» 𝟎𝟖 «

╔.★. .═══════════════════╗
It's hard to go to the bathroom
╚═══════════════════. .★.╝

"Sudah?"

[Name] menganggukkan kepalanya, "Ayo pergi"

Sekitar 2 bulan yang lalu ada cafe yang baru buka di pojok pasar. Tempat itu lumayan terkenal apalagi di kalangan anak muda, ditambah menu yang ditawarkan di sana beragam dan tentu saja enak—berdasarkan testimoni orang-orang.

Karena itu [Name] jadi tertarik untuk pergi ke sana, sebenarnya ia sudah berencana datang saat tempat itu baru buka, tapi Levi melarangnya dengan alasan 'banyak orang' apalagi dengan kondisi [Name] yang sedang hamil.

"Syukurlah tidak banyak orang," [Name] berujar bahagia ketika akhirnya dia bisa datang ke cafe itu.

Tanpa berlama-lama mereka langsung masuk, mencari tempat duduk dan melihat-lihat menu untuk memesan.

"Pancake dan Lat—"

"Jus buah," Levi menatap lurus ke arah istrinya, "Tidak boleh yang berkafein"

"Baiklah," [Name] kembali melihat menu, "Kalau begitu Jus Mangga. Kau pesan apa, Levi?"

"Chamomile tea"

"Itu saja?," Nada heran [Name] hanya dibalas anggukan oleh Levi, "Apa bedanya dengan di rumah? Bagaimana kalau um apa ini? Su-sushi?"

"Kau bahkan tidak yakin dengan namanya"

"Jangan khawatir, itu terbuat dari nasi kau pasti suka. Akan sekalian kupesankan dengan air mineral"

Levi hanya menghela nafas pelan dan mengangguk setuju, mungkin hasilnya akan sebaik perkataan [Name] jadi tak ada salahnya mencoba. Dan yah, tak ada apapun yang salah. Ini pertama kalinya Levi memakan makanan  itu dan menurutnya tidak buruk.

"Aku mau lagi" [Name] menaruh gelas tinggi yang tadinya full berisi jus berwarna orange dan hanya tersisa beberapa tetes.

"Dibawa pulang?"

Wanita bermanik [eye color] itu menggelengkan kepalanya, "minum di sini"

"Kau yakin?" Levi menekuk alisnya, "Itu akan membuatmu ingin ke kamar—"

"Uh, aku mau ke kamar mandi"

Levi terdiam, dia menatap sang istri yang juga sedang menatapnya. Ada firasat buruk yang menghampirinya, dan dia tau jelas apa itu.

"Temani aku, yah?"

"[Name], kau tau kan kalau laki-laki tidak boleh masuk toilet perempuan?"

"T-tapi kalau kau tidak membantuku aku akan kesulitan memakai baju"

Levi memijat keningnya, "Itulah kenapa seharusnya kau memilih pakaian yang simpel"

"Uh, baju ini membuatku setidaknya terlihat lebih cantik" [Name] memperhatikan gaun sebetisnya yang berwarna [favorite color]

"Kurasa kau terlihat cantik dengan  pakaian apapun"

"Aw itu manis sekali," [Name] menutup mulutnya, "tapi itu tidak menyelesaikan masalah"

Dengan pasrah Levi ikut dengan tarikan yang dilakukan [Name]. Di kepalanya berputar skenario tentang bagaimana dia harus menjelaskan keadaannya pada orang yang salah tangkap, walaupun menurutnya itu merepotkan.

"Maaf tuan dan nyonya," Seorang pelayan menghentikan mereka sesaat sebelum masuk ke dalam kamar mandi, "Ini toilet perempuan, tuan bisa masuk ke ruangan sebelah"

"Uh," [Name] memasang pose berpikir lalu beberapa detik kemudian ia melepas pegangannya pada Levi, "Kau bisa kembali Levi, aku akan melakukannya sendiri"

Laki-laki itu terdiam, sebenarnya sedikit bingung mau bereaksi seperti apa.

"Maaf, tapi kalau urusan membantu orang hamil aku bisa melakukannya," Seorang wanita paruh baya dengan senyum hangatnya tiba-tiba muncul di antara mereka, "Cucuku juga sedang hamil dan juga suka memakai pakaian yang cantik"

"Eh? Tapi—"

Wanita paruh baya itu tertawa pelan, "Tidak usah khawatir, aku senang melakukannya. Ayo, nak"

"M-maaf merepotkan"

"Tidak masalah" Ucap wanita itu masih dengan senyuman lebarnya.

Levi menyilangkan lengannya, "Aku akan menunggu di sini"

Setelah membalas dengan sebuah anggukan [Name] dan si nenek tadi masuk ke dalam kamar mandi.

"Pasti senang bisa mempunyai suami yang perhatian"

"Ya, aku sangat beruntung," [Name] mengembangkan sebuah senyuman lebar, manik [eye colornya] menatap ke arah pintu keluar, "Kurasa lain kali aku akan pakai pakaian yang lebih simpel agar dia tidak kerepotan lagi"

[8/10]
[11.01.21]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top