11. Si Cantik Ara

Jadi aku sekarang kekasihmu hmm?

Reikhan tersenyum tapi jantungnya berdebar mendapat tatapan intens dari Zia.
"Maaf, aku hanya tidak ingin kakakku terus menganggumu. "
Zia akhirnya mengangguk paham. Dia menutup mata nya untuk meredam kemarahannya pada Aston. Bisa-bisanya dia hampir membongkar identitas Zia. Lihat saja jika bertemu nanti, pikir Zia.

Reikhan memarkirkan mobilnya dibasement dan mereka turun dengan hanya saling diam. Zia sibuk dengan pemikiran bagaimana dia bisa mendapatkan surat perjanjian itu, dan Reikhan sendiri sibuk dengan perasaannya yang tak menentu jika melihat Zia.

"Kenapa kau pergi ke club jika sedang sakit?"

"Aku hanya ingin bertemu temanku sebentar tadi. Dan sialnya bertemu dengan tuan Nowel. Ah.. Sangat menyebalkan. "
Zia benar-benar kesal dengan kejadian malam ini. Semoga tidak ada para wartawan yang tahu kalau dia adalah Zia.

"Ya sudah istirahatlah. Selamat malam "
Reikhan masuk kedalam kamarnya, begitu juga Zia. Didalam kamar Zia menempelkan ponsel kecilnya untuk mendengar apakah Reikhan akan sekedar menelpon atau apa pun itu. Zia kecewa karena tidak ada suara apapun, tapi saat Zia ingin mematikan ponsel canggih itu Reikhan berbicara dengan seseorang. Mungkin Reikhan menelpon seseorang.

"Ya... Aku pulang ke apartement. Hahhahha.. Kalian lanjutkan saja. Tidak, dia bukan wanita seperti itu. Hahahhaa brengsek kalian.
Ntah la.. Mungkin aku jatuh cinta padanya. Tapi sepertinya dia tidak menyukaiku selain sebatas teman. "

Hati Zia menghangat mendengar semua itu. Bagaimana ini, pikirnya. Jika Reikhan benar-benar jatuh cinta padanya maka dia akan mendapat malapetaka. Tujuan Zia adalah membuat Reikhan hanya menyukainya, dia akan menyakiti Reikhan jika benar pria itu jatuh cinta dengannya. Suka dan cinta itu hal yang berbeda. Dia hanya ingin Reikhan menyukainya dan menjadikannya kekasihnya, lalu dia tahu semua rahasia Reikhan. Dia tidak mau Reikhan mencintainya. Saat dia tahu jelas dua pria menginginkannya, tapi tidak satupun yang dia inginkan. Ntah kenapa! hati Zia begitu sulit ditembus oleh panah cinta seorang pria.

...

Pagi menjelma dan Zia dengan semangat bangun pagi.
Dilihatnya jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi, jika dia bangun jam segini di Fortania. Ibunda nya pasti akan mengomel, ah.. Rasanya dia merindukan ibundanya.

Setelah mencuci muka dan menggosok gigi Zia menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Reikhan. Nasi goreng dan telur mata sapi serta french fries. Itu menu favorite Zia untuk sarapan.
Dia memilih sarapan sendiri karena perutnya sudah lapar tapi Reikhan belum juga bangun. Selesai dengan sarapan, Zia memilih bersih-bersih. Dia mengambil sapu dan juga kain pel, selesai menyapu dan mengepel Zia mengelap kaca pembatas jendela balkon saat itu dia terkejut karena wajah Reikhan muncul didepannya tiba-tiba.

Reikhan tertawa sampai wajahnya memerah. Zia menatapnya dengan intens tapi Reikhan ikut menatapnya membuat tatapan mereka menjadi benar-benar tatapan orang yang sedang jatuh cinta.
Reikhan dan Zia sama-sama mendekat ke cermin itu, tatapan Reikhan jatuh kebibir merah milik Zia. Tapi Zia dengan jahil menyemprotkan pembersih kaca ke jendela itu lalu tertawa.
Reikhan ikut tertawa merasa konyol sendiri karena memikirkan bibir Zia.
Dia keluar dan masih melihat Zia yang memegang perutnya menahan tawa.

"Kau sudah sehat ya. Sehingga bersih-bersih."
Zia berusaha meredakan tawanya.
"Iya, aku rasa perlu sedikit membersihkan apartementmu ini tuan Reikhan. "

"Ayo, aku bantu." Zia mengangguk dan mereka sama-sama membersihkan seluruh apartement itu. Hampir dua jam bersih-bersih Reikhan lelah dan duduk dilantai balkon sambil menjulurkan kakinya.

"ternyata lelah juga ya"
Zia masih berdiri mengelap keringat nya. Zia begitu seksi dengan keringat seperti ini. Wajah tanpa make up, rambut yang hanya digulung-gulung. Benar-benar cantik, pikir Reikhan.

" Zia, maukah kau menjadi kekasihku? "
Zia yang sedang meneguk botol minumnya menyemburkan air yang hampir membasahi tenggorokannya. Zia ikut duduk melihat wajah Reikhan dengan serius.

"Kau kenapa? "
Zia ikut duduk disebelah Reikhan yang masih melihat wajahnya intens. Sebelah tangan Reikhan membenarkan anak rambut Zia, jantung Zia sepertinya tidak sehat jika terus berdekatan dengan Reikhan.

"Aku menyukaimu, maukah kau jadi kekasihku? "
Zia menelan ludahnya sendiri mendengar itu. Aston sudah berpuluh kali mengatakannya, mantan-mantannya sudah sering mengatakan ini padanya. Tapi kenapa saat Reikhan mengatakannya terasa berbeda. Padahal tidak ada hal special yang pernah dilakukan Reikhan untuknya ataupun untuk memikat perhatiannya.

Zia masih diam tak bergerak hingga jarak mereka hanya satu senti saja.
Perlahan bibir Reikhan menyentuh bibirnya, Reikhan memegang pipi Zia dan kecupan yang diberikan Reikhan mampu membuat Zia merasakan tersengat aliran listrik. Sebentar tapi mampu membuka pertahanan hatinya, Zia tidak sadar kalau ini adalah permainan yang harus dia menangkan. Sepenuh hatinya dia ikut membuka mulutnya, memberikan peluang bagi Reikhan.

"Maukah kau menjadi kekasihku? "
Pertanyaan itu diulang lagi oleh Reikhan, membuat Zia tersadar dengan semuanya.
Fokusnya kembali pada tujuannya.
Lalu Zia mengangguk membuat Reikhan tersenyum bahagia.
Zia nekat mencium pipi Reikhan dan dia tertawa.
"Anggap itu adalah jawaban ya dariku? "
Reikhan bangkit dan tiba-tiba menggendongnya lalu berputar-putar membuat Zia tertawa.

Reikhan mendapatkan wanita yang dia inginkan. Tanpa dia tahu apa yang akan terjadi kedepannya.
Zia mendapatkan targetnya, tanpa dia tahu perasaan sesungguhnya yang dia miliki.

Tbc ❤❤❤

Bagi yang gak sabar nunggu aku up bisa beli buku ataupun ebook nya ya.
Buku nya sudah ready kok.

Contac : 082385749070

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top