Bab 17

Selamat Membaca

Tangan Addam yang besar itu, kemudian menarik Yunna dalam gendongan. Dan melepas ciuman mereka sejenak. Dan suara tepuk tangan langsung menyapa pendengaran mereka. Menyadarkan dua orang yang dimabuk asmara ini, bahwa mereka masih di tempat pernikahan.

"Tidak bisakah kita langsung ke kamar? Aku ingin segera bercinta denganmu," ucap Yunna frontal.

"Sayang," ingat Addam pada Yunna.

"Iya - iya," ucap Yunna.

Tapi meski begitu, Yunna justru menarik leher Addam, melumat bibir pria itu hingga seluruh tamu kembali bertepuk tangan.

***

Resepsi pernikahan adalah suatu pesta yang diadakan setelah pelaksanaan upacara pernikahan secara agama dilangsungkan. Resepsi memegang peranan yang cukup penting, karena disinilah pihak keluarga pengantin pria dan wanita dapat membangun hubungan yang lebih erat.

Tapi, dikarenakan dari pihak pria tidak mengundang siapapun. Jadi resepsi pernikahan hanya dihadiri oleh keluarga dari pihak wanita, terlihat seluruh saudara Yunna, kemudian pihak keluarga besar Orlando, dan keluarga besar Al Kareem, dan keluarga besar Al Kazaar. Cukup kerabat dari pihak Yunna saja, ternyata membuat resepsi pernikahan begitu ramai.

"Apa kau lelah, Kelinci Kecil?"

Mendengar pertanyaan penuh perhatian dari Addam, membuat Yunna tidak bisa menghilangkan rasa bahagia pengantin baru ini. Sejak dulu, Addam memang selalu bisa menangkap apa yang dirasakan Yunna. Pria ini, meski perhatiannya sejak tadi adalah menyalami kerabat yang datang, ternyata tetap tidak melepas perhatiannya pada Yunna.

Dan tentu saja, ini adalah kesempatan emas bagi Yunna untuk mengajak Addam pergi. Yunna sudah teramat bosan dengan kegiatan salam menyalami, dan kegiatan foto keluarga yang tidak kunjung usai. Jika saja bukan karena Mommy-nya terus mengawasi Yunna, Yunna sudah pasti menarik Addam ke dalam kamar.

"Iya. Jadi ayo kita ke kamar, karena aku ingin segera bercinta denganmu," ucap Yunna frontal.

Addam tau apa yang sedang Yunna rasakan saat ini. Kelinci kecilnya yang begitu cantik ini, sudah diambang kejenuhan menyapa tamu. Meski Yunna bisa menutupi rasa bosannya, dari orang - orang, tapi Yunna tidak akan pernah bisa menipu Addam. Sebab, Addam sangat mengenal istri menggemaskannya ini.

Istri. Ya seorang istri yang akan menemani hari Addam, yang akan menjadi pasangan seumur hidupnya.

Kemudian perlahan jemari Addam mulai menyusup pada jari Yunna, menyatukan tangan mereka dalam satu genggaman. Pria itu membawa tangan Yunna hingga menyentuh bibirnya, Addam mengecupnya dengan begitu lembut.

"Yunna, ini masih ramai, bagaimana jika ada yang mendengar ucapanmu sayang?"

"Kenapa memangnya? Mereka sudah dewasa, dan aku yakin mereka juga mengetahui kalau pengantin baru ini sangat membutuhkan ranjang."

Apa yang kalian rasakan jika, kalian yang sudah tenggelam dalam hasrat yang membara, sampai rasanya kalian ingin mengunci diri dengan pasangan kalian di dalam satu ruangan. Tapi hasrat panas kalian tidak bisa kalian luapkan begitu saja, karena kalian diharuskan menerima ucapan selamat dari para tamu.

Setelah acara sakral pengucapan janji suci, Yunna kira, setelah itu Yunna bisa langsung menarik Addam menuju kamar pengantin mereka. Yunna bahkan sudah tidak sabar mencoba berbagai gaya dalam setiap keintiman yang akan mereka lakukan.

Namun, hanya karena pesta resepsi pernikahan ini. Yunna harus berdiri di samping Addam, sambil terus memasang senyum manisnya. Kegiatan yang sangat membosankan bagi Yunna. Sebab Yunna merasa, sekarang dia seperti pajangan rumah yang dipuja karena keantikkan barang itu.

"Tapi baby, tidak dengan mengatakannya secara jelas begitu."

"Hoo apa suamiku ini seorang pemalu? Padahal di atas ranjang saja kau begitu ganas," ucap Yunna sengaja mengejek Addam.

"Sayang, ada tamu."

Ucapan Addam tidak Yunna pedulikan, wanita ini justru melihat ke arah cuping telinga Addam yang sedikit memerah. Itu adalah tanda bahwa Addam sedang menahan rasa malunya, ciri khas Addam yang hanya diketahui oleh Yunna saja.

"Aku berkata jujur, Prince. Kau begitu panas dan membakar tubuhku, seharusnya tadi kita melanjutkan percintaan kita di--- hhpppmmm."

Jika bayangan kalian, hmmppp yang dialami Yunna adalah ciuman dari Addam. Itu semua salah besar, karena Addam lebih memilih mengambil buah strawberry yang sialannya bisa berada di sebelah Addam, dan memasukkannya ke dalam mulut mungil Yunna.

Addam yang melihat wajah menggemaskan Yunna, sekuat tenaga dirinya menahan diri agar tidak tertawa. Yunna sendiri, dia pun hanya bisa mengunyah buah segar kesayangan kakaknya itu.

"Istirahatlah jika memang kamu lelah, Kelinci kecil. Aku akan menyusul kamu nanti," pinta Addam.

"Menyusul? Aku maunya kita pergi bersama, Prince," rajuk Yunna.

Sepasang netra hitam legam milik Addam, tampak menatap balas pada netra karamel Yunna yang merupakan turunan dari Pak Orlando. Addam sangat paham dengan keinginan Yunna, karena memang sekarang mereka bisa melakukan hubungan tanpa batasan apa pun. Meskipun sejak beberapa hari lalu, mereka memang melakukannya tanpa pengaman sih.

Sayangnya, status Addam yang merupakan anak yatim piatu, tanpa memiliki perwakilan sanak saudara di sampingnya, membuat Addam tidak bisa meninggalkan acara ramah tamah ini. Addam tidak ingin, dia yang baru saja menjadi menantu di keluarga kaya raya ini, langsung mendapat cap buruk, hanya karena Addam tidak menyapa keluarga mertua.

Di sisi lain, Addam juga tidak ingin menceritakan pemikirannya barusan pada Yunna. Addam tidak ingin, pemikiran Addam menjadi beban dalam hidup istri mungilnya ini. Untuk itulah, Addam hanya bisa memberikan kalimat pengertian pada sang istri.

"Little bunny, tubuhmu belum sepenuhnya pulih dari kegiatan kita kemarin malam. Dan jika nanti malam kau ketiduran, bukankah itu artinya malam pertama kita gagal?"

"...." Yunna tampak terdiam sejenak. Wanita yang masih memakai gaun putih gading ini, seperti tengah memikirkan matang - matang ucapan Addam barusan. Memang benar sih, kalau Yunna merasa lelah, karena dia belum tidur.

"Baiklah, aku mengalah. Tapi aku akan menunggu kamu di ruang istirahat. Dan kau yang harus menjemputku," ucap Yunna.

"Tentu saja, Yunna."

Setelah perdebatan kecil itu, mau tidak mau Yunna pun pergi meninggalkan acara ditemani pelayan yang membawa ekor gaun pengantin Yunna. Yunna terus melangkahkan kakinya, hingga menemui kamar tamu yang sudah disulap sebagai ruang istirahat pengantin baru.

Melihat sofa panjang berwarna putih telah menanti kedatangan Yunna, wanita itu pun langsung mendaratkan tubuhnya di atas rasa nyaman bertemu dengan busa empuk berlapiskan kulit lembut. Yunna merasa, tubuhnya seperti mengisi ulang tenaganya.

"Nona... maksud saya, Nyonya Gabriel, kami akan menunggu Nyonya di luar. Silahkan Nyonya beristirahat," ucap pelayan milik Yunna.

"Lakukan lah, dan jangan halangi Addam masuk ke sini. Hanya Addam. Ingat itu?" perintah Yunna pada pelayannya.

"Baik, Nyonya. Kalau begitu kami permisi," jawab pelayan itu.

Pelayan - pelayan itu pun kemudian mulai meninggalkan ruang istirahat. Yunna sendiri sudah tidak peduli lagi dengan keberadaan pelayan yang sudah menghilang di balik pintu yang tertutup. Namun, entah bagaimana, raut wajah Yunna yang sempat terlihat begitu lelah, kini justru berubah menjadi serius.

Punggung indahnya yang sempat menyentuh sisi sofa, kini ditarik ke depan, memposisikan duduk tegak tapi tidak meninggalkan kesan elegan pada wanita cantik ini. Sorot netra tajamnya yang hanya diperlihatkan ketika bekerja, kini mulai terpancar seolah dia adalah sosok yang tidak terkalahkan. Yunna seorang arogan telah kembali.

"Nyaman dengan ranjang pengantin kami?"

"...." Masih tidak ada jawaban, hingga membuat Yunna menarik bibirnya, menciptakan senyum sudut seolah meremehkan sosok yang diajak Yunna berbicara.

"Apa kau masih ingin terus bersembunyi?"

"...."

"Kau tau, aku bukanlah peliharaan bodoh milikmu, yang tidak tau kedatangan kamu ... Daddy," ucap Yunna.

Tepat ketika itu, dari balik selimut ranjang pengantin, muncul seorang pria yang begitu Yunna kenal. Sosok pria yang memiliki aura kuat, sampai Yunna langsung menyadari kedatangan pria itu. Dia adalah pria yang sangat angkuh, yang sempat menjadi kekasih Yunna setelah Yunna putus dari Addaam.

"Jadi ini alasanmu putus dariku, Mi amor?"

"Kenapa? Kau menyesal melihat aku menikah dengan pria lain?"

***

Wahhh Yunna ternyata mantanmu ekstrem juga ya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top