Spoiler [30]


Lavi melenguh pelan. Tubuhnya seraya pegal hampir di setiap bagian. Entah ini sudah jam berapa, Lavi rasa enggan untuk membuka matanya. Meski begitu, jendela yang menghadap ke pantai di mana lautan lepas bisa jelas ia pandangi dari kamarnya ini. sepertinya sisa sinar matahari sudah mulai meninggalkan langit yang cerah sepanjang hari ini.

Pras sama sekali tak membiarkan Lavi sekadar membuka jendela dan menikmati embus angin di sana.

Namun untuk kali ini, Lavi tau dirinya harus bangun dan kalau Pras menginginkannya lagi, ia menolak. Harus menolaknya. Tubuhnya butuh penyegaran.

"Abang," panggilnya sembari menarik sedikit selimut untuk menutupi bagian atas tubuhnya. Panggilan itu membuat sang pria menoleh juga terkekeh.

"Kenapa ditutupi begitu? Abang sudah puas melihatnya."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top