Bab 15
Selamat Membaca
Reina tersenyum sinis mendengar ucapan Addam. "Jika ucapanmu tidak bisa dipegang, hal apa yang akan kamu serahkan pada kami? Karena, koneksi milikku sudah cukup membuat hidup kamu hancur," ucap Reina.
"Aku rela menyerahkan nyawaku, Mommy," tegas Addam. Pria ini bahkan tidak memikirkan apa akibat dari ucapannya, jika seandainya saja dia lalai. Karena baginya, menikah dengan Yunna adalah suatu keharusan.
Ya. Yunna hanya boleh menikah dengan Addam, dan Addam hanya boleh menikah dengan Yunna.
Addam menatap Reina sungguh- sungguh, dia tidak ingin jika Reina menilai Addam sebagai pria yang tidak bertanggung jawab. Lagi pula, memang Addam mengatakan hal jujur. Meski Addam tidak mengenal apa itu cinta, atau pun tidak merasakan perasaan cinta. Tapi Addam memiliki keinginan untuk menikah dengan Yunna, hanya Yunna akan tetap Addam inginkan.
"Baiklah, aku akan memegang janjimu. Tapi sebelum itu, lukamu harus dirawat dulu," ucap Reina.
Kali ini Addam benar - benar dibuat terkejut dengan ucapan Reina, sebab Reina bisa mengetahui tentang keberadaan luka yang dimiliki Addam. Padahal sejak tadi Addam sudah berusaha agar dia terlihat seperti orang normal biasanya, yang tidak memiliki luka tembak. Tapi ternyata kejelian Reina, berhasil menemukan luka Addam.
"Tante-- maksud aku, Mommy tau dari mana?" tanya Addam bagai kucing ketahuan menggambil ikan tuan rumah.
"Dari suara nafasmu, terdengar sedikit berat. Sebab, orang normal tidak akan memiliki deru nafas seperti itu," jelas Reina.
Kemudian tangan Reina menyentuh gagang pintu, menariknya ke arah bawah sampai pintu itu terbuka. Terlihat sebuah kamar yang begitu luas.
"Istirahatlah di sini, aku akan memanggil dokter untukmu," ucap Reina.
"Terima kasih Mom," jawab Addam.
Melihat Reina pergi, Addam pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar itu. Sebab dia memang merasa mengantuk, karena semalam dia belum tidur akibat kedatangan Yunna. Apalagi Yunna datang tidak hanya untuk membantu Addam mengobati luka, tapi juga membantu Addam menyelesaikan hasratnya.
Setelah itu Addam pun mulai tertidur di atas ranjang, memejamkan kedua matanya. Sampai pria itu tidak menyadari kedatangan Yunna yang membawakan pakaian ganti untuk Addam, Yunna kemudian meletakkan pakaian ganti untuk Addam. Barulah Yunna kemudian memilih pergi, tidak ingin mengganggu calon suaminya itu.
"Tenang saja, kali ini aku tidak akan menerkam kamu."
"Benarkah? Padahal, aku sangat menantikan kamu, little bunny," ucap Addam mencoba memancing Yunna.
Yunna yang melihat itu, hanya bisa membulatkan matanya. Sebab, Yunna masih kesal karena kegiatan panas mereka terhenti, tapi dengan seenaknya, Addam justru memancing Yunna.
"Kau! Jangan harap malam pertama kita, kau bisa kabur, Prince," sumpah Yunna.
***
Usai mengantarkan pakaian untuk Addam, Yunna kali ini harus berendam air hangat yang sudah ditaburi bunga mawar dan aroma wewangian yang begitu harum. Tubuhnya dipijat - pijat sambil dibaluri lulur, yang membuat Yunna memilih memejamkan kedua matanya. Namun pijatan itu tidak juga berhasil menghilangkan bekas gigitan dari Addam, justru bekas gigitan itu semakin nampak jelas.
"Bagaimana ini? Jika kita tidak bisa berhasil menghilangkan ini, Nyonya pasti akan marah," ucap salah satu pelayan.
Pernikahan yang akan diselenggarakan oleh Keluarga Orlando adalah jenis pesta pernikahan private. Di mana, hanya kerabat terdekat yang diperbolehkan hadir. Bahkan, Tuan besar Orlando sampai membungkam para paparazi, yang selalu membuntuti para keturunan Orlando.
Itu semua, hanya agar Yunna mau menikah, dan di sisi lain juga, agar hubungan pernikahan antara Yunna dan Addam, tidak mengganggu rencana Addam untuk balas dendam pada musuhnya.
Tapi tetap saja, para pelayan harus bisa berhasil menutupi bekas cinta yang ada di tubuh indah Yunna. Lagi pula itu adalah tugas mereka untuk menutupi seluruh hasil cinta dari Addam. Di sisi lain, semakin waktu berjalan, akhirnya sang mentari yang sudah meninggi menjadi tanda bahwa waktu telah berjalan.
Beberapa saudara Yunna tampak masih tertidur, karena mereka baru datang tadi malam, kini satu persatu mulai bangung. Pria - pria tampan itu, ada yang memiliki wajah sama, dan ada juga yang kembar tapi tidak identik. Mereka tampak memilih melakukan kegiatan mereka masing - masing, ada yang memilih sarapan, ada juga yang memilih jogging.
Juna dan Gibran yang melihat adik - adiknya berada di rumah ini, mereka tersenyum sambil menyesap kopi di tangan mereka.
"Ramai juga rumah ini," ucap Gibran.
"Ya. Karena akhirnya mereka pulang ke rumah," ucap Juna.
"Aku jadi semakin tidak rela, jika akhirnya Yunna menikah secepat ini," ucap Gibran.
"Kenapa?"
"Karena itu artinya, jumlah penghuni rumah ini akan berkurang. Kau tau bukan, kita bisa tertawa karena selalu menjahili Princess Orlando kesayangan kita," jelas Gibran.
"Jika Yunna mendengarnya, kau bisa dipukuli Kak."
"Ya benar. Rasanya aku ingin memukul kepala kalian, karena membuatku harus menikah cepat seperti ini," ucap Yunna yang tiba - tiba datang.
Tentu saja kedatangan Yunna, membuat Gibran dan Juna terkejut. Mereka yang sedang menikmati waktu di balkon, dengan camilan dan kopi panas yang tersaji di atas meja. Kini mereka menatap ke arah pintu, terlihat Yunna memakai jubah mandi, dengan wajah yang sudah memiliki riasan tipis.
"Kau kan sedang bersiap? Kenapa bisa di sini?" tanya Gibran terkejut.
"Pelayan sedang mengambil makanan untukku, makanya aku bisa kabur sebentar," ucap Yuna.
Kemudian Yunna mengambil buah strawberri, buah kesayangan Juna. Juna yang melihat itu pun, membantu menyuapi Yunna, karena Juna tidak ingin tangan Yuna kotor dengan bekas makanan.
"Terima kasih Kak," ucap Yunna yang menerima suapan.
"Pergilah sekarang, Yunna. Kau tidak kasihan pada mereka? Mereka tadi pagi sudah menerima amarah Mommy, dan sekarang mereka terancam mendapat amarah itu lagi, jika tidak berhasil melakukan tugasnya," jelas Gibran.
Yunna kemudian mencium pipi Junna, dan pipi Gibran secara pergantian. "Aku kemari karena harus memberi ciuman pagi pada kalian, tapi kalian mengusirku?" ucap Yunna kesal.
"Hahaha. Maaf sayang, aku lupa dengan kebiasaan kita," ucap Gibran.
"Kau bahkan tidak mengusap rambutku?" tanya Yunna tidak percaya melihat Gibran tidak memberi usapan pada puncuk kepalanya.
"Yunna jangan mulai, rambutmu sudah tertata rapih," ingat Juna pada adik kembarnya itu.
Yunna pun hanya bisa merengut kesal, karena Juna berhasil menggagalkan rencananya. Yunna memang ingin menghancurkan riasannya, agar pernikahan mereka diundur beberapa jam lagi. Dia harus memberi waktu istirahat untuk Addam, ingat? Kasihan Addam yang tadi malam belum tidur.
"Sana pergi, dan keluarlah ketika Daddy dan Abi menjemputmu," perintah Juna.
"Apa Daddy dan Abi akan menjadi pengatarku?" tanya Yunna penasaran.
Oh ayolah, Daddy dan Abi adalah dua bongkahan es yang kembar identik, tapi memiliki sifat yang saling membunuh. Jadi tentu saja, ucapan Juna barusan berhasil membuat Yunna tidak yakin dengan ucapan Juna.
"Kau yang memintanya, jadi tentu saja mereka akan melakukannya," ucap Juna.
"Ini sungguh kabar yang menggembirakan. Baiklah, aku akan pergi. Bye kakak," ucap Yunna, kemudian memilih membalikkan tubuhnya untuk pergi meninggalkan kedua kakaknya.
***
Ada yang penasaran kenapa Yunna punya Daddy dan Abi?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top