10. Nowel Si Bastard.
Aston meminta Zia untuk tidak dekat-dekat dengan Nowel, tidak perduli dengan alasan apa pun Zia tidak boleh berdua dengan bajingan itu, menurut Aston. Dan Zia berkata akan mengusahakannya.
Zia turun dengan Aston dari dalam mobilnya didepan sebuah restoran Indonesia di London.
Zia memang sangat mencintai Indonesia, dan ini adalah restoran favoritnya. Aston sudah membooking restoran ini untuk dirinya. Aston tahu kalau Zia tidak suka berita kedekatan mereka menjadi bahan perbincangan nantinya, sehingga jika mereka jalan berdua Aston akan menyiapkan tempat private.
Saat akan memasuki restoran, mata Zia membulat melihat Vanya keluar bersama seorang wanita paruh baya. Dari balik kaca mata hitamnya Zia berpikir mungkin itu adalah ibu nya Vanya. Aston menggenggam tangannya dan Vanya menatap tajam kedirinya.
"Lihat lah, beruntung sekali wanita yang dikencani seorang bilioner muda itu Vanya. Harusnya kau bisa juga menaklukan Reikhan". Suara ibu Vanya hanya dapat didengar oleh Vanya.
Vanya bukannya merasa mengenal Zia yang memakai topi dan kaca mata hitam itu, dia hanya ingin tahu wanita mana lagi yang dibawa seorang Aston untuk berkencan.
Zia duduk manis dan membuka topi serta kaca mata nya.
Saat semua pelayan menyiapkan hidangan makanan mereka Aston mengeluarkan sebuah kotak cincin berwarna merah.
Zia memberikannya lagi kepada Aston tidak mau menerima lamaran konyol seperti ini.
"Buka dulu, setelah itu baru kembalikan padaku jika kau tak suka."
Dengan penasaran Zia membuka kotak cincin itu dan menemukan sebuah cincin yang dia inginkan selama ini. Cincin dengan batu Rubby yang sangat langka itu.
"Ah.. Kak, kau tahu dari mana aku sangat menginginkan ini."
Zia langsung memakai cincin itu dan mencium jarinya sendiri.
"Tentu aku tahu apa pun keinginan wanita yang kucintai."
Hati Zia tersentuh dan menatap sedih Aston. Dia memeluk Aston dan menyandarkan tubuhnya didada Aston.
"Kak, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menggantungmu. Aku hanya tidak ingin jika suatu saat hubungan kita tidak berhasil, dan kau akan membenciku. Ataupun sebaliknya."
Aston mendekap erat tubuh Zia dengan sayang.
"Tidak usah dipikirkan sekarang. Aku akan melamarmu jika waktunya tiba. Dan kau tidak boleh lagi menolakku."
Zia hanya diam tersenyum menegakkan kepalanya untuk melihat mata Aston. Aston mencium hidung Zia membuat mereka berdua tertawa.
Ah.. Andai saja Aston tahu kalau di tidak tahu akan menjawab iya atau tidak nantinya.
Selesai dengan makan di restoran itu Aston mengantarkan Zia kembali ke apartment Reikhan. Zia berjalan masuk dengan perlahan dan menaiki lift menuju unit Reikhan. Saat dia membuka kunci apartment, dia terkejut karena pintu tidak terkunci. Zia masuk dengan perlahan takut maling atau sebagainya ada didalam sana.
Tapi dia melihat seorang pria yang masih menggunakan kemeja kerjanya dengan kancing yang sudah terbuka dibagian atasnya. Pria itu sedang menata makanan dimeja makan dan menatapnya dengan senyuman. Senyuman yang memberikan rasa berbeda saat dia melihat senyuman Aston untuknya.
Senyuman Reikhan membuat jantungnya berpacu lebih cepat sedangkan senyuman Aston membuatnya nyaman dan hangat.
"Kauu sudah kembali? Bagaimana kata Dokter?" Pertanyaan Reikhan membuat Zia kembali pada dunia nyata.
"Kata dokter aku hanya kurang tidur. Makanya sakit kepala." Reikhan tersenyum sambil menggeser kursi, dia menarik tangan Zia untuk duduk dikursi itu.
"Ayo makan. Aku sudah menyiapkan semua ini untukmu." tanpa sadar Zia memegang perutnya dan menarik nafas. Bagaimana dia bisa makan lagi? Perutnya sudah penuh saat makan bersama Aston tadi.
"Apa kau masak sendiri? Dan kenapa sudah pulang?"
Yang ditanya hanya diam menuangkan air putih untuk Zia.
"Aku khawatir padamu, jadi aku memilih pulang. Dan ini semua aku pesan." Zia mendengus melihat senyum konyol. Reikhan.
"A0ku sudah makan tadi diluar. Bagaimana bisa aku makan lagi."
"Kau makan bersama siapa? Pacarmu?"
"Kenapa?"
"Tidak ada." Dan percakapan mereka terhenti karena Reikhan sudah memasukkan pasta kedalam mulutnya. Raut wajah Reikhan kesal dan itu terlihat jelas.
Mau tak mau Zia ikut makan karena tidak enak dengan Reikhan yang sudah menyiapkan semuanya.
"Karena besok libur kantor, apa kau ingin pergi ke suatu tempat?"
Zia melihat wajah Reikhan lagi saat bertanya.
"Tidak, aku akan tidur sepanjang hari saja."
Reikhan mengangguk dan melanjutkan makannya. Ponsel Reikhan bergetar membuat makan mereka terhenti sebentar karena suara nada dering ponselnya.
"Ya hallo Paman.."
Ah... Ya.. Ya aku mengerti. Terimakasih, aku akan mengambil surat itu ke kantormu.
Jangan beri tahukan hal ini kepada kak Nowel.
Zia sepertinya sedikit lagi akan berhasil. Dia tahu jelas surat apa yang dimaksud Reikhan. Tapi saat Reikhan menatapnya dia pura-pura tidak tahu dan hanya makan sambil melihat ponselnya.
******
Malam itu Zia pergi kesebuah club di London ingin bertemu Angelika, tapi sialnya di club itu ada Nowel. Nowel mendekatinya dan mengajak Zia berbicara.
Reikhan bersama sahabatnya melihat kedekatan Zia dengan Nowel, membuat Reikhan menjadi bahan lelucon sahabatnya.
"Hei Rei.., jika kau suka kau tinggal mengatakannya saja bukan. Sebelum kakakmu itu mengambilnya. Aku sangat yakin kak Nowel menyukai sekertarismu yang seksi itu."
Reikhan ingin bergerak menjauhkan Nowel yang sekarang berjoget dilantai dansa. Dia menarik tangan Zia untuk mengikutinya tadi, dan Zia sepertinya tidak dengan mood yang baik. Lihat saja Zia seperti ogah-ogahan dilantai dansa itu.
Tangan Nowel melingkar dipinggang Zia membuat Zia melotot tak suka. Tapi sebelum Zia melepaskan tangan Nowel, sebuah pukulan yang cukup keras mendarat diwajah Nowel membuat pria itu jatuh tersungkur.
"Jangan pernah menyentuhnya lagi Nowel Edward. "Aston menarik lengan Zia, tapi Nowel bangkit dan meneriakinya.
"Kenapa kau tidak suka. Apa kau kenal wanita ini? "
Rahang Aston mengeras membuatnya berbalik badan dan menatap Nowel dengan tatapan membunuh.
"Maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya? " Zia berpura-pura tidak mengenal Aston. Karena jika dia ketahuan maka semuanya akan sia-sia.
Aston sendiri hanya diam sesaat dan melihat wajah wanita yang dia cintai.
"Ah.. Maafkan aku Nowel, aku salah orang. "
Nowel tersenyum sinis, dan menarik tangan Zia dari genggaman Aston. Dengan terpaksa Aston harus melepaskan tangan Zia. Reikhan berjalan mendekat dan menarik Zia dari Kakaknya.
Mereka jadi bahan tontonan lagi, bahkan ada yang mengambil foto Aston.
"Kak maafkan aku tapi Ara sekarang adalah kekasihku." Rasanya Aston ingin membunuh pria yang tiba-tiba hadir dan mengambil tangan Zia dari Nowel.
Sedangkan Nowel dan Zia sama-sama terkejut mendengar itu semua.
Reikhan merangkul Zia dan mengajaknya keluar dari club itu.
Sesampainya didalam mobil Zia menatap horor Reikhan.
"Jadi aku sekarang kekasihmu hmm? "
Tbc 💞💞💞
Khusus buat kalian aku bakal up kembali cerita ini. Kenapa??
Karena akan ada babak baru di cerita Aston dan Zia nantinya 😉
😘😘😘😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top