di sana, tapi kemudian Yunna kembali melakukannya lagi dan lagi. Tentu saja tanda itu menjadi semakin banyak.
"Errrgghhhh."
Addam sedikit mengerang merasakan tubuhnya terus mendapat sengatan dari bibir Yunna. Pria itu kemudian menurunkan tubuhnya, tangan besarnya menangkap wajah Yunna dan membawanya ke posisi berdiri. Keduanya saling menatap kembali.
"Kau sudah percaya bahwa aku menyukai tubuh kokohmu, Prince?" ucap Yunna dengan nada manja.
Addam paling tidak bisa menahan dirinya, jika sudah bertemu sosok Yunna yang menjadi kelinci kecil seperti ini. Pria itu kemudian menarik Yunna dalam ciuman, tangannya mengangkat tubuh kecil itu tepat ketika denting pintu lift berbunyi.
TING!!!
Pintu di depan mereka terbuka, Addam pun segera membawa tubuh Yunna ke luar dari kotak besi itu.
Di dalam lorong, hanya ada mereka berdua. Ciuman mereka pun masih tetap berjalan, sebab tidak ada dari satupun dari mereka yang ingin menghentikannya. Justru semakin lama mereka merasakan lumatan - lumatan panas itu, semakin besar pula ombak gairah menarik mereka dalam lautan kenikmatan.
"Aaahhh Prince," desah Yunna kembali.
Pakaian Yunna sudah tampak kacau, membuat bibir Addam menurun, menyesap lembut pada punggung mulus kelinci kecilnya. Menjilati setiap jengkal kulit mulus kecil kecilnya. Yahh kelinci kecil yang menggairahkan. Apa yang ada dalam bayangan kalian, ketika mendengar kata "kelinci kecil"?
Hewan putih lucu yang menggemaskan, yang memiliki pesona yang tidak bisa terbantahkan? Atau hewan putih liar yang siap mencakar lawannya, ketika situasinya sedang dalam bahaya?
Dua hal itu adalah definisi indah untuk Yunna. Tapi lain halnya jika Yunna sudah bertemu dengan Addam, hasrat panas dalam dirinya selalu meningkat, terus meningkat sampai ciuman yang mereka lakukan saja, tidak mampu membendungnya. Seolah Addam tercipta sebagai penggugah hasrat wanita kesayangan Orlando ini.
Tangan Yunna terus menarik leher Addam, menyesap bibir pria itu dari detik demi detik. Sedangkan tangan Addam mengangkat tubuh Yunna, dengan posisi saling memeluk satu sama lain. Tangan besar itu sesekali meremas bongkahan kenyal Yunna, membuat wanita itu semakin mengeratkan tubuhnya.
"Ahhh, Prince," desah Yunna  yang tidak bisa menahan dirinya lagi.
Yunna menghentikan ciumannya, tatapannya yang telah dipenuhi dengan kabut gairah, menutupi pikiran logisnya. Bahwa saat ini mereka masih berada di lorong, memang sangat sepi situasi di sana. Tapi ada satu benda yang sejak tadi terus menyorot ke arah mereka. Benda yang akan mengantarkan mereka, tentang laporan hubungan panas laki - laki dan wanita.
Kamera CCTV.
"Aku menginginkan kamu saat ini, Prince. Keras dan dalam."
"Hanya saat ini?" tanya Addam menekan tubuh Yunna ke dinding.
Netra mereka kembali saling beradu pandang. Baik Yunna maupun Addam, keduanya bisa melihat percikan api yang mulai menyala. Atau mungkin bisa dikatakan, gelora yang telah memanas.
"Oh plisss, kau tau seberapa besar aku menginginkan kamu setiap detiknya," ucap Yunna.
Tubuhnya terus memberi perintah, agar segera menyingkirkan pakaian yang menghalangi keduanya. Bibir Yunna perlahan mulai menghisap setiap titik kokoh pria itu, memberi tanda cinta hasrat milik mereka. Lagi.
Tapi, dalam kegiatan panas itu, tiba - tiba saja Addam menatap ke arah kamera CCTV. Seolah memberi perintah pada si penonton, "Jangan ganggu kami, sampai besok pagi."
"Oh Shit! Calon kakak ipar kita mengetahui kegiatan kita."
"Itulah kenapa Kak Juna dan Kak Gibran, sangat ingin dia masuk keluarga kita."
"Kalau begitu, ayo hentikan. Aku merasa sedang mengintip."
"Ya."
Adik kembar Yunna yang sanga mahir dalam hal hacker, yang menjadikan internet deep web dan dark web adalah camilan sehari - hari mereka. Karena memang hobi mereka adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh Elite. Addam sendiri yang memperkerjakan mereka, meski dua orang itu memiliki pekerjaan sebagai penerus Orlando seperti Yuna dan Juna.
Setelah itu, Addam membuka pintu kamar yang sudah dipesan oleh Yunna sebelumnya. Kamar yang kata Uncle Ben, dikhususkan hanya untuk Yunna menginap. Karena memang Yunna adalah kesayangan, jadi Tuan Dirga selalu memberikan yang terbaik untuk Putri kesayangannya.
Dan detik itu juga, baik Addam maupun Yunna langsung melepaskan pakaian mereka. Mereka tidak ingin membuang waktu berharga mereka hanya untuk melepas pakaian secara perlahan seperti sinetron, ataupun drama. Melihat tubuh Yunna sudah tidak terlindungi dengan gaun sialan seksi itu, Addam dengan leluasa menyentuh sepasang gundukan padat milik Yuna, membawanya dalam hisapan kecil sebelum kemudian bermain dengan lidah liarnya.
Yunna tidak bisa tahan dengan sentuhan Addam yang memabukkan, tangan kosong Yunna menyentuh milik Addam yang tidak bisa didefinisikan ukuran dan bentuknya. Tangan Yunna bergerak naik kemudian turun seirama dengan cengkramannya. Membuat Addam langsung memilih melumat bibir Yunna yang sudah basah, kemudian tangannya pun membalas serangan Yuna.
Jari besar Addam mulai bermain titik kecil pada bibir bawah Yuna, bergerak begitu cepat sampai dalam ciumannya dengan Addam, Yunna menggelinjang kuat. Yunna menggila dengan sentuhan pria yang dia puja ini, hingga membuat Yunna menepis tangan Addam dan mengarah milik Addam ke arahnya.
"Pliisss hentikan permainan bodoh ini."
"Kau yang memulainya, sayang," ucap Addam.
"I am sorry, jadi bisa kau dorong dengan keras? Aku sudah tidak aaargggghhhh---"
***
Hai hai hai, ada yang sudah menunggu?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top