Bab 28

Selamat Membaca 

Tubuh Yunna terkelonjak ke atas, dari posisinya yang semula tertidur, langsung terbangun hingga terduduk, sambil menatap ke arah pintu. Pintu kamar ternyata masih dalam keadaan tertutup. Tapi entah bagaimana suara itu berhasil membangun Yunna dari alam mimpi.

"Gila, mimpi di siang bolong lebih menakutkan dibanding nonton Pemuja Setan," ucap Yunna.

Kemudian Yunna pun segera turun dari ranjang, mengambil setelan pakaian yang telah disiapkan oleh pelayan untuknya. Tidak membutuhkan waktu lama, Yunna sudah rapih dengan pakaian santai, kaos putih dipadukan dengan celana pendek berbahan jeans.

"Axeeelll."

Mendengar suara yang begitu mirip dengan yang Yunna dengan di alam mimpi, tentu saja membuat Yunna kembali terkelonjak. Tubuhnya sampai melompat ke atas, begitu kagetnya.

Tapi, sebelum Yunna mencari sosok pemilik suara. Yunna justru bertemu dengan Kakak sepupunya, yang entah bagaimana wanita itu memasuki spa. Yahh, meskipun ruang spa disediakan untuk keluarga Orlandi.

Anehnya, kenapa Kak Belle yang tidak suka melakukan treatment di sini. Justru mendatangi tempat ini, dan lebih anehnya lagi, Kak Belle datang sambil berteriak memanggil Axel.

"Kau di sini, Yunna?" tanya Belle.

"Iya, Kak. Kakak sendiri kenapa di sini juga?" tanya Yunna.

"Aku mencari Axel. Pelayan di rumahmu bilang, Axel masuk ke sini."

"Axel? Siapa dia?" tanya Yunna penasaran.

"Nanti akan aku kenalkan padamu. Tapi pertama, bantu aku mencari dia," pinta Belle.

Karena Yunna tidak memiliki jadwal lain, jadi dia pun menyanggupi permintaan kakak sepupunya. Yunna pun berjalan berdampingan dengan Kak Belle, yang tingginya ternyata hanya sampai telinga Yunna.

"Baiklah," jawab Yunna.

Dua wanita cantik ini, kemudian berjalan menyusuri lorong. Sesekali Yunna membantu Kak Belle membuka pintu kamar kosong, dan tidak ada sosok Axel di dalamnya.

"Tapi ngomong – ngomong, kamu pakai baju itu, karena ingin pamer cupang ya?"

"Pamer?" tanya Yunna heran.

Tepat ketika langkah mereka sampai di depan dinding kaca, terlihat pantulan tubuh Yunna di depan sana. Ada tanda merah yang memenuhi leher jenjang Yunna, tidak hanya satu atau dua, tanda merah itu begitu banyak, sangat banyak sampai Yunna mengintip dari balik kaos besarnya.

"Kenapa tandanya begitu merah? Seingatku, tanda dari Prince nggak begitu merah," batin Yunna.

Belle yang melihat Yunna masih melihat tanda merah itu. Wanita itu kemudian menyenggol bahu Yunna.

"Ya ampun, Princess kecilku ternyata sudah besar ya."

"Apaan sih Kak."

Sungguh, Yunna bukan tidak suka dengan candaan Belle. Dia hanya sedang berpikir, tentang mimpi mengerikan yang dia lihat tadi, dengan hasil gigitan – gigitan berwarna merah yang begitu banyak.

Meski Addam dan Yunna terbiasa bermain begitu hard. Tapi tadi malam Yunna sudah memastikan, agar Addam tidak memberi tanda yang berlebihan. Jadi, tidak mungkin kan Addam melakukan hal yang sebaliknya?

"Tunggu, sepertinya ada yang manggil aku," ucap Belle.

"Yaudah, aku coba cari di sini. Kak Belle cari di sana," ucap Yunna.

Yunna pun kemudian melanjutkan langkahnya, membuka ruangan terakhir di lorong yang dia pijak saat ini. Dan betapa terkejutnya Yunna, melihat sosok pria yang ada dalam mimpinya. Kenapa pula, Axel ada di sini? Axel kan namanya Axello De August, nama sebuah keluarga di Spanyol.

Terus kenapa bisa Axel selalu muncul di rumah keluarga Orlando? Apa sekarang Axel sedang menyamar sebagai pelayan, untuk merayu Yunna?

"Kenapa kau terus menerus muncul di depanku?!" protes Yunna yang tidak tahan dengan kehadiran Axel.

Axel tampak memakai kemejanya kembali, pria itu berjalan mendekati Yunna, dan menghentikan langkahnya tetap di depan kekasihnya. Melihat itu, secara otomatis tangan Yunna bergerak sendiri, untuk membenarkan kerah kemeja Axel.

Dua orang ini memang sudah terbiasa dengan kegiatan itu, sampai tidak menyadari kalau status Yunna telah berubah. Sedangkan Axel sendiri, memegang pinggang ramping Yunna, menariknya ke arah tubuhnya.

"Tunggu! Kenapa aku melakukannya? Lepas Axel!" ucap Yunna yang telah sadar dengan rasa lupa yang sempat dia alami.

"Ayolah Amor. Tubuhmu sudah sangat terbiasa denganku, jadi jangan mencoba mengelaknya," ucap Axel.

"Jangan macam – macam Axel. Kau tau, aku sudah menikah!"

"Kenapa memangnya? Aku juga sudah menikah," akui Axel kalau dirinya telah menikah.

Yunna memegang tangan Axel, menepis dekapan intens pria itu. "Pergi! Atau aku akan bilang sama daddy, kalau ada penyusup di sini," ancam Yunna.

Axel mengangkat kedua tangannya, berpura – pura merasa takut mendengar ucapan Yunna. Tapi, hidup bersama Axel, membuat Yunna begitu kenal dengan tabiat Axel. Yunna pun berniat mengatakan sesuatu pada Axel.

"Jangan bercan---"

"Kalian di sini?" tanya Belle yang tiba – tiba datang.

Secara cepat, Yunna membalikkan tubuhnya, menghadap ke arah pintu keluar. Wajah Belle tampak menatap senang ke arah Axel, seolah sebagai tanda bahwa Belle mengenal Axel.

Namun, Axel mencegahnya, pria itu berada tepat di samping Yunna. Tangan kanan pria itu dengan mudahnya, justru meremas bongkahan kenyal pada bagian bawah Yunna. Yunna pun langsung menoleh ke arah Axel, menahan amarah atas apa yang dilakukan pria itu.

"Iya, tadi dia seperti mencari seseorang. Aku kira dia mencari kamu, Salsabelle," ucap Axel.

"Tidak. Yunna tadi membantu aku mencari kamu, Axel," ucap Belle.

Meski masih menahan amarahnya, Yunna mencoba bersikap biasa. "Aku kira orang ini penyusup, Kak. Jadi dia adalah Axel yang Kakak cari?" tanya Yunna.

"Iya, dia adalah suami kakak, Axello de August."

"Su—ami?"

Demi Tuhan. Demi kecantikan Yunna yang semoga tidak lekang oleh waktu. Bagaimana bisa, di antara banyaknya orang, yang bernama Axel. Kenapa bisa Axel yang menjadi kekasih Yunna adalah suaminya Belle?

Lebih parahnya lagi, hubungan pacaran di antara Yunna dan Axel, tidak hanya sekedar pacaran, makan dinner, jalan di mall, kemudian nonton di bioskop. Tidak seperti itu ferguso!

Hubungan pacaran di antara Yunna dan Axel, seperti hubungan suami istri yang selalu memadu kasih di atas peraduan mereka. Bahkan setiap harinya, ketika mereka bertemu, sentuhan adalah hal pertama yang mereka lakukan.

Sungguh. Untuk pertama kali dalam hidup Yunna, Yunna merasa menyesal telah mengenal Axel, dan menjadi kekasih tercintanya pria itu. Dalam penyesalan itu, Yunna kemudian menyentuh tangan Axel, menepisnya dengan kasar.

"Kalau begitu, aku pergi dulu," ucap Yunna.

Belle yang melihat Yunna meninggalkan Axel dan dirinya. Wanita itu hanya bisa mengangguk, meski dalam hati sedikit memiliki rasa penasaran. Entah kenapa, walaupun Yunna terlihat biasa saja. Tapi sorot mata Yunna seperti terkejut mengetahui fakta Axel adalah suaminya Belle.

"Axel, apa kalian saling mengenal?" tanya Belle.

"Tentu saja."

"Jadi kau mengenal Yunna?" tanya Belle sekali lagi.

Axel menatap ke arah Belle. "Dia adalah anaknya Rein kan?" balas Axel.

Ada kelegaan mendengar Axel ternyata mengenal Yunna hanya sebatas anaknya Rein. Belle tau, sifat cemburuannya belum juga menghilang. Apalagi Reina adalah cinta pertamanya Axel. Sedangkan wajah Yunna adalah Reina versi muda.

Jadi, siapa yang tidak akan cemburu mengetahui fakta itu?

"Kenapa?" tanya Axel.

"Tidak, aku kira kau ... tidak jadi. Lupakan saja."

Setelah itu percakapan mereka hanya berhenti sampai situ. Karena ternyata, Yunna lebih memilih untuk pergi meninggalkan rumah kedua orang tuanya. Yunna tidak ingin, pertemuan dengan Axel semakin menyulitkan kehidupannya.

Namun sayangnya, sang waktu sepertinya sedang mempermainkan Yunna. Karena tempat yang dituju Yunna, justru menampilkan kisah drama keluarga, di mana seorang suami sedang menghabiskan waktu santainya dengan wanita lain.

"Apa kau ingin menguji kesabaran aku, Prince?"

"Kelinci kecil? Kenapa---"

"Kelinci kecil?"



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top