High Heels
"Kenapa?"
"Gue suka liat kaki lo pake heels. Jenjang."
Drea mengikuti ke mana tatapan mata Natra terhenti. Tatapan seperti itu pasti kerap diarahkan Natra kepada perempuan mana saja yang menurutnya menarik perhatian. Ia tidak pernah mendengar Natra memujinya sampai malam itu, seusai makan malam bersama di rumah Drea dan Drea mengantarnya sampai ke mobil.
"Biasa aja." Drea mengedikkan bahu, menopangkan siku ke bingkai pintu BMW milik Natra. Sehari-hari, Natra lebih suka mengendarai jeep atau sesekali motor sport hitamnya jika ia ingin bergaya seperti rider abal-abal. Tapi Natra memang cukup keren bila sudah mengendarai motor. Sekali dua kali, Natra mengajaknya, dan sampai saat ini, Drea belum berminat naik di boncengannya.
"Lo mau ikut ke apartemen gue?"
"Ngapain?"
"Ngobrol atau lo mau main PS?"
"Males. Nggak ada yang nganterin gue balik."
"Nginap aja." Natra memancing dengan ajakan yang hanya ia dan Tuhan saja yang tahu mengapa ia sampai melontarkan ajakan itu.
"Gila lo." Drea sama sekali tidak tersenyum saat mengatakannya.
Iya, ia memang gila. Gila karena Drea.
"Serius. Gue nggak bakal ngapa-ngapain."
Drea tidak menanggapi ucapan Natra. Ia melambaikan tangan dan berbalik untuk masuk ke dalam rumah.
Natra berteriak dari dalam mobil.
"Goodnight!!" teriak Natra.
Drea hanya mengangkat satu tangan tanpa perlu susah payah berbalik dan memberikannya balasan.
***
Pagi hari, Drea terbangun oleh suara alarm ponsel. Ia menyetel alarm pada pukul 06.00. Rutin di setiap hari kerja, sementara di akhir pekan, ia akan menyetel alarm tersebut satu jam lebih lambat dari biasa. Atau jauh lebih siang lagi jika tidak ada rencana keluar rumah.
Setelah mematikan alarm, ia akan memulai hari dengan bersih-bersih dan berikutnya mengecek ponsel, menjelajahi setiap notifikasi.
Pertama-tama ia mengecek WA, tujuannya untuk membaca chat, pesan, terakhir panggilan suara.
Salah satu pesan masuk dari Natra langsung ia baca.
Good Morning, Dre. Tidur lo nyenyak?
Ujung bibir kanannya tertarik tanpa Drea sadari.
Satu rutinitas pagi yang tidak pernah luput dilakukan Natra. Ia selalu menganggap tindakan Natra itu berlebihan, namun Natra seolah tidak peduli tanggapannya. Natra akan terus melakukan hal-hal konyol yang katanya bertujuan untuk membangkitkan mood Drea menjadi lebih semangat.
Sahabat yang sangat baik hati dan bukan rahasia lagi jika Natra memang menyayanginya. Dengan atau tanpa kehadiran Mahesa di dalam kehidupannya.
Drea membalas pesan tersebut
Alay 😋
Hanya berselang detik, Natra membalas.
Uncchh 😚
Drea menggeleng-geleng. Natra ini cowok apa bukan sih?
Stop being alay
Wkwkwkwk
Balasan Natra tersebut membuat Drea bergidik. Benar-benar sulit diselamatkan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top