[28]


Pikirannya melayang pada apa yang mereka lakukan semalam. Mana bisa Lavi lupa, malah sekarang mendadak sekujur tubuhnya merinding dibuatnya. Mengingat bagaimana Pras memperlakukannya semalam.

"Dengan cara apa lo memenuhi janji? Gue penasaran. Mulut, tangan, atau ..."

Lavi terdiam, menatap Pras dengan lekatnya. Posisi pria itu sudah setengah menindihnya. Jemarinya dipergunakan untuk mengusap pipi Lavi dengan lembutnya. Membuat sensasi gelanyar yang semakin menciptakan degup yang paling mendebarkan seumur hidupnya.

"Kok diam?" Pras terkekeh namun sedikit mencondongkan diri dan mengarahkan wajahnya pada telinga Lavi. Menggigit daun telinga gadis itu dengan gerak sededuktif mungkin. Juga menggunakan ujung lidahnya, ia membasahi area belakang cuping Lavi. Gadis itu menggeram tertahan di mana makin keras cengkeramannya pada sprey yang ia tiduri.

"Dengan cara apa?" tanya Pras sekali lagi. Menggoda Lavi yang kini tampak pasrah dalam kuasanya membuat seringai tipis tak pernah pergi dari sudut bibir Pras. Tak ada sama sekali penolakan dari gadis itu, berbeda dengan kali pertama. Ah ... bodohnya Pras. Saat pertama kali mereka bersama, Pras terlalu memaksakan dirinya. Menganggap Lavi selayaknya gadis yang pernah menemaninya di malam-malam tertentu.

Apalagi saat ia melawan, makin jadi Pras untuk menundukkan gadis itu bagaimana pun caranya.


*** 

Selengkapnya di Karya Karsa, ya. Sudah tamat untuk semua part Lavi dan Pras di sana.

Oiya untuk yang penasaran banget, aku memang mau cetak kisah ini. Mungkin sehabis lebaran mulai Open PO. Berhubung agak tebal, kisaran harganya hampir sama seperti Handle Me, ya.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top