Bab 32

Selamat Membaca

Aransemen lagu dan tarian ballet bagai angsa terbang, membuat seluruh mata merasa segar melihatnya. Juri bahkan memberi senyum bangga melihat Sakura yang selalu mendapat medali emas, memberi kejutan.

Sedangkan Naruto, dia duduk di depan meja rias. Sejak awal melihat pertunjukkan, Naruto terus saja menatap kecewa pada Kaisar Uchiha. Lelaki teme itu dengan kejam memberikan hasil kerja kerasnya pada Sakura.

Jujur saja, andai Sakura mencuri miliknya. Naruto tak akan pernah peduli. Hanya saja, yang Naruto pedulikan adalah ... kenapa orang yang dicintainya, orang yang bahkan mengatakan akan membantunya menjadi permaisuri, harus mengkhianati kepercayaan dirinya?

"Naru...."

Naruto menoleh pada sahabatnya yang mengenakan seragam dayang istana. Ada rasa rindu pada sosok pirang yang sebenarnya adalah seorang Bangsawan Yamanaka.

"Aku tidak tau lagi harus bagaimana Ino."

Ino menatap pada buku tulis dan kaset cd-player di atas meja rias. Ino sudah mendengar perihal milik Naruto yang sama dengan Sakura. Ingin rasanya dia mencekik Sakura yang melakukan kecurangan.

Tapi, ini bukan saatnya Ino memikirkan pembalasan. "Naru, mereka ingin bertemu denganmu."

Pintu perlahan terbuka, tatapan Naruto pun telah tertuju pada pintu. Penasaran siapa yang ingin menemuinya.

》》》

Shisui melangkah mendekati tempat Kaisar Uchiha duduk. Tubuhnya membungkuk. "Putri Uzumaki telah sampai di Istana, Yang Mulia."

Walau tipis, mata Kaisar Uchiha sempat melebar sedikit. Bibirnya kemudian tersenyum, membuat Putri Mikoto yang melihatnya, mengira bahwa anaknya tersenyum karena melihat penampilan Putri Haruno.

Tepat setelah musik berhenti, Kaisar Uchiha langsung berdiri. Sebenarnya sejak tadi beliau sudah muak dengan penampilan gadis gulali di hadapannya yang menggunakan hasil jerih payah dobe-nya.

Beliau bahkan terus saja menggertaknya gigi-giginya, akibat harus menahan amarah. Karena bagi beliau, kecurangan tak akan termaafkan.

Dan kali ini, bukan hanya gadis gulali itu yang akan mendapatkan konsekuensinya. Tapi seluruh parlemen yang mendukung Perdana Menteri juga akan melihat seberapa kuat pengaruh Putri Uzumaki untuk Kaisar Uchiha.

Seluruh penonton yang melihat Kaisar Uchiha bangun dan berjalan menuju panggung, juga ikut bangun. Bahkan tindakan itu membuat Perdana Menteri memasang ekspresi bahagia.

Namun, kehadiran sosok gadis pirang dengan mengenakan pakaian sutra panjang, bahkan sangat panjang hingga menjalar di belakangnya. Tatapan tak kalah dingin dari Kaisar Uchiha terpancar pada sapphirenya.

Dia adalah ...

"Putri Uzumaki Naruto?" tanya Kaisar Uchiha sedikit terkejut dengan tatapan yang mengarah padanya.

Naruto menekuk lututnya sedikit--memberi hormat--sebelum kemudian dia menjawab dengan nada yang datar. "Maaf hamba baru memberi hormat pada Yang Mulia."

Naruto kembali melanjutkan langkahnya, dia berpapasan dengan Sakura yang terus memberi senyum seolah sedang menyemangati.

"Akan aku ingat terus perbuatanmu ini, Haruno," bisiknya ketika melewati Sakura.

Sakura berniat membalas ucapan dari rivalnya, pikirannya tak paham kenapa dia bisa mendapat kalimat dengan tatapan penuh dendam.

Tapi melihat seluruh penonton begitu penasaran dengan tampilan yang akan segera Naruto perlihatkan, Sakura pun memilih melanjutkan langkahnya ke belakang panggung, berniat melepas kostum balletnya.

Kembali pada Naruto, gadis itu memberi hormat pada penonton sebelum kemudian memakai topeng shinigami. Dia mengambil dua pedang yang telah disiapkan oleh penata panggung.

Suasana bunga-bunga dari tampilan Sakura, perlahan berganti dengan suasana gelap ditambah lagi, langit cerah yang tadi menyambut iringan tarian Sakura tiba-tiba dengan langit mendung.

Pada bagian pengiring musik, terlihat Chouji menebuh sepasang gendang didepannya, diikuti dengan musik suling dari Lee.

Angin dingin tiba-tiba menusuk tubuh Kaisar Uchiha, lelaki yang memiliki manik tajam itu bisa melihat Naruto yang berjalan ditengah penonton, dan mulai melakukan pembasmian.

Kaisar Uchiha bisa melihat, penotkn yang tadi terkagum dengan tampilan tarian ballet dari Sakura, satu persatu mulai kehilangan nyawanya.

Naruto kembali menyeret pedang yang dipeganya, menatap nyalang pada Kaisar Uchiha. Memperlihatkan, bahwa gadis kecil itu tak memiliki rasa takut apa pun.

Tanpa sadar, Kaisar Uchiha menggenggam ujung kursinya. Maniknya terus menatap Naruto, mencoba menghentikan amarah dari gadis kecilnya itu.

Hingga sebuah suara membuat Kaisar Uchiha kehilangan pemandangan lumuran darah yang dilihatnya.

"Yang Mulia?" Shisui menyentuh tangan Kaisar.

"Ada apa?" tanya Kaisar Uchiha.

Shisui tersenyum ketika melihat sepupunya telah kembali dari delusi yang diciptakan Naruto. Kemudian, lelaki manis itu kembali menatap ke arah Naruto yang bersiap menggunakan kaki kanannya sebagai penutup tarian.

Shisui benar-benar tak menyangka, kemampuan tarian milik Permaisuri Kushina, bisa dia rasakan kembali di tahun ini. Padahal, keturunan daru Permaisaru Yang Agung itu konon telah tiada.

Tepat ketika kaki kanan itu menginjak tanah kembali, tatapan sapphire itu sedikit berubah seolah sedang menahan sakit.

Dan tarian pun akhirnya selesai dengan penonton yang terlihat mengambil napas sebanyak mungkin, seolah mereka tadi sedang merasakan kematiannya sendiri.

"Terima kasih telah melihat pertunjukkan hamba," ucap Naruto kemudian membungkuk.

》》》

Kini setelah pertunjukan selesai, Naruto dan Sakura telah kembali memakai kimono sebagai simbol calon kandidat. Mereka pun terlihat duduk di depan Kaisar Uchiha.

Kali ini, yang berhak memberi nilai adalah penari profesional, Kurenai-sensei. Kemudian ada Putri Mikoto dan Putri Senju Tsunade.

Sedangkan Kaisar Uchiha, beliau telah diketahui memberi perhatian lebih pada salah satu kandidat, jadi para menteri melakukan protes agar Kaisar Uchiha dilarang memberi nilai.

"Jujur saja, ini kali pertama saya melihat tarian yang membuat saya ketakutan dan juga kagum," ucap Kurenai-sensei yang diangguki oleh semua orang.

"Jadi saya akan memberi nilai, 8 untuk Putri Haruno, dan 9 untuk Putri Naruto."

Naruto menutup matanya, ada rasa kelegaan saat mendengar hasil yang diucapkan oleh guru tersayangnya.

"Saya pun setuju dengan ucapan Nona Kurenai, kali ini Putri Naruto mendapat angka 10 dari saya dan untuk Putri Haruno, putri mendapat angka 9." Penjelasan dari Putri Mikoto membuat seluruh orang tercengang, termasuk Kaisar Uchiha.

Kini giliran Putri Tsunade, wanita tua itu bangun dari kursinya. "Untuk Putri Haruno, saya akan memberi angka 10 karena berhasil menghibur saya. Tapi sayangnya, untuk Putri Naruto, nol."

"Tapi kenapa Putri?" tanya Putri Haruno terkejut, dia jelas tahu bagaimana bagusnya tarian yang dilakukan rivalnya.

Bahkan selama dua penilaian yang didapat dari dua juri, Putri Haruno justru merasa bersyukur karena rivalnya lah yang menang.

Lalu, kenapa Putri Senju justru memberi nilai nol?

"Panggilan pihak medis, dan buka kaos kaki Putri Naruto."

Beberapa saat kemudian, seluruh penonton dibuat kaget dengan kondisi kaki kanan Naruto yang telah bengkak parah.

Mereka bahkan berpikir, bila mereka yang mendapat sakit seperti itu akan memilih tidur di kasur, dibanding untuk melangkah apa lagi untuk menari.

"Alasan saya memberi nilai nol adalah, saya tidak merasakan kebahagiaan saat melihat tariannya. Padahal, tarian diciptakan untuk menghibur. Saya jadi ragu, apa medali emas atau pun perak yang didapatnya adalah hasil usahanya atau belas kasih dari juri."

Kemudian, alasan kedua adalah seorang penari harus mengutamakan kesehatannya. Bila penari itu tetap membiarkan menari dengan luka seperti itu, bagiamana bisa dia disebut penari?"

oOo

Naruto menatap pergelangan kaki kanannya, gadis itu telah didiskualifikasi karena mendapai nol. Dia kemudian menatap cahaya bulan yang lagi-lagi menemaninya ketika kakinya sakit.

Naruto sama sekali tak menyalahkan penilaian Putri Tsunade yang terkesan menyudutkannya. Karena bagaimana pun, Naruto melakukan tarian shinigami hasil dari dia mendengarkan lagu kematian, untuk membalas perbuatan Kaisar Uchiha.

Itu artinya, itu bukanlah tarian hiburan, melainkan tarian penuh dendam.

Lalu, perihal dia menari dengan tetap memaksakan kaki kanannya. Dalam kode etik tarian dari peraturan kekaisaran, penari yang memiliki cidera dilarang melakukan tarian.

Dan bodohnya, Naruto melupakan kode itu, hingga dia harus mendapat nol.

Hilang sudah kesempatan dia mengetahui keberadaan ibunya.

Tanpa sadar, tetesan bening memaksa keluar dari lembah sapphire miliknya. Terus turun hingga membasahi wajahnya.

"Kenapa aku harus medapat cidera?" tanyanya entah pada siapa.

Dibalik dinding, dibawah jendela kamar Naruto. Itachi yang mendengar pertanyaan Naruto mulai menggenggam tangannya, dia menyesali ketidakmampuannya dalam memberi perlindungan pada hime-samanya.

Andai waktu bisa terulang, dia pasti tidak akan membiarkan Naruto harus menangis pilu seperti yang didengarnya sekarang.

'Semua ini salah Yang Mulia yang memberikan tarian ciptaan Naruto pada Sakura.' batinnya.

TBC

Ada yang kangen dengan Princess Naruto???

Salam

Lody

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top