Bab 19

Selamat Membaca

Dalam hidup Yunna, wanita yang kata orang memiliki segalanya ini. Dari mulai wajah cantik, tubuh langsing, otak pintar, dan kekayaan yang begitu berlimpah. Semua orang selalu menyebut Yunna sebagai makhluk yang sempurna.
Tapi tidak dengan Yunna!

Bagi Yunna, dia tidaklah sempurna, seperti yang dikatakan oleh semua orang selama ini. Yunna tetaplah makhluk ciptaan Tuhan, yang juga memiliki sisi buruk yang selalu ditutupi oleh Sang Pencipta.

Kalian boleh tidak percaya ini, tapi setiap makhluk di dunia ini sebenarnya memiliki kesalahan, entah itu kesalahan kecil atau pun kesalahan besar. Entah itu kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja. Entah itu kesalahan yang dilakukan secara sadar atau secara tidak sadar.

Dari semua kesalahan itu, dalam perjalanannya, selalu ada campur tangan Tuhan yang menghendakinya. Meskipun awalnya adalah ulah manusia itu sendiri, tapi jika Tuhan tidak menghendakinya, tidak mungkin itu bisa terjadi bukan?

Sama seperti keberadaan wanita simpanan pria yang sudah menikah. Seperti yang dilakukan oleh Yunna, Yunna merusak kehidupan dengan menjadi kekasih pria beristri dan lebih parahnya, pria itu seusia dengan ibunya Yunna. Bisa dikatakan, itu adalah hubungan antar sugar baby dan sugar daddy.

Bukankah itu artinya, perilaku Yunna sangat jauh dari kata sempurna? Karena Yunna menjadi salah satu kaum yang dibenci para emak – emak, dan sangat dilaknat oleh kaum netizen maha benar.

"Amor, sayang, cinta, saat itu aku punya alasan."

Yunna bisa melihat kedua tangan Axel mulai terulur, berniat menarik tubuh Yunna dalam dekapan hangat pria itu. Tapi, tepat sebelum tangan Axel mencapai tubuh Yunna, Yunna memilih untuk menghindar.

Yunna melangkah mendekati pintu kamar itu, berniat ingin meninggalkan pria yang pernah mengisi hari liburannya. Dia tidak ingin berlama – lama bersama Axel. Karena Yunna sudah terlanjur dibuat kecewa dengan sikap Axel.

"Ya. Kau bisa beralasan. Dan aku tidak akan menyalahkan kamu lagi. Karena semuanya telah berakhir, Dad."

Tepat setelah mengatakan itu, tangan Yunna memilih untuk menarik gagang pintu. Yunna tidak ingin, otak yang sedang memberi logika padanya, beralih pada perasaan nyaman yang tidak ingin berpisah dengan Axel.

Jadi, sebelum kewarasan Yunna menghilang, Yunna pun berhasil keluar dari kamar itu. Membiarkan Axel tetap berada di dalam kamar pengantin. Dan ternyata, di jarak tidak jauh dari tempat Yunna berdiri, terlihat Addam yang melangkah diikuti oleh pengawal Orlando.

Tapi di sisi lain, gagang pintu yang ada di belakang Yunna, mencoba untuk terbuka. Mau tidak mau, Yunna pun mencoba untuk menghentikan niat Axel keluar dari kamar itu. Karena posisi Addam sudah semakin mendekati Yunna.

"Kau terlambat, Prince," ucap Yunna sedikit meninggikan nada suaranya.

Langkah Addam akhirnya berhenti tepat di depan pengantin cantiknya. Pria dingin itu tampak memberi tatapan yang tidak biasanya. Bahkan, Yunna sendiri sampai merasa, seolah dirinya sedang ketahuan selingkuh.

Oh ayolah, kejadian barusan sungguh bukan kesalahan Yunna. Meski Yunna dulu menjadi duri dalam daging ekhem, maksud Yunna, Yunna sempat menjadi duri dalam rumah tangga Axel. Tapi, itu kan dulu, ingat ya, D U L U, DULU.

Sedangkan untuk sekarang, Yunna sudah memantapkan hatinya, mmm tidak juga sih. Soalnya, Yunna dan Addam saja, menikah karena mereka sama – sama saling membutuhkan. Yunna membutuhkan Addam, agar tidak dikirim ke Gereja. Addam membutuhkan Yunna, karena Yunna memiliki uang yang berlimpah.

Ini namanya, hubungan macam apa? Ada yang bisa menjawab pertanyaan Yunna? Tolong, siapapun jawab pertanyaan Yunna.

"Kau di sini?" tanya Addam.

Ini hanya perasaan Yunna saja, atau Addam memang tengah berbicara dengan orang lain? Tapi, Yunna tetap harus bertindak begitu hati – hati, agar tidak ada yang tau, kalau sekarang ada Axel di dalam sana.

"Kau terlalu lama, Prince. Kau tau, aku tidak suka menunggu," jawab Yunna menatap langsung ke arah netra hitam legam, milik sang suami dinginnya.

Dari posisi mereka, Yunna bisa melihat bibir suaminya ini, perlahan mulai tertarik membentuk lengkungan senyum hangat. Senyum yang ... sedikit aneh, sampai membuat Yunna sedikit menaikkan alis kanannya.

Sungguh, sikap Addam sedikit membuat Yunna tidak nyaman. Tapi Yunna tidak ingin membahasnya sekarang di sini. Karena yang ingin Yunna lakukan adalah membawa Addam pergi meninggalkan tempat ini.

Bisa gawat, jika ibunya Yunna tiba – tiba datang, dan memergoki Yunna bertemu dengan Axel. Pasti ibunya Yunna akan kembali menampar wajah Yunna, dan lebih parahnya mungkin mereka akan kembali bertengkar.

Belum lagi, mau ditaruh di mana wajah Yunna, kalau sampai Addam memberikan cap istri selingkuh di hari pernikahan mereka? Sungguh mimpi buruk yang mengerikan bukan?

"Maafkan aku sayang. Aku harus menyelesaikan tugasku sebagai suami kamu...."

Ucapan Addam tampak menggantung, membuat tangan kiri pria itu menyentuh pipi mulus Yunna, yang masih memakai riasan pengantin. Sedangkan tangan kanan pria itu, dibiarkan menyentuh punggung mulus Yunna, terus turun hingga Yunna memilih memejamkan kedua matanya.

Sungguh, meskipun ini hanya dekapan, bukan ciuman yang mereka lakukan sebelumnya. Tapi Addam tetap bisa membuat Yunna tidak mampu berpikir jernih. Pria itu terus menarik Yunna menuju dekapannya.

Namun. ....

"Agar tidak ada lagi, lalat yang berani menghampiri bunga yang sudah dipetik."
DEG.

Ketahuan sudah apa yang dilakukan Yunna di dalam sana. Karena tepat sebelum Addam menyelesaikan kalimatnya, tangan kanan pria itu mendorong pintu yang di belakang Yunna, dan langsung memutar kunci pintu itu.

"Prince?"

Addam segera menarik tubuhnya lagi dari tubuh mungil istrinya. Tatapan pria itu tidak begitu sedingin sebelumnya. Addam tampak sudah kembali sebagai sosok Prince yang Yunna kenal. Tatapan teduh, yang memabukkan.

"Ayo kita pergi? Bukankah kau bilang, kita memiliki kegiatan yang tidak bisa ditunda lagi?" ucap Addam sengaja meninggikan nada suaranya.

Mendengar ucapan itu, Yunna pun tanpa sadar menelan kekosongan dalam rongga tenggorokannya. Padahal, ketika di acara pernikahan, Yunna sendiri yang menggoda Addam untuk segera masuk kamar.

Tapi, kenapa sekarang Yunna justru menyesal dengan ucapannya sendiri?

Sebenarnya bukan menyesal karena harus menghabiskan waktu bersama Addam. Melainkan lebih pada, Yunna menyesal kenapa dia harus bertemu Axel, yang akhirnya diketahui oleh Addam.

Semoga saja, setelah ini rumah tangga Yunna tetap baik – baik saja.

Sedangkan di sisi lain, di ruangnya yang baru saja pintunya dikunci oleh Addam. Seorang pria kejam, yang hanya bersikap lembut dan hangat pada kekasihnya bernama Berlian. Saat ini, pria itu harus menahan amarahnya.

Dia ingin sekali menggunakan kekuatannya, untuk menghancurkan pernikahan. Apalagi, sikap arogan dari Addam barusan, semakin menyulut api cemburunya, melihat bayi mungilnya harus tidur bersama pria lain.

"Bocah ingusan! Kau tidak tau, kau sedang berhadapan dengan siapa. Tunggu saja pembalasan dari aku."

Axel berjanji, setelah ini dia akan menjemput bayi mungilnya. Dia tidak akan pernah membiarkan bayi mungilnya, lari dari genggamannya. Sekalipun orang yang harus dia lawan adalah Dirga Jaide Orlando, dan ... mantan cinta pertamanya, Reina Agatha Syelen Orlando—ibu kandung Yunna Berlian Orlando.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top