Bab 27


Selamat Menbaca

Beberapa dokumen yang berisi riwayat pendidikan, pengalaman kerja, serta kualifikasi yang dimiliki oleh para calon model perusahaan Orlando Luxury, tampak menumpuk di atas meja kerja Addam.

Sang wakil CEO Orlando Luxury tampak berhenti melihat kumpulan resume, setelah melihat satu dokumen milik satu wanita yang dia kenal. Kenal bukan berarti dekat ya. Karena Addam bukan orang yang mau menjalin hubungan dengan wanita, tanpa memiliki keuntungan dibaliknya.

Sosok pemilik resume itu adalah Sakura, tanpa mencantumkan nama marga di depannya. Ditambah lagi, wajah Sakura juga ada di dalam resume itu. Jadi, tentu saja Addam langsung mengetahui sosok itu.

"Dia adalah Sakura. Kandidat terkuat untuk model iklan kita, Pak," jelas Anggi.

Addam mengangguk paham dengan penjelasan Anggi. Apalagi melihat jumlah penjualan produk, ketika beberapa brand menggunakan Sakura. Seluruh brand memiliki penjualan yang tinggi.

"Terus kenapa dia ingin menjadi model di sini? Bukankah Orlando Luxury Japan juga membuka pemilihan model iklan?"

"Di sini dia hanya menulis, ingin menambah pengalamannya di Orlando Luxury Indonesia," jelas Anggi.

"Baiklah, sepertinya lebih baik kita melihat dia secara langsung saja."

"Tapi, Pak Addam. Apa tidak lebih baik, kita menunggu Ibu Yunna? Agar tidak ada kendala di kemudian hari," saran Anggi.

Itu sangat benar sekali. Yunna adalah bos yang perfeksionis, wanita itu memilih model yang tidak memiliki unsur lain di balik pekerjaan mereka. Misalkan, ada beberapa kasus, di mana model Orlando Luxury kedapatan mengambil foto Addam diam – diam. Dan akhirnya, berujung pemutusan kontrak.

Yah, meskipun pihak Orlando Luxury memiliki model cadangan. Tapi tetap saja itu artinya mereka akan bekerja dua kali.

"Baiklah, pilih 3 model terbaik. Nanti aku akan menyerahkan keputusan akhir pada Ibu Yunna."

"Baik, Pak," ucap Anggi.

"Maaf Pak, apa kira – kira Ibu Yunna hari ini berangkat? Karena saya ingin menyerahkan laporan bulanan bulan lalu," ucap Mega yang menunjukkan laporan keuangan.

"Saya juga ingin ...."

"Ekhem! Perhatian semuanya, untuk seluruh kegiatan yang memerlukan persetujuan Ibu Yunna, bisa kalian serahkan pada saya," perintah Addam.

Mendengar perintah dari wakil ketua CEO Orlando Luxury, tentu saja berhasil membuat seluruh karyawan merasa heran bukan main. Pasalnya, biasanya antara Pak Addam dan Ibu Yunna, selalu diisi dengan persaingan. Jadi dua atasan mereka sangat jarang saling membantu.

Kemudian, kenapa bisa Pak Addam yang sedingin kulkas, bisa menjadi pria yang baik hati, membantu pekerjaan Ibu Yunna? Apakah gosip tentang hubungan asmara antara Pak Addam dan Ibu Yunna adalah benar?

"Baik, Pak Addam," jawab seluruh karyawan.

"Baiklah, untuk rapat berikutnya adalah tentang target tamu di bulan ini."

Pembahasan kemudian beralih pada target bulanan. Meskipun mereka sudah merancang jumlah target tamu yang datang. Tapi di awal bulan, Pak Addam akan tetap mengingatkan rencana target.

Beberapa saat kemudian, rapat berjalan dengan lancar, tanpa adanya perbedaan pendapat. Tapi meski begitu, tetap saja tenaga Addam seperti terkuras. Dia hampir lupa, kalau dia sendiri juga sama seperti Yunna, belum tidur selama dua malam.

Tapi, masalahnya, Addam sudah dikejar oleh sang waktu, yang tidak kenal lelah untuk mengingat Addam. Selesai dengan pekerjaan di Orlando Luxury, Addam harus menghentikan langkahnya di depan lift yang akan membawa dirinya ke lantai paling atas.

Saat ini Addam sudah sampai di hotel apartemen mewah, aset milik Juna. Lift yang dinaiki oleh Addam, akan membawa pria itu menemui seorang wanita. Wanita yang cukup tidak asing dalam ingatannya.

***

Sakura menatap tato kecil di dada sebelah kirinya, ada sebuah tato mungil bergambar bunga sakura berwarna merah muda. Wanita ini menatap dalam pada tanda pengenal di tubuhnya.

Organisasi Yakuza Sakura, adalah organisasi yang dipimpin langsung oleh Nakamura, ayah kandung Sakura. Meski Sakura adalah anak perempuan, tapi tidak membuat Nakamura meringankan didikannya. Itulah kenapa, Sakura dibiarkan diculik oleh orang penjual budak.

Tidak hanya itu saja, penculikan itu juga dibantu oleh pihak anggota Yakuza Sakura, yang menentang Sakura untuk menjadi pemimpin berikutnya. Makanya, Sakura akhirnya hanya bisa memilih, untuk mengikuti permainan ayahnya.

Selesai memakai dress sederhana bermotif bunga, Sakura kemudian berjalan keluar kamar mandi. Seduhan teh jawa telah menunggunya di ruang televisi, membuat Sakura bisa langsung menikmati sensasi pahit, dengan aroma yang menenangkan.

"Menikmati liburanmu?"

"Yap. Ini sungguh nikmat," ucap Sakura santai.

Tunggu! Dengan cepat Sakura bangkit dari tempat duduknya, berdiri mencari pemilik suara yang begitu dia kenal. Hingga pandanganya terhenti di meja bar mini. Tampak pria itu tengah meminum wine dari gelasnya.

"Sejak kapan kau di sana?"

"Sejak kau memamerkan bunga kecil di dadamu," ucap Addam begitu santai.

"Kenapa? Memangnya aku tidak boleh punya tato?"

Mendengar ucapan Sakura, Addam pun memilih meletakkan gelasnya. Pria itu turun dari kursinya, melangkahkan kaki panjangnya ke arah anak Yakuza. Sakura sedikit terkejut, melihat tatapan Addam yang begitu dingin.

Padahal, sebelumnya ketika mereka bertemu di pelabuhan, Addam tidak sampai sedingin ini. Tapi kenapa pria itu justru tampak seperti membenci Sakura? Apa salah Sakura?

Tepat ketika Addam berada di depan Sakura, tangan besar Addam, dengan lancang menarik tali kecil di dada Sakura. Tarikan itu membuat sisi kiri Sakura perlahan terlihat, memamerkan keindahan warna merah pada tatonya.

Melihat sikap kurang ajar Addam, tangan Sakura berniat menepis tangan Addam, tapi langsung ditangkap tangan kiri Addam. "Apa yang kau lakukan?"

"...." Addam masih terdiam, pria ini tampak membandingkan gambar tato yang ada di dada kiri Sakura, dengan gambar tato yang dulu pernah dia lihat. Bentuk yang sama, detail gambar yang sama, dan hanya berbeda di warna.

Jarak sedekat itu, membuat tubuh Sakura merasa aneh. Ini adalah perasaan yang sangat asing bagi wanita ini. Meskipun Sakura sendiri menginginkan Addam menjadi suaminya. Tapi Sakura belum pernah diperlakukan seintens ini oleh pria lain.

"Hen--- hentikan," cicit Sakura.

Jari jempol Addam menyentuh tato itu, menekannya sebelum kemudian menggosongnya dengan kasar. Hal itu tentu saja menciptakan sensasi hangat pada Sakura.

"Jangan menggodaku, Prince!"

"Prince?" tanya Addam heran, seolah Sakura baru saja salah ucap.

Tapi seingat Sakura, wanita yang bertemu dengan Addam, memanggil Addam dengan sebutan Prince. Bukankah itu artinya nama pria yang bersama Sakura saat ini, adalah Prince? Terus kenapa Addam seperti tidak terima dipanggil Prince?

"Kenapa? Apa aku salah?" tanya Sakura heran.

"Addam. Dan jangan pernah memanggil aku Prince," perintah Addam.

"Kenapa tidak boleh? Wanita itu saja memanggilmu Prince. Kenapa aku tidak boleh---"

"Wanita itu?"

"Iya, di hotel kau memanggil wanita panggilan kan? Jadi---"

"Tutup mulutmu! Jangan sekali – kali kamu menyebutkan dia wanita panggilan!"

Addam tidak akan pernah membiarkan siapa pun, menyebut Yunna sebagai wanita panggilan. Karena Yunna adalah princess. Karena Yunna adalah kelinci kecil milik Addam.

"Baiklah, maafkan. Aku tidak tau siapa dia, jadi...."

"Menarik, apa kau sengaja membuat aku marah untuk merayu aku?"

Dan sepertinya, tebakan Addam memang benar. Karena hal yang terjadi berikutnya adalah, Sakura menurunkan tali kecil di sisi kanannya, membuat sepasang gundukan kembarny, barmalu – malu ingin menyapa Addam.

"Kau yang memulai, Addam. Dan aku hanya mengikuti kamu," ucap Sakura.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top