🌹Maaf
"Waktu mungkin bisa mengubah banyak hal, termasuk kamu. Namun bagiku, tidak untuk kenangan di antara kita."
-Princess Adhera
🌹🌹🌹
Menjadi istri adalah hal baru yang selalu membuat Adhera tak pernah berhenti bersyukur. Apalagi seorang istri dari Arsyamil, suaminya yang penuh dengan kejutan. Hari-harinya selalu ia lewati dengan penuh suka cita. Berharap, ke depannya akan selalu seperti ini.
Saking bahagia hidupnya saat ini, ia sampai lupa bahwa setiap manusia akan diuji.
"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." (Q.S. Al-Imran/3: 186)
Kekokohan iman berbanding lurus dengan ujian. Semakin kokoh iman seorang hamba, maka semakin besar pula ujian yang akan diterima. Adhera paham betul akan hal ini. Sebab setiap selesai sholat tahajjud, Arsya selalu memberinya nasehat agar selalu bersabar dan bersyukur. Apapun yang ia jalani setiap harinya, entah itu menyenangkan atau tidak, ia harus bersyukur. Pun nasib buruk yang menimpanya, ia harus bersabar dalam menghadapinya. Selain menjadi suami bagi Adhera, pria yang kini sudah ditumbuhi jambang disekitaran dagunya itupun berperan sebagai seorang guru untuk istrinya. Sebagai nahkoda rumah tangga, sudah sepatutnya ia menuntun dan membimbingnya menuju jalan yang Allah ridhoi.
Setiap pagi, selepas tahajjud, do'a Adhera yang paling sering terucap adalah semogga Allah meridhoi 'ibadah panjang mereka'. Sebab langkah mereka tak akan ada artinya jika Allah tak meridhoi. Baginya, awal dari segala perbuatan, adalah niat. Niat yang paling baik adalah niat yang diridhoi Allah.
"Assalamualaikum," salam dari Arsya mengintrupsi kegiatan memasak wanita berdaster itu.
Sebelum keluar menghampiri sang suami, Adhera terlebih dahulu mencuci tangannya yang menguarkan bau bawang merah yang beberapa saat lalu ia cincang. "Wa'alaikumussalam warahmatullah," ujarnya, lantas buru-buru menghampiri Arsya yang baru pulang dari masjid, sehabis sholat subuh berjam'ah.
Adhera meraih sajadah di tangan Arsya, lalu berganti mencium telapak tangan kasar pria itu. Senyum di wajah Adhera terbit kala sang suami mendaratkan ciuman di dahinya, lama. Kemudian, pria itu mencubit pipi Adhera dengan gemas.
"Aw ... sakit, Mas!"
"Salah sendiri. Kenapa pagi-pagi udah bikin Mas gemes. Jadi pengen gigit kan, itu pipi yang sudah semerah tomat," goda Arsya saat melihat rona merah di wajah istrinya.
"Mas, ih!" Adhera menepuk pelan pundak pria itu. "Mandi, gih. Biar bisa cepet sarapan," ujarnya setelah berhasil mengendalikan diri. Arsya yang seperti ini membuat Adhera salah tingkah. Dengan wajah jahilnya, suaminya itu tak berhenti memandang wajah bersemu Adhera. Hingga sebelum berlalu menuju kamar, ia sempatkan untuk mencuri cium di pipi Adhera.
"Maaaaaaas ... Adhe kaget!" seru Adhera setalah suaminya berlari menjauhinya. Tapi setelahnya, senyum malu-malu kembali terbit di wajahnya.
Allah... Manis sekali suaminya itu.
🌹🌹🌹
Pria dengan jambang yang mulai memenuhi dagunya itu sudah siap dengan setelan jas kantornya, ketika ponselnya berdering. Ia mengangkat panggilan yang masuk ke ponsel pintarnya sembari berjalan ke arah dapur, menghampiri sang istri yang kini tengah sibuk menyiapkan bekal makan siangnya.
"Halo, assalamualaikum? Ya, Ran?"
"Meeting pagi ini dimajukan, Pak. Selepas makan siang nanti, Pak Anton katanya ada pertemuan penting di luar kota. Berhubung semua berkas sudah disiapkan, mau tak mau kita harus menyesuaikan, Pak," ujar sekertarisnya setelah menjawab salamnya barusan.
"Atur saja, Ran. Saya sampai di kantor sekitar tiga puluh menit lagi," jawab Arsya sambil memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk sampai di kantornya. Jalanan yang macet, membuat jarak dari kantor yang sebetulnya hanya memerlukan waktu dua puluh menit, bisa ngaret menjadi tiga puluhan menit.
Setelah mengatakan itu, panggilan pun terputus. Adhera yang sedari tadi sudah selesai dengan kegiatannya, kini menatap maklum ke arah sang suami. "Ada meeting, Mas?" tanyanya setelah Arsya meletakkan ponselnya di atas meja.
Arsya mengangguk, kemudian meraih segelas kopi yang disodorkan Adhera di depannya. Ia menyeruputnya pelan. Tak sampai setengah gelas sisa kopinya, pria itu sudah bangkit lagi. "Mas sarapannya di kantor aja, Dhe," ujarnya.
Adhera yang memang sudah mengerti kesibukkannya mengangguk, paham. Wanita itu kemudian memasukkan bekal makan siang Arsya ke dalam paper bag berukuran sedang. Ia mengekori langkah sang suami menuju rak sepatu. Pria itu setengah membungkuk, mengenakan sepatu pantofel hitam mengkilatnya.
"Kamu kalau keluar rumah, jangan lupa kasih tahu aku, ya?" pinta Arsya setelah sepatunya terpasang sempuran.
Adhera meringis, mengingat kejadian minggu lalu yang lupa memberitahu pria itu, hingga membuat suaminya itu khawatir. Adhera pun mengangguk, lalu menyerahkan paper bag berisi bekal Arsya. "Jangan lupa sarapan. Makan siangnya juga nanti dihabisin. Aku masaknya pakai cinta," ujarnya dengan suara dipelankan pada ujung kalimat.
"Hah, apa?" Arsya yang sebenarnya mendengar seluruh kalimat wejangan Adhera itu tersenyum jahil. "Mas gak denger," imbuhnya.
"Ish! Jangan lupa sarapan. Awas kalau bekalnya sampai gak habis," ujar Adhera berlainan dengan ucapannya beberapa saat lalu.
Arsya kembali mengembangkan senyum lebar. Ia rasanya tak ingin meninggalkan Adhera sendiri di rumah. Istri manisnya itu membuatnya gemas berkali-kali lipat setiap harinya. Ia ingin membawa Adhera ke kantor, meminta menungguinya hingga ia selesai dengan pekerjaannya. Tapi sayangnya, itu tak mungkin. Selain menjadi istrinya, wanita cantik di depannya itu pun punya hak untuk melakukan keinginannya sendiri. Meski jika Arsya mengutarakan keinginan untuk mengurungnya di kantor pun, ia yakin Adhera tak akan keberatan.
"Siap, Bu Arsyamil!" ujar Arsya seraya hormat ke arah istrinya. Adhera terkekeh, lalu tanpa diduga memukul pelan pundak suaminya. Wanita itu terlihat malu-malu.
"Ya udah, Mas berangkat ya. Hati-hati di rumah. Sekali lagi, kalau keluar jangan lupa kasih tahu, Mas. Mas benci saat pikiran buruk memenuhi kepala ketika tidak menemukanmu di rumah," ujarnya seraya mengelus kepala Adhera yang tertutup kerudung instannya. Adhera menunduk. Perasaan bersalah tiba-tiba menghinggapinya. "Dhe, jangan bikin Mas khawatir lagi, ya?"
Adhera mendongak, lantas mengangguk patuh, seperti anak kecil yang diberi petuah oleh ayahnya. "Maaf," ujarnya pelan.
"Udah, ah. Jadi melow gini. Mas berangkat deh," sela Arsya sambil menyodorkan tangannya di depan Adhera.
Adhera yang tahu maksudnya, langsung meraih tangan besar Arsya untuk diciumnya. Selepas itu, Arsya beralih mencium keningnya. Tradisi indah yang semakin memperkuat ikatan di antara mereka. "Mas berangkat. Assalamualaikum, Zaujati," ujar Arsya. Pria itu melangkah menurunk undakan tangga menuju garasi di samping rumah.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah," balas wanitanya, dengan mata yang terus tertuju pada punggung sang suami. Seperti kebiasaannya sebelumnya, Adhera tak akan masuk rumah sebelum mobil Arsya benar-benar menghilang dari pandangannya.
Sepeninggalan Arsya, sebuah mobil hitam memasuki pekarangan rumah minimalis itu. Dari tempatnya, sulit bagi Adhera menebak siapa orang yang berada di balik kemudi. Hingga beberapa saat kemudian, setelah mobil terpakir sempurna di depan pekarangan, barulah wajah sumringah Sabrin keluar dari kursi penumpang. Melihat senyuman itu, sukses membuat senyum di wajah Adhera ikut mengebang. Namun tak sampai lima menit. Karena ketika seseorang yang duduk di balik kursi kemudi keluar. Dan menampilkan wajah seorang pemuda maskulin, membuat senyum Adhera lenyap. Adhera terpaku di tempat. Sosok itu ...
Bang Zaid?
****
Assalamualaikum.... :)
Ada yang nungguin, gak? Oke, sebelum masuk ke konflik, biar gak nyesek-nyesek amat, Adhera kita kasih yang manis-manis dulu, ya :'v
Tengkiyuuu udah mampir. Jangan lupa vote dan comment biar semangat nulisnya. Ehehe
Nb: Menerima masukan, entah itu pedas, manis, asam, pait maupun gurih. Syukur-sukur masukannya komplit😆
Big Love,
Rifa❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top