spoiler [14]
Ini hanya spoiler bab 14 yang sudah bisa dibaca full di KARYA KARSA.
Di Karya Karsa sudah sampai bab 23, lho.
____
Mendapati Tari mendadak keluar dari kamar Pras, di mana baik Ompong juga Yongki sampai berjengit saking kagetnya, hanya bisa saling menatap. Tak berani menyahuti lantaran wanita itu tampak jauh lebih menyeramkan ketimbang biasanya. Sudah rambutnya berantakan, wajahnya memerah, belum lagi sorot matanya siap sekali memberikan laser yang bisa membuat mereka berdua kehabisan kata-kata kalau salah berucap.
"Jawab!!!"
"Ada hak apa lo teriakin Ompong dan Yongki?"
Tari, diikuti juga dengan kedua pemuda tadi, menoleh ke arah sumber suara. Jikalau Arron adalah anak buah paling setia, maka Jerou layak mendapatkan julukan sebagai panglima penguasa Bagian Selatan. Tubuhnya memang sedikit lebih kecil dari Arron juga Pras. Tapi kelincahannya dalam hal bela diri, belum lagi senjata jenis apa pun bisa ia gunakan, tapi yang paling ia gemari adalah pedang yang selalu menjadi andalannya.
Tiap kali ia berhadapan dengan lawan, takarannya hanya mati. Makanya Jerou tak ingin terlalu banyak turun tangan selama masih bisa dihandle Arron. Kalau Arron sudah meminta Jerou turun, artinya memang harus dihabisi siapa pun yang menghalangi jalan Pras.
Bagi Jerou juga, Pras bukan sekadar bos atau penguasa di tempat ini. Pras sudah ia jadikan panutan dalam hidupnya terutama di saat dirinya terpuruk dan tak tau ke mana lagi harus kembali. Pras mengulurkan tangannya. Memaafkan salahnya padahal Jerou pernah hampir membuat Pras terbunuh. Setidaknya kejadian itu membuat Jerou berjanji, senjata mana pun yang terarah pada Pras, harus melalui dirinya terlebih dahulu.
Pengaruh Jerou juga cukup besar di dua wilayah. Namanya disegani apalagi saat ia memilih ada di pihak Pras. Mungkin hal ini juga yang membuat Pras menempatkannya di posisi cukup krusial. Jerou dipercaya Pras untuk mengurus pasokan serta peredaran senjata di Bagian Selatan. Meski tergolong illegal, tapi Pras dan Jerou tau batas. Dan karena itu juga, Pras memerintah Jerou untuk mencari dengan pasti senjata yang dipergunakan musuh atau siapa pun itu kala membunuh Tony.
"Bacot!" Tari menggertak kesal. Jerou dan intervensinya memang membuat Tari kembali meradang. Ia pun memilih untuk pergi dari hadapan mereka semua. Berjalan penuh angkuh dengan wajah mendongak, seolah mereka yang ada di depannya ini hanya penghalang. Tak lupa juga, bahu Jerou ia tabrak tanpa ada takut sedikit pun.
Jerou memilih diam, membiarkan wanita itu pergi dari area kamar Pras. mendengar langkah Tari makin menjauh, Jerou pun melirik ke dalam kamar Pras yang sudah berantakan. "Bilang bagian belakang, suruh bereskan semua kekacauan ini. Jangan sampai Pras selesai bertemu Ferdinan malah kamarnya berantakan. Pras enggak suka berantakan."
"Siap, Bos," kata mereka berdua kompak.
"Wanita gila," dumel Jerou kemudian. Ia pun berlalu begitu saja, berjalan santai sembari bersiul menikmati hari bebasnya. Sudah hampir tiga hari dirinya diminta Pras mengerjakan sesuatu. Dan saatnya juga untuk dirinya mengecek langsung, apa sesuai dengan yang ia dapat selama di luar.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top