Bab 5
Selamat Membaca
Kau di mana?"
"Ada apa?"
"Semuanya sudah menunggumu."
"Maafkan aku, tadi mereka menggunakan pembunuh bayaran."
"Baiklah. Kami tunggu."
Di depan cermin kamar mandi, sepasang tangan yang memakai sarung tangan berwarna hitam, mulai melepas sarung tangan itu. Baru setelah itu, tangan besar itu memutar keran yang ada di depannya, membiarkan gemericik air mengalir berdering nyaring di dalam kamar mandi.
Addam tampak membersihkan tangannya dari noda darah berwarna merah, tidak lupa dia juga membuang sarung tangan itu tempat sampah. Setelah melihat tangannya sudah bersih, pria itu kemudian mencuci wajahnya dari cipratan noda darah yang sempat membasahinya.
Tadi, setelah pekerjaannya di Orlando Luxury selesai, Addam memang tidak langsung pulang ke rumahnya yang ada di Green Orlando Resident. Berbeda dengan Yunna, yang memilih tinggal di lantai tertinggi salah satu hotel milik Orlando Luxury. Addam memang lebih suka tinggal di perumahan mewah.
Addam menatap bayangan dirinya yang di depan kaca, terlihat tubuhnya yang tidak semulus model eL-Man. Ada bekas luka tembak, dan juga bekas sayatan pisau. Bekas - bekas luka itu, Addam dapat ketika menjalankan pekerjaan gelapnya.
"Tampan? Mana ada orang tampan memiliki bekas luka sebanyak ini? Kau memang senang bercanda kelinci kecil," ucap Addam yang tiba - tiba saja mengingat ucapan Yunna.
Kelinci kecil. Addam kira, malam ini dia tidak bisa bertemu dengan Yunna. Padahal, pembicaraan yang ditawarkan oleh Yunna, sedikit berhasil menarik minatnya. Dia penasaran, kenapa seorang Yunna Berlian Orlando justru mengajak Addam menikah?
Bukankah sejak mereka putus, mereka berdua tidak lagi memiliki hubungan? Dan yang Addam dengar juga, tidak lama setelah mereka putus, Yunna juga menjalin hubungan dengan pria lain. Sayangnya, informasipria yang menjalin hubungan dengan Yunna, tidak bisa diketahui oleh siapapun.
Aneh sekali.
Kemudian, waktu pun berlalu, sampai Addam akhirnya sudah berada di salah satu markas yang dijadikan tempat berkumpul para Elite. Elite adalah organisasi dunia bawah, yang dipimpin oleh Addam. Sebenarnya, tujuan utama Addam membuat Elite adalah untuk menemukan pelaku pembunuhan keluarganya.
Namun, karena Addam juga membutuhkan uang untuk menghancurkan GA Entertainment, dia akhirnya membuat tugas tambahan untuk para Elite. Tugas itu adalah menerima permintaan dari clien yang membutuhkan jasa mereka. COntohnya seperti Addam, yang baru selesai mengerjakan tugas membunuh salah satu mantan nara pidana kasus koruptor.
"Baiklah, ayo kita mulai," perintah Addam.
"Saya berhasil menemui Gaara, tapi yang saya dapatkan hanya gambar ini," ucap Lion.
Orang yang memakai topeng kepala singa itu, mengeluarkan sebuah sebuah map coklat pada Addam. Minggu kemarin, memang Lion yang mendapatkan tugas untuk menemui langsung pemimpin White Mamba, yang dipimpin oleh orang bernama Gaara.
Dalam dunia bawah, setiap organisasi memiliki tingkatan tersendiri. Dan jika diibaratkan sebuah kelas dalam satu sekolah, tingkatan Elite itu masih di kelas 1, sedangkan White Mamba sudah berada di tingkat 3. Itu artinya, organisasi White Mamba adalah senior mereka.
"...." Addam tidak langsung mengeluarkan suara. Tangannya membuka isi dokumen yang memiliki segel cap bergambar White Mamba. Di dalam amplop itu, ternyata ada gambar tato seperti bunga sakura.
"Seperti bunga sakura," ucap Crow, yang memakai topeng kepala gagak.
"Apa Gaara tidak bisa memberi jawaban siapa pemilik tato ini?" tanya Addam.
"Gaara hanya bilang, jika kita ingin menemukan pemilik tato. Maka kita harus pergi ke Jepang, tepatnya di sarang Yakuza," jelas Lion.
Mungkin itu hanya akan dianggap tato biasa. Tapi tidak dengan Addam, meski pun saat kematian kedua orang tuanya, Addam tidak berada di rumah. Tapi salah satu pengawal Orlando, berhasil menangkap salah satu anggota kelompok pembunuh itu.
Saat itu, Addam yang sedang camping bersama dengan Juna. Dia tidak tau, kalau ada orang yang berniat membunuhnya. Tapi berhasil dihentikan oleh pengawal Orlando. Sayangnya, orang itu mati meminum racun yang dia bawa sendiri.
Orang itu juga memiliki tato di punggung kirinya, tapi warnanya berbeda dengan apa yang Addam temukan baru - baru ini. Mungkinkah tato itu memberi petunjuk tentang tingkatan kemampuan mereka?
"Jepang?"
"Iya. Meskipun Gaara tidak mau membantu kita lebih lanjut, tapi dia tidak pernah berbohong tentang informasi yang dia berikan," jelas Juna.
"Hmm. Tapi kenapa aku lihat, di sini ada beberapa warna tatto yang berbeda?" Mungkinkah itu seperti pembeda antara anggota?"
"Memiliki warna tertentu? Apa ada kemungkinan itu semacam ... Jabatan?" tanya Crow, si pemakai topeng burung gagak
"Itu bisa jadi, sama ketika saya ke markas White Mamba. Saya bertemu dengan pemilik pin berwarna yang berbeda, hingga saya berhasil bertemu dengan pemilik pin berwarna hitam. Barulah saya bisa bertemu dengan Gaara," jelas Lion.
Addam terdiam sejenak, itu artinya pemikirannya kemungkinan benar. Dan jika seperti itu, maka sekelompok penyerang adalah organisasi yang terorganisir seperti White Mamba. Addam pun kemudian menatap kembali kedua anggota, mereka seperti menunggu keputusan Addam.
"Baiklah, segera cari informasi tentang lambang bunga sakura ini. Mengingat nama bunganya, sepertinya kita ikuti perintah Gaara saja," ucap Addam.
"Oh, apakah kali ini saya harus berjalan - jalan ke negeri sakura?" tanya Crow yang memang bertugas mencari informasi di Luar Negeri.
Lion yang mendengar itu hanya bisa memutar bola matanya, dia hampir lupa dengan sifat playboy Crow yang sudah diambang batas. Sedangkan Addam memilih mengangkat tangannya, memberi perintah agar seluruh anak buah lainnya bisa keluar. Hal itu membuat suasana ruangannya menjadi lebih santai.
"Kali ini selir mana lagi yang akan kau bawa, Kakak?" tanya Lion atau yang memiliki nama Juna Xavier Orlando.
Juna melepas topeng singanya, memperlihatkan paras Dirga versi muda dengan tatapan yang tidak kalah tajam. Terkadang bahkan Gibran sampai merasa terintimidasi dari tatapan adiknya. Meski mereka memang tidak pernah bertengkar.
"Untuk apa membawa selir, jika di sana masih banyak wanita?" ucap Gibran santai.
"Ya ... Ya, kau memang menang banyak," ucap Juna.
"Oh iya, bagaimana kabar Yunna? Aku dengar, Minggu kemarin princess kesayangan kita, sudah didaftarkan menjadi calon biarawati?" tanya Gibran tiba - tiba.
Addam hampir menyemburkan minumannya tepat ketika mendengar informasi yang dikatakan Gibran. Tapi pria dingin ini memilih untuk diam, memang ketika di Organisasi Elite, Addam adalah pemimpin. Tapi ketika sedang berkumpul santai, dia lebih memilih banyak diam. Karena pembahasan Juna dan Gibran biasanya tidak jauh dari Princess Orlando.
Tapi Biarawati?
Bukankah itu sangat keterlaluan? Addam bahkan tau betul, kalau Yunna memiliki hasrat layaknya seorang wanita pada pria. Dia sendiri juga menikmatinya, meski Addam hanya bisa menikmatinya ketika Yunna mendatanginya. Karena Addam lebih sering disibukkan pekerjaan di ruang kerjanya.
"Itu benar. Daddy sendiri yang bilang, kalau sampai Minggu ini Yunna tidak menikah juga, dia akan langsung dikirim ke salah satu Gereja yang disponsori Daddy," jelas Juna.
"Daddy? Aku tidak percaya, Daddy yang sangat memanjakan Princess kita, bisa mengatakan kalimat kejam itu."
"Mau bagaimana lagi, Yunna sendiri mengatakan dia tidak akan mau menikah. Karena orang yang dia cintai adalah dirinya sendiri. Jelas saja Mommy yang mendengarnya jadi marah," jelas Juna yang mengingat ekspresi marah ibunya.
Bukan hanya marah saja, Reina bahkan langsung menutup jalur akses keuangan Yunna. Sampai Yunna meminta uang jajan dari kedua kakaknya, Yunna yang memang adalah kesayangan Orlando. Tentu saja Juna dan Gibran tidak bisa menolak permintaan mudah itu.
"Dan melihat Mommy marah, aku yakin Daddy mengikuti perintah Mommy," ucap Gibran yang begitu yakin dengan dugaannya.
"Aku pergi," ucap Addam yang tiba - tiba bangun dari singgasananya.
"Ke mana? Kau tidak berminat menjadi menantu Orlando?" tawar Gibran.
Addam terdiam, dia menatap ke arah sahabatnya yang merangkap menjadi atasannya ketika di Perusahaan. Pria dingin ini memang pemikiran sangat sulit ditebak, makanya biasanya Gibran akan memancing pembicaraan dulu, untuk melihat reaksi Addam.
"Kalian terlalu tinggi untuk dijangkau," ucap Addam yang merasa bahwa dia tidak pantas menjadi salah satu bagian Orlando. Apalagi yang diajak nikah adalah Putri satu - satunya Paman Dirga. Putri Mahkota Orlando yang menjadi berlian di Keluarga Konglomerat.
"Kau tidak perlu menjangkau kami, tapi kami yang akan menarikmu, dude," ucap Juna.
Tapi Addam justru memilih pergi, seolah pembicaraan tentang menantu atau pun menikah, tidak pernah mereka bicarakan. Karena dalam hidup Addam, setiap napas yang dia hirup adalah hutang yang harus dia bayar suatu hari nanti. Dia akan memastikan pelaku pembunuhan kedua orang tuanya, terseret ke neraka bersamanya.
"Apa ini? Kenapa bisa kelinci kecil ada di tengah-tengah serigala?" ucap Addam yang melihat Yunna sedang meliuk - liuk tubuh seksinya di atas lantai dansa.
***
16 Februari 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top