Present

"Halo!!! Bertemu lagi denganku, Nanase Riku! "

Pemuda berambut merah itu melambaikan tangan ceria didepan ponsel miliknya yang menampilkan menu live disebuah aplikasi pembuat video pendek yang sangat populer akhir-akhir ini.

Sebut saja aplikasi 'TukTok' .

Disamarkan karena tidak di endorse, terima kasih.

Dengan cepat, layar ponsel milik Riku dipenuhi komentar dari para penonton. Riku menggerakkan badan kekiri dan kekanan, merasa senang dengan antusiasme para penontonnya. Rata-rata masih mengucapkan 'Hai! ' atau 'Halo! ' dan 'Kenapa lama sekali tidak live? '

Riku terkekeh geli, mengedipkan sebelah mata sambil tersenyum tipis.
"Maaf membuat kalian merasakan kerinduan mendalam yang menyiksa itu. "

Seketika kolom komentar bergerak cepat keatas, dipenuhi oleh teriakan virtual para anak gadis yang merasa tertambat panah asmara dari sang pemuda berambut merah. Begitu juga dengan hadiah virtual yang terus berdatangan silih berganti.

Riku mendesis dalam hati, merasa bersalah karena membuat anak gadis orang rela mengeluarkan uang demi memberinya hadiah virtual. Belum lagi mungkin dia membuat para penontonnya bengek berjamaah.

Namun ini sudah menjadi identitasnya di dunia online. Jadi ia tidak bisa mundur lagi.

Riku mengambil gitar miliknya yang disandarkan ditembok samping badannya. Sambil menatap ponselnya, Riku tersenyum tipis dengan tangan bersiap memetik gitar miliknya.

"Lagu ini kupersembahkan untuk para kesayangannya Riku. Tolong dengarkan! "

'•'

"Eh! Jamet bau minyak telon! "

Riku mengucutkan bibirnya, ia menoleh kearah suara yang memanggilnya dengan julukan yang sama sekali tidak ia sukai.

"Apaan sih, (Name).... "

Gadis itu, (Fullname) tersenyum lebar. Dari posisinya yang berada diteras rumah ia menjulurkan lidahnya. Riku tersentak dengan ejekan yang dilemparkan padanya. Sebelah pipinya mengembung dengan mulut mengucut maju kedepan. Kedua alisnya menyatu, tanda ia sekarang sedang kesal.

"Tuh kan, minyak telon! Di TukTok aja tebar pesona sana-sini. Kamu pantesan monyong-monyong kayak gitu, keliatan gemesnya. "

(Name) tersenyum dengan wajah mengundang geplakan sendal Hallow. Riku menggeram kesal, ia menghentak-hentakkan sebelah kakinya,
"(Name) jahat! Aku cowok, aku itu keren! Banyak yang bilang aku keren, kok! " teriak Riku dengan nada tak terima.

(Name) mengangkat sebelah alisnya,
"Mereka mungkin perlu kacamata. Gemes gitu dikata keren. "
"(Name)!!! "

(Name) tertawa terbahak-bahak, ia menikmati wajah penuh emosi yang sedang dipasang oleh Riku, terlihat menggemaskan. Lagipula masih banyak stok ejekan yang belum ia lancarkan ke pemuda berambut merah cabe itu.

'Cabe manis... ' gumam (Name) sambil terkikik geli.

Riku melebarkan mata, ia menunjuk (Name) yang memalingkan wajah sambil menutup mulut. Badan gadis itu terlihat bergetar pelan.

"(Na-name) mengejekku lagi?! Awas aja, ya! "

Riku berjalan pergi dengan kaki menghentak-hentak. Kini kedua pipinya yang menggembung secara bersamaan. (Name) yang menatap kepergian Riku dengan senyum tipis.

"Hati-hati jalannya, nanti kesandung, lo! "
"Berisik! "

'•'

"Shh... "

(Name) mendesis perih, sebelah kakinya lecet.

Bagus sekali, tadi ia memperingati Riku tentang hati-hati dijalan dan sekarang ia tak sengaja menyandung sebuah batu dan berakhir jatuh tersungkur. Untunglah tak ada orang disekitar (Name) ketika ia terjatuh tadi. Mau ditaruh dimana wajahnya jika ada seseorang yang mengetahui jika ia–

"(Name)? "

(Name) tersentak, ia kenal suara ini. Segera ia mengalihkan pandangannya, menatap kearah lain. Menatap apa saja, selain seseorang yang sudah berjongkok disampingnya. Orang itu menatap lekat (Name), tanpa berkedip.

"(Name) kenapa duduk disini? Mau jadi pemulung? "

Urat pengendali emosi (Name) terputus seketika, dengan cepat tangannya menjambak rambut orang yang berjongkok disampingnya dengan gemas. Kalau perlu sampai lepas, enak saja dia dikatai jadi pemulung.

"Sa-sakit! Aku salah bicara?! "
"Yaiyalah! Enak aja ngatain aku pemulung! "

Pemuda itu berusaha melepaskan cengkraman tangan (Name) dari rambut panjang merah sebelahnya.
Riku mengucutkan bibir sambil mengelus rambut panjang sebelah kecenya dengan pelan. (Name) kembali membuang muka, masih merasa kesal dengan perkataan Riku.

'Untung manis, kalo tidak sudah kupukul wajahmu! ' batin (Name) dengan aura tak mengenakkan yang membara.

"Ayo naik! "

(Name) menatap punggung Riku yang menghadap kearahnya, si empu punggung menolehkan kepalanya. Menatap dirinya dengan senyum tipis dan tatapan lembut. (Name) tertegun, ia merasakan dadanya bergemuruh merespon perlakuan lembut dari Riku.

Gadis mana yang tak suka diperlakukan lembut?

(Name) masih memegang teguh harga dirinya, terdengar konyol. Tapi ia tidak mau menjadi gadis yang mudah diluluhkan.

Walaupun memang dia sedikit luluh...
(Name) menggeleng keras, lalu berusaha bangkit berdiri. Apa daya sebelah kakinya tak bekerja sama dengan baik. Tubuhnya oleng, (Name) menutup mata. Bersiap sekali lagi merasakan tubuhnya bertubrukan dengan kerasnya tanah.

Namun yang ia rasakan hanya sesuatu yang empuk dan hangat?

(Name) dengan perlahan membuka mata, satu mata terbuka disusul satu mata lainnya. (Name) menahan napas, kini ia duduk dipangkuan Riku dengan jarak yang hanya beberapa senti. (Name) membeku, tak bisa berkata ataupun bergerak. Jantungnya bergemuruh berisik dengan wajah mulai memerah.

Riku menatapnya dalam diam, tatapannya lembut. Dan seakan ingin mengunci siapa saja yang menatap mata merahnya.

Dan sekarang (Name) yang menjadi sasaran tatapan mata Riku.

Riku mendekatkan wajahnya menuju telinga (Name) lalu membisikkan sesuatu ke telinga gadis yang masih membeku dipangkuannya.

"Menurutlah. Karena aku suka gadis yang patuh, (Name). "

Semburat merah muda semakin memenuhi wajah (Name), gila. Bisikan Riku benar-benar membuat ia berantakan hanya dalam hitungan detik. Setelahnya tanpa rasa bersalah, Riku memberi kedipan ringan dengan sebelah mata. Dan terkekeh geli dengan merdunya.
(Name) semakin jatuh dalam pesona seorang Nanase Riku, dengan mulut bergetar ia mengumpulkan seluruh tenaganya dalam sekali tarikan napas.

"RIKU JAMET GAK ADA AKHLAK! SIAPAPUN GEPLAK KEPALA MERAH CABENYA!!! "

(Name) meronta-ronta dalam pangkuan Riku, tentu Riku sebagai alas dudukan (Name) berusaha keras mengendalikan keseimbangan. Sayangnya rontaan (Name) terlalu bar-bar dan menyebabkan Riku jatuh terjengkang kebelakang bersama dengan (Name)

Kabar baiknya, sekarang jarak mereka lebih dekat lagi. Keduanya saling merasakan hembusan napas masing-masing. (Name) mengigit bibir, merasa semakin gonjang-ganjing dengan semuanya peristiwa memalukan ini.

"Ma-maaf! Aku berdiri du–"

(Name) kembali terjatuh ke tubuh Riku. Dengan wajah menahan malu mati-matian ia menahan untuk tidak menahan tangannya untuk menampar wajah Riku. Bisa-bisanya Riku menarik tubuhnya untuk kembali menumbruk Riku.

Dengan alis terangkat sebelah, Riku tersenyum tipis. Tangannya membelai pelan pipi (Name) yang terlihat memerah,
"Ingin berdiri sekarang? Silahkan. Tapi aku tidak akan mengizinkannya, (Name). " ujar Riku dengan nada serius.

Baiklah. Sekarang (Name) benar-benar harus menghajar manusia polos sok jamet yang ada didepannya. Kedua tangan (Name) kembali menjambak rambut merah Riku, seketika wajah penuh wibawa Riku sirna, berganti dengan wajah menahan sakit dan rengekan.

"MAKAN NIH, GAK DIIIZININ! "
"A-AMPUN, (NAME) HUWEEE!!! "

Fin
__________________________________

Congratulation nambah umur anak gadis cantiknya Mbak Natha dan kakak ipar Anggun_P1004

Betewe... Aku melepaskan segala rasa maluku untuk buat ni oneshot...

Nambah gede nambah juga akhlaknya, ya :D

Jangan ilang-ilangan akhlaknya kayak sinyal IndiOhok.
Trims juga buat asupan pict oshi, setelah ini jangan serang aku dengan bom kegantengan oshi :(

Aku bantuin doain doa kamu, yang baik aja. Awas aja doa yang gak-gak :(
Terus lagi moga studymu lancar, ya~
Nilai baik terus bahagia selalu.
Ah! Panjang umur juga ya, Ngun. Nanti gak ada yang ngerecokin si 'uhum' plus yang jadi bundanya Riku siapa :( ?

Ini secuil hadiah dari badut nista~

Moga sesuai harapan haluanmu
/emot blekmun.

Kurang bikin mleyot? Yaudah nanti aku cari referensi lainnya yang labih aduhai menggetarkan jantungmu~
/emot blekmun again.

Kalo ada salah kata maafkan, ya!

Bye-bye~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top