Prince Of Glass -3-
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Setelah dua minggu kedatangan Naruto, Sasuke akhirnya bisa masuk ke sekolah untuk pertama kalinya pagi ini.
Suasana rumah tampak sangat sibuk sejak ia menjejak anak tangga tetakhir rumahnya. Ia melihat banyak pelayan yang lalu lalang entah membawa apa. Lalu Ibunya yang sepertinya terlalu bersemangat pagi ini menyiapkan kotak-kotak makan siang dan terakhir adalah derap langkah terburu Uchiha Itachi yang berlari menuruni anak tangga.
"Pagi, Sasuke.." sapa Itachi seraya menepuk pundak adiknya. Kemudian ia berjalan menuju ruang makan.
Sasuke mengangguk membalas sapaan kakaknya kemudian turut mengikuti ke meja makan.
"Pagi, Kaa-san... Sapa Itachi. Mikoto hanya menoleh sejenak kemudian kembali fokus pada kotak-kotak makan siangnya.
Namun, kegiatan Mikoto tidak berlangsung lama, ia segera menoleh kembali ke meja makan dan melihat Sasuke yang pagi ini ummm tampak berbeda dari biasanya.
Seragam SMA sekarang melekat di badannya dan ia tampak lebih rapi. Tidak seperti biasanya yang ia hanya mengenakan kaus rumahan longgar dan celana pendek selutut ketika sarapan atau mengenakan piyama ketika mereka semua duduk di meja makan.
Itachi tersenyum tipis. Setidaknya adiknya memakai semua barang pemberiannya saat menjelajah mall dulu. Dan juga ia akan melihat Sasuke 'menetas' dan melihat dunia luar di luar pagar tinggi rumahnya.
Sasuke tidak berani mendongak karena ia sadar dipandangi semua orang terutama Itachi sejak tadi. Apa yang berbeda? Ia hanya memakai seragam KH-- Ah.. Jadi itu yang membuatnya jadi pusat perhatian.. Ia baru sadar.
Sasuke akhirnya mengangkat kepalanya ketika mendengar sapaan Itachi pada ayahnya dan disusul deritan kursi yang ditarik.
"Kau sudah siap?" tanya Fugaku. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Sasuke dalam balutan seragam sekolah, dan ia merasa terharu. Itu terlihat dari matanya yang tampak memerah menahan tangis haru.
***
Sasuke berangkat bersama Fugaku setelah sarapan, sebenarnya ia sungkan jika harus berangkat sekolah dengan Ayahnya. Tapi ia tidak bisa menolak karena Itachi beralasan ia ada pertemuan di tempat lain. Dan kebetulan, kantor Fugaku searah dengan sekolah Sasuke. Jadi, ya begitulah, sekarang ia berangkat ke sekolahnya bersama dengan Ayahnya.
"Hati-hati...." bisik Mikoto seraya menyerahkan kotak makan siang pada Sasuke.
Sasuke mengangguk dan tersenyum tipis berpamitan.
"Apa kau gugup?" tanya Fugaku ketika mobil mereka sudah melaju meninggalkan rumah.
Sasuke menggeleng, tapi tangannya bergetar saling bertaut, hal yang merupakan kebiasaan Sasuke ketika ia merasa gugup. Fugaku menggeleng dan tersenyum tipis, terlampau hafal dengan Sasuke. Ia melirik tangan Sasuke yang bergetar kemudian meraihnya dan menggenggamnya memberi kehangatan dan kenyamanan.
"Kau tidak bisa bohong, Sasuke." Ujar Fugaku sambil mengangkat tangan Sasuke yang masih terasa getaran kecilnya dan dingin.
"Lihat, tanganmu bergetar, dan berkeringat." Fugaku tersenyum lembut sambil mengelus tangan Sasuke. Sasuke tertegun, karena ini adalah pertama kalinya ia melihat Ayahnya tersenyum seperti itu, sejak kecelakaannya dulu.
"Kau tahu, Sasuke... Sebenarnya Papa tidak setuju kau bersekolah.." Ujar Ayahnya tiba-tiba yang itu membuat Sasuke terkejut bukan main.
'Kenapa?' balas Sasuke.
"Kau membuatku tidak bisa berkonsentrasi. Membuat Papa khawatir jika terjadi apa-apa padamu. Lalu Siapa yang akan menjagamu di sekolah nanti."
"Tapi aku tidak bisa berbuat apapun saat kau terlihat bahagia bisa bersekolah... Dan juga karena desakan kakak dan Mamamu. Jadi... Yah, papa tidak bisa berbuat apapun selain setuju dengan keputusan dan pilihanmu." Fugaku tersenyum samar ketika mengingat obrolannya dengan Mikoto beberapa waktu lalu.
'Aku tidak akan membuat Papa khawatir. Aku janji.'
"Memang seharusnya begitu, Sasuke..." Tukas Fugaku dan berakhir dengan mengusak sayang kepala Sasuke. "Kau tidak boleh membuat Papa khawatir, cukup dulu saja kau membuat papa khawatir sampai rasanya papa mau mati. Haha." Jawabnya disertai dengan tawa ringan dan suara mobil yang melaju membelah jalanan.
***
Sasuke berada di ruang kepala sekolah bersama Fugaku. Ia tidak mengerti kenapa Ayahnya ikut masuk ke ruangan kepala sekolah.
"Sarutobi-sama..." Sapa Fugaku. Ia bangkit dari duduknya dan menyambut kedatangan kepala sekolah.
"Suatu kehormatan dikunjungi olehmu, Uchiha-sama..." Kepala sekolah Sarutobi berkata sarkas, kemudian mereka berdua terrawa bersama.
"Jadi, dia adalah Pangeran Kaca Uchiha?" Fugaku mengangguk dan Sasuke ia hanya menunduk tidak berani menatap Sarutobi sama sekali. Ia merasa sangat kecil di sana.
"Aku sudah menjelaskan semuanya kemarin. Dan aku harap Anda bisa mengawasi Sasuke di sini, Sarutobi-sama... Aku mengandalkan, Anda."
"Fugaku-sama... Itu adalah tugasku, Anda tidak perlu khawatir dengan Sasuke-kun. Benar 'kan, Sasuke-kun?" Pandangan Sarutobi-sama sekarang beralih pada Sasuke yang kini mendongak mendengar namanya di sebut.
Sasuke mengangguk.
"Kalau begitu, aku pamit dulu. Aku menitipkan Sasuke padamu, Sarutobi-sama...." Setelah mengatakan itu, Fugaku bergegas keluar dari sekolah Sasuke dan menuju ke kantornya.
***
Sasuke berjalan beriringan bersama dengan Kepala sekolah Sarutobi, katanya ia akan diantar menuju kelasnya.
Setelah beberapa menit menyusuri koridor dan naik tangga menuju lantai tiga, akhirnya Sasuke pun sampai di kelasnya.
2-5 itu adalah kelasnya terlihat dari papan nama yang berada di atas pintu.
Kepala sekolah mengetuk pintu dan masuk, ia berbicara dengan guru yang sedang mengajar dikelas itu sebentar, lalu melirik Sasuke dan menyuruhnya untuk masuk ke kelas.
"Aku tinggal, Sasuke-kun." Suara kepala sekolah Sarutobi mengalihkan lamunan Sasuke.
Sasuke mengangguk kemudian ia melangkah masuk ke kelas. Kelas seketika meriuh karena kedatangan Sasuke, bahkan beberapa gadis pun berteriak-teriak tidak jelas karenanya.
Suara guru pun menginterupsi suara-suara mereka dan kelas seketika menjadi senyap kembali. "Perkenalkan, dia adalah Uchiha sasuke, teman baru kalian.."
Mata Sasuke mengedar sesaat, mungkin mencari sosok pirang yang beberapa waktu lalu datang ke rumahnya. Kemudian ia membungkuk singkat kemudian ia duduk di bangku deretan belakang setelah disuruh oleh guru bernama Hatake Kakashi tersebut mempersilakan ia duduk.
***
"Sasuke, kau tidak ke kantin?" tanya salah satu teman sekelasnya.
Sasuke mendongak melihat temannya dengan pandangan bertanya.
"Ah aku lupa... Namaku Erika." Gadis bernama Erika terkekeh malu.
Sasuke hanya menggeleng. Ia kemudian mengeluarkan kotak makan siang yang dibawakan Mikoto padanya tadi pagi.
"O-oh... Kukira kau membawa bekal..., Kalau begitu, aku duluan Sasuke." Erika kembali terkekeh canggung, kemudian berlalu pergi sambil membatin.
Sasuke duduk di kelas dengan tenang, ia memakan makan siangnya seraya memikirkan Naruto berada di kelas mana karena tadi, ia tidak menemukan Namikaze Naruto di kelas.
***
Naruto berlari tergesa dari rooftop menuju ke kelas 2-5. Ia ingin memastikan dengan matanya sendori jika Sasuke benar-benar sekelas dengannya. Sesuai dengan apa yang teman-temannya bicarakan di group chat kelasnya.
Suara daun pintu dibanting mengejutkan Sasuke yang sedang duduk menyantap makan siangnya. Sasuke mendongak, ia menoleh ke arah pintu itu dan melihat Naruto berdiri sambil menyangga lututnya.
"Sasuke?" Panggilan itu membuat Sasuke tersadar kembali. Ia menatap Naruto yang kini berjalan ke arahnya.
"Jadi mereka benar... Kau sekelas denganku." Naruto menghela napasnya lega.
'Memang kenapa?' tanya Sasuke.
Tapi Naruto tidak menjawabnya, dahinya malah mengerut seperti tidak paham dengan yang Sasuke katakan. "Apa Sasuke?"
'Kenapa?' ulang Sasuke lagi. Ia tidak ingin diberi pertanyaan tidak penting, apalagi ia sedang makan.
"Haa?" Naruto semakin bingung. Ia tidak mengerti bahasa isyarat sama sekali, dan mengobrol dengan Sasuke adalah sebuah tindakan konyol.
"Ck." Sasuke berdecak, kemudian dengan asal ia menyobek kertas di buku catatannya lalu menulis dengan asal. 'Memangnya kenapa?'
"Oh.. Jadi tadi kau bilang itu?" Naruto tertawa lebar. Ia tidak mengerti omongan Sasuke sama sekali dan berakhir terlihat bodoh seperti ini.
"Tidak apa-apa. Aku hanya memastikannya saja."
'Naruto, kau di kelas mana?' tulisnya lagi.
"Aah aku ada di kelas ini." jawab Naruto santai. Dan kali ini, giliran Sasuke yang mengernyit.
"Ahahaha jangan memasang wajah begitu, kau tahu aku membolos di jam Kakashi-sensei...." Jelas Naruto yang berakhir dengan bisikan.
"Kau tahu Sasuke, pelajaran Kakashi-sensei itu pelajaran paling membosankan. aku malas sekali jadi aku membolos kelasnya. Kapan-kapan kau harus membolos juga bersamaku, aku akan menunjukkanmu tempat membolos terbaik di sekolah ini!" Ujar Naruto semangat.
Sasuke hanya menatap datar kembali Naruto dan kembali melanjutkan makan siangnya yang tertunda karena menanggapi obrolan Naruto.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top