Prince Of Glass -14-
Sasuke kembali beraktivitas seperti biasanya. Makan, tidur, menemani Ibunya menonton sinetron, merusuh ke kamar Itachi ketika ia sedang bertelepon dengan Izumi dan chatting dengan Naruto dan Sakura.
Oh, Sasuke tidak sabar menunggu besok lusa, karena ujian akhir Sakura dan Naruto selesai besok dan lusanya mereka akan berkeliling mall dengan kartu kredit milik Uchiha Itachi. Membayangkannya saja, Sasuke sudah bahagia sekali. Entahlah, ia paling suka menghabiskan uang Itachi sejak ia diajak pergi pertama kali oleh kakaknya itu.
"Kau kenapa?" tanya Itachi. Ia berjalan memasuki kamarnya, sepertinya ia sudah selesai bertelepon di balkon. Karena tempat itu yang paling aman di kamarnya. Ya kunci saja pintunya, Sasuke tidak akan mengacau.
Sasuke menggeleng. Ia masih tersenyum manis. Matanya berbinar dan tentu saja, itu menakuti Itachi yang cukup asing dengan ekspresi wajah Sasuke yang satu itu.
"Kau sakit?" tanya Itachi lagi, ia kini duduk di samping adiknya dan menyentuh dahi dan lehernya.
Sasuke menggeleng lagi, ia merasa sehat, sangat sehat dan bahagia.
"Lalu, kenapa kau begitu?" Itachi bertanya lagi, sungguh ia penasaran.
'Besok lusa aku akan pergi dengan Naruto dan Sakura, aku tidak sabar.' jelasnya. Sungguh Itachi tidak tahan melihat wajah bahagia Sasuke.
"Ke mana?"
"M-mall. D-dan itu d-dengan kartu, N-nii-san." jelas Sasuke pada kakaknya. Pemuda itu duduk menghadap Itachi sekarang.
"Kau Mall dengan Sakura dan Naruto, dengan Sakura dan Naru--tunggu!" Itachi bergumam dan setelah beberapa saat, ia menyeru.
"Kau mau pergi dengan Sakura dan Naruto ke mall? Kau tidak berencana mentraktir mereka, 'kan Sasuke?" tanya Itachi memastikan. Sangat berbahaya jika itu benar karena Itachi tahu, apapun barang yang menarik perhatian Sasuke pasti akan dibelinya.
"Te-tentu saja. Aku a-akan membelanjakan mere-mereka, Nii-san. Aku tidak ma-mau teman-temanku ha-hanya menemaniku berkeliling mall. Me-mereka bukan pembantuku." jawab Sasuke dengan santai.
Mati kau Itachi, bulan depan harus membayar tagihan yang membengkak.-Itachi2k19
Itachi menatap horor Sasuke. Ia masih memikirkan bagaimana membujuk Sasuke agar tidak membunuhnya.
"Sasuke, dengarkan aku!" perintah Itachi. Wajahnya berubah serius lima detik yang lalu.
Sasuke menatap kakaknya bingung, tapi ia menaruh atensi yang besar padanya.
"Kau, begini. Kau bisa saja mentraktir teman-temanmu itu, tapi jangan asal mentraktir begitu saja." jelas Itachi, rumit.
"Maksudku begini, tidak apa-apa jika kau ingin membelikan barang pada mereka tapi jangan berlebihan. Ingat, bisa saja nanti mereka berubah dari tulus berteman denganmu menjadi berteman denganmu demi uangmu." jelas Itachi. Ia melihat raut Sasuke yang sedikit berubah, takut.
"Aku tidak menakutimu, aku hanya memberimu saran. Oke? Terserah kau mau menerimanya atau tidak." pungkas Itachi. Ia kemudian berbaring di ranjang, sepertinya bersiap tidur atau kode pengusiran halus pada Sasuke?
"Oyasumi." kata Itachi sebelum ia benar-benar terlelap dan membiarkan Sasuke melamun di kamarnya.
Sasuke bangkit dari ranjang Itachi sambil mendengus. Wajahnya terlihat sebal sekali dengan Itachi. Ia ingin mengobrol dengan kakaknya, tapi malah ditinggal tidur. Bahkan ini baru jam 9.
Ia pergi dari sana, kemudian melihat ke bawah sebentar melalui tengah tangga. Mengecek apakah Ibunya masih di sana atau tidak. Dan baam! sama saja, Ibunya sudah menghilang pasti sudah tidur juga di kamar. Ya sudah.
Sasuke melangkah malas ke kamarnya. Ia membaringkan asal tubuhnya di ranjang besarnya. Lalu bangkit lagi ketika ia menyadari sesuatu.
Ia membuka lemarinya--closet, melihat pakaian mana yang akan ia kenakan besok. Melihat sejenak, ia mendapatkannya, sebuah kemeja biru muda bergaris putih dan sweater dengan warna yang setingkat lebih tua berkerah V. Dan sepatu... Sepatu baru, sepatu yang ia beli beberapa waktu lalu dengan Itachi. Noke.
Setelah mendapat pakaiannya, Sasuke melihat-lihat isi closet-nya lagi. Apalagi yang kau cari, Sasuke? Ia sepertinya ketinggalan mode dan sepertinya besok Itachi akan dengan senang--berat-- hati memberikan kartunya.
Sasuke masih bersenang-senang di dalam closet-nya dengan melihat-lihat kembali isi dari tas-tas belanjaan yang bahkan belum ia rapikan. Haruskah aku merapikannya? Batinnya dilema. Setidaknya ada dua puluh tas dengan berbagai logo brand yang tercetak di mukanya. Tapi dia malas. Jadi, tidak. Sasuke beranjak dari closet-nya. Saatnya tidur.
***
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu Sasuke tiba. Setelah kemarin seharian menjadi anak baik, Mama dan Papa, menurut ketika disuruh tidur cepat, minum vitamin, makan tepat waktu, dan poin terpentingnya adalah ia menemani Mamanya untuk menonton televisi bersama, menonton Syah Rukh Khan dan ikut menangis--terpaksa-- demi Mamanya.
Ia akan diantar supir keluarga. Sengaja, ia meminta Sakura dan Naruto menunggu di mall saja, ia ingin menjadi seorang remaja biasa untuk kali ini. Jadi, ketemuan adalah pilihan terbaik.
"Ingat Sasuke, jangan buat masalah dengan itu." tegas Itachi dengan pandangan nanar pada kartunya.
Tentu saja Sasuke tahu, tahu bagaimana menghabiskan uang kakaknya. Haha.
Ia hanya menjawab dengan tangannya. Mengatakan untuk tenang dan tidak khawatir pada kakaknya itu.
"Hati-hati, oke?" kali ini Mikoto yang bicara. Sedikitnya ia merasa khawatir. Ini pertama kalinya Sasuke keluar tanpa pengawasan mereka, selain di sekolah tentu saja.
"Kau bisa menghubungi rumah jika ada sesuatu." titah Fugaku.
Sasuke hanya mengangguk menjawab semuanya.
Ayolah, Sasuke hanya jalan-jalan ke mall. Bukan sedang bersiap pergi perang.
Sasuke akhirnya masuk ke mobilnya, ia diantar sopir dan pergi ke mall.
***
Sasuke tiba di mall. Ia sudah bisa melihat Sakura dan Naruto-- dan seorang lagu yang tidak Sasuke kenal--yang ada di bawah eskalator, seperti menunggunya.
"Naruto! Sa-Sakura!" panggilnya keras. Ia berlari kecil menghampiri mereka.
"Halo Sasuke."
"Wow Sasuke, kau tampak beda... Kau terlihat, berkilau." Bisik Naruto di telinga Sasuke, dan kemudian diberi tamparan ringan di pipi tan itu.
"Oh ya, Sasuke. Aku mengajak Hinata, tidak apa-apa, 'kan?" tanya Naruto.
"Kau tahu, pacarku." jelasnya lagi sambil menaik-turunkan alisnya, kode.
Sasuke mengangguk tidak peduli. Lagipula wanita itu pacar Naruto. "Te-terserah kau saja."
"Kalau begitu ayo," ajak Sakura. Ia menaiki eskalator itu lebih dulu, baru kemudian Sasuke dan Naruto dan Hinata yang terakhir.
Mereka belanja, tidak, hanya Sasuke dan Sakura karena Naruto dan Hinata hanya mengekor di belakang mereka saja. Lalu mereka berkeliling ke banyak tempat.
Cukup menyenangkan, itu yang dipikirkan Sasuke.
"Bagaimana jika kita nonton?" tanya Sakura. Bukankah jika hang out dengan teman-teman harus seperti itu?
Naruto berteriak setuju, "bagaimana jika nonton film horror?" tanya Naruto. Ia ingin sekalian modus dengan memeluk Hinata sepanjang film diputar.
Sasuke hanya diam. Ia berpikir sebentar lalu, "baiklah. Kita nonton film horor." putusnya kemudian.
Mereka berjalan bersamaan ke area bioskop. Sasuke menjadi perhatian, tentu saja. Karena ia adalah Uchiha, semua orang tahu itu dan Haruno Sakura, model cantik itu adalah orang yang berjalan di samping Sasuke. Ah.. Mereka salah paham.
"Sasuke, Sakura-chan... Kalian membuatku dan Hinata tidak terlihat, kalian terlalu menyilaukan." sindir Naruto halus.
Di sampingnya, Hinata tertawa malu-malu. "Apa maksud, Naruto-kun?"
Sakura juga menatap Naruto sengit. "Apa maksudmu?!"
"Yaah maksudku-- lihatlah! Bukankah kalian seperti kencan sendiri? Kalian bahkan pakai baju couple. Dan..." Ucapan Naruto terhenti. Ia sepertinya kehabisan kata-katanya.
"Dan apa?" sahut Sasuke pada akhirnya. Ia sejak tadi diam, menyimak obrolan aneh Naruto dan Hinata lalu Sakura.
Ah, tidak menampiknya, Sasuke juga merasa gadis itu terlihat paling bersinar.
"Dan bukankah kalian sama-sama terkenal? Sakura seorang model yang sedang hot dan kau adalah pangeran Uchiha. Bukankah itu sempurna untuk menimbulkan gosip?" Jawab Naruto kemudian yang membuat semuanya hening.
"A-hahaha jangan dengarkan Naruto-kun... Kalian tahu sendiri jika dia sediki..." jelas Hinata ia menjelaskan dengan jarinya yang sesikit miring di depan dahi.
"Hinata!" rengek Naruto. Ia baru tahu, karena loading.
"Bu-bukankah kita akan me-menonton? Ayo cepat mengantri tiketnya." tukas Sasuke mengakhiri perdebatan kecil mereka. Ia tidak suka menjadi perhatian, sedang sejak tadi Naruto selalu memancing perhatian.
***
Halo malem gaes...
Jalan-jalannya separo dulu, okay?
Dan juga, aku mau cerita dikit kalo BigHit Ent. Agensinya BTS ituloh udah ngeluarin video teaser individu debut boygrup baru, dan di sana aku baper ㅠㅠ Syial doi imut bgt di sana 🌚
Seeup next holiday 🎉🎉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top