Bab 14

Addam melirik jam tangan yang baru saja dia pakai. Pukul 4 pagi, waktu yang masih pagi untuk mereka keluar sekarang. Karena sang cakrawala juga masih begitu gelap, sama seperti warna netra milik Addam. Tapi, karena perintah Sang Nyonya Orlando, tidak mungkin Addam membiarkan Yunna pergi sendirian.

"Kau di mana?"

"Fuck you brother! Jangan ganggu kami!

"Hehhh adik durhaka, Mommy udah bangun bodoh!"

"What? Katakan saja padanya kalau aku di rumah Lisa!"

"Kau pikir dia percaya? Pokoknya---"

"Yunna Berlian Orlando, apa kamu ingin menjadi biarawati sayang?"

Detik itu juga Yunna menghentikan kegiatan panasnya, Yunna tidak lagi menggerakkan miliknya yang sejak tadi menyatu dengan milik Addam. Yunna bahkan harus sekuat tenaga agar deru napasnya terdengar normal. Meski Reina sangat menyetujui hubungan Yunna dan Addam, tapi Reina sangat ketat dalam peraturan hubungan antar pria. Intinya Reina belum tau kalau Yunna sudah melakukan seks.

"Ampun Mom. Iya Yunna pulang sekarang, pliss maafin Yunna MOMMY!!!"

"PULANG SEKARANG ATAU KAMU DIKIRIM KE GEREJA?"

"MOMMYYYYY!!!"

Dikarenakan Yunna mendapat panggilan dari sang mommy tercinta, padahal saat itu Yunna sedang dalam posisi untuk tidak boleh diganggu. Yunna pun terpaksa harus kembali ke parkiran, untuk mengambil motornya dan pergi ke rumah kedua orang tuanya. Sebab, acara pernikahan mereka akan digelar di sana.

Saat ini Yunna sudah memakai celana hitam, dipadukan dengan jaket kulit berwarna hitam. Setelan yang dipilih Yunna, membuat lekuk tubuh wanita ini terlihat jelas, bahkan setelan itu tampak sangat ketat untuk tubuh ramping Yunna.

Yunna sendiri, meskipun dia perempuan, tapi karena seluruh saudaranya laki - laki, jadi dalam perkembangan selama ini, Yunna pun akhirnya mendapatkan pendidikan dan perlakuan yang sama. Seperti motor ini misalnya, saat itu Yunna yang ingin memiliki motor yang sama persis dengan Juna, Yunna memohon pada Daddy-nya. Kemudian Yunna boleh memiliki motor, asalkan Yunna bisa mengendarai motor itu. Hasilnya, tentu saja Yunna jatuh berkali - kali, sampai akhirnya dia bisa mengendarai motor sendiri.

"Aku bisa naik motor sendiri, Prince," ucap Yunna, yang melihat Addam menaikki motor Yunna.

Addam mengambil helm berwarna merah muda yang digantung di atas kaca spion motor Yunna, sudah dapat dipastikan itu adalah helm milik Yunna. Pria itu kemudian memakaikan helm pada kepala Yunna, setelah dirasa sudah terpasang aman, hingga berbunyi 'klik'. Barulah Addam kemudian menaiki motor sport milik Yunna, motor yang sama persis dengan milik Juna.

"Kau bisa melakukannya lagi, ketika aku tidak di sampingmu," jawab Addam yang mengulurkan tangannya pada Yunna.

Yunna tampak mengembungkan kedua pipi mulusnya, hingga membuat bibir merah mudanya mengerucut ke depan. Kalau sudah seperti ini, itu tandanya, Yunna kesal dengan keinginannya yang tidak dituruti. Kemudian, Addam pun turun dari motor itu, kedua tangannya menyentuh pundak rapuh Yunna.

"Kelinci kecil, kita baru selesai bercinta. Aku tidak mau, tubuhmu yang kelelahan karena kegiatan kita, bisa membuatmu mengalami kejadian yang tidak terduga," jelas Addam.

Ucapan Addam yang begitu jelas, perlahan menciptakan semburat merah muda pada pipi Yunna. Yunna menatap ke lain arah, sebagai tanda bahwa dia sedang merasa malu. Hal itu membuat tangan Addam mengusap pipi Yunna dengan lembut.

"Kau tidak perlu mengatakannya dengan jelas," ucap Yunna yang merasa malu.

"Aku hanya mengatakan kenyataan sayang. Jadi ayo naik ke atas motor, dan biarkan aku yang membawa motornya," ucap Addam.

Kemudian Addam pun naik motor lebih dulu, diikuti oleh Yunna. Dan tentu saja, Yunna tidak melakukan protes seperti sebelumnya. Kedua tangan Yunna mulai melingkar pada tubuh Addam, mendekapnya dengan erat dari belakang. Addam yang melihat itu, dia tersenyum dibalik helm yang dia pakai. Yunna sendiri juga tersenyum menyadari posisi mereka.

Kejadian ini mengingatkan Yunna pada masa sekolah mereka, di mana kadang kala Yunna akan menyuruh sopirnya untuk tidak menjemputnya, agar Yunna bisa pulang dengan membonceng Addam. Sebab, di sekolah mereka dulu, banyak sekali cewek yang menyukai Addam. Jadi Yunna sengaja memamerkan kemesraan Yunna dan Addam di depan mereka.

Kenangan sekolah itu, tidak bisa Yunna lupakan begitu saja. Kemudian, selama perjalanan menuju rumah kedua orang tuanya, Yunna bisa melihat lampu kota yang masih menyala, menemani selama perjalanan. Suasana di jalan juga tidak begitu ramai, karena memang ini masih jam 4.30 pagi.

Tidak berapa lama, motor mereka memasuki kawasan rumah pribadi Orlando. Rumah besar ini memiliki lapangan golf pribadi, dan memiliki taman bermain anak - anak pribadi. Karena memang, saat Yunna kecil, entah bagaimana Yunna memiliki saudara laki - laki yang banyak. Mungkin karena Mommy-nya melahirkan anak kembar, jadi terasa banyak.

Itu juga yang menjadikan alasan, Daddy-nya membangun tempat bermain anak pribadi. Apalagi, Yunna dan seluruh saudaranya memiliki keaktifan yang sangat tinggi, jadi tentu saja dengan memiliki taman bermain anak pribadi, diharapkan bisa mengoptimalkan kemampuan Yunna dan seluruh saudaranya.

Yahhh, meskipun sekarang seluruh saudaranya tidak lagi bisa berkumpul bersama. Kemudian motor itu pun berhenti tepat di depan rumah kedua orang tua Yunna. Dan bisa dilihat, Mommy tercinta telah menunggu kedatangan Yunna, bersama dengan pelayan mereka.

"Mor-- ning?" sapa Yunna yang bingung harus mengucapkan apa.

Melihat Yunna sudah turun lebih dulu, Addam pun ikut turun dari motornya. Pria itu kemudian membantu Yunna melepaskan helm, baru lah Addam bisa melepaskan helmnya sendiri. Seluruh pelayan yang melihat perlakuan manis Addam, mereka mulai tersipu, dan mengagumi Addam.

"Selamat pagi, Tante. Maaf Addam mengajak Yunna pergi malem - malem," ucap Addam dengan menampilkan senyumnya. Addam kemudian mengulurkan tangannya, mengecup punggung tangan Reina.

Reina mengusap kepala Addam. "Kamu tidak perlu menutupi kenakalan anak nakal ini, Addam."

"Yunna tidak nakal, Mom," kesal Yunna yang melihat Reina mengatakan dirinya nakal.

"Dan satu lagi, panggil saya Mommy. Seperti anak - anakku yang lain," pinta Reina pada Addam.

"Iya Tante--- maksud aku, iya Mommy," ucap Addam.

"Dan untuk kamu Yunna, cepat pergi bersama pelayan. Kamu harus melakukan kewajiban kamu sebelum menikah," perintah Reina.

Yunna tampak ingin protes dengan perintah Reina, karena Yunna tidak ingin berjauhan dengan Addam. Tapi tatapan menakutkan dari Reina, berhasil menyiutkan nyali Yunna.

"Yes Moooom," ucap Yunna.

Yunna pun kemudian pergi lebih dulu, bersama dengan seluruh pelayan yang tadi menunggu mereka. Kini Reina dan Addam mulai berjalan ke dalam rumah. Karena Reina sendiri yang akan menunjukkan tempat Addam beristirahat.

"Nak, Mommy ingin bertanya sesuatu. Tolong jawab jujur, tidak perlu menutupi apa pun dari Mommy," ucap Reina.

Addam mengangguk sekali, "Tanya saja Mommy. Jika aku bisa mengetahui jawabannya, aku pasti akan memberi jawaban," ucap Addam.

"Mommy kenal betul sifat arogan dan keras kepala Yunna. Yunna bahkan akan rela melakukan apa pun, demi bisa mendapatkan keinginannya."

Addam setuju dengan ucapan Reina barusan. Bahkan saat pacaran saja, Addam adalah pihak yang selalu mengalah, sebab Yunna tidak akan pernah mau menurunkan ego-nya untuk meminta maaf, kecuali jika itu berhubungan dengan seks. Yunna tipe orang yang sangat sulit untuk ditaklukkan.

"Dan Mommy bisa menebak, Yunna pasti melakukan transaksi dalam pernikahan ini, benar?" tanya Reina.

"Tante ... maksud aku Mommy, tolong jangan batalkan pernikahan kami," ucap Addam yang menyadari bahwa Reina mengetahui tentang kontrak pernikahan Yunna dan Addam. Meskipun kontrak pernikahan itu belum dibicarakan dengan benar, tapi memang Yunna hanya ingin melakukan pernikahan kontrak.

"Kenapa? Apa Yunna mengancammu untuk tidak membatalkan pernikahan kalian?" tanya Reina lagi.

"Bukan. Yunna tidak pernah sekalipun mengancam aku, dia justru berniat mencari pria lain jika aku menolak tawaran pernikahannya," ucap Addam.

"Lalu kenapa? Kenapa kamu tidak menolak tawaran Yunna? Apa kau juga ingin melakukan pernikahan yang akhirnya berujung perce---"

"Maaf menyela Mommy. Tapi, dalam hidupku, aku memiliki prinsip, manusia dilahirkan satu kali, begitupun dengan pernikahan, akan aku lakukan satu kali dalam seumur hidup. Dan orang yang ingin aku nikahi adalah Yunna."

Reina tersenyum sinis mendengar ucapan Addam. "Jika ucapanmu tidak bisa dipegang, hal apa yang akan kamu serahkan pada kami? Karena, koneksi milikku sudah cukup membuat hidup kamu hancur," ucap Reina.

"Aku rela menyerahkan nyawaku, Mommy," tegas Addam. Pria ini bahkan tidak memikirkan apa akibat dari ucapannya, jika seandainya saja dia lalai. Karena baginya, menikah dengan Yunna adalah suatu keharusan.

Ya. Yunna hanya boleh menikah dengan Addam, dan Addam hanya boleh menikah dengan Yunna.

***

Apa pendapat kalian kalau dapat ibu mertua macam Reina? Wkwkwk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top