» 𝟎𝟕 «
╔.★. .════════════════╗
baby move on your skin
╚════════════════. .★.╝
"Tch"
Hari ini harusnya Levi bisa pulang ke rumah lebih cepat dari biasanya, tapi ada masalah kecil—atau besar? yang mencegahnya untuk pulang.
"Sialan, ini yang kalian sebut bersih?"
Manik nya yang tajam menatap empat orang prajurit survey corps yang sedang berdiri satu meter di hadapannya.
"Eren, kau seharusnya bisa diharapkan"
"Hai'! Maafkan saya!"
"Ulangi sekali lagi, kalau masih kotor lebih baik jadikan tangan kalian sebagai umpan titan"
"Hai'!"
Ya, masalah bersih-bersih. Sebenarnya bisa saja Levi meninggalkan mereka, tapi hasilnya akan meragukan—menurutnya, makanya dia tinggal sebentar untuk memeriksa.
Beruntung di kesempatan kedua mereka bisa membersihkannya sesuai standar sang kapten, jadi Levi bbis langsung bergegas pulang ke rumah. Tidak lupa sekeranjang apel yang jadi pesanan istrinya.
"Tadaima"
Biasanya Levi akan disambut dengan senyuman manis dan suara lembut [Name]. Tapi tidak dengan sekarang, yang ada [Name] malah berlari kecil ke arahnya sambil memegangi perutnya yang sudah cukup besar, ditambah ekspresinya yang sulit dijelaskan.
Dengan perasaan panik—yang tidak terlalu tampak Levi langsung menaruh keranjang apel yang ada di tangannya ke atas meja kayu di sampingnya dan berjalan cepat ke arah [Name].
"Apa yang kau pikirkan sampai berlari-lari begitu?"
[Name] tidak langsung menjawab, ia sibuk mengatur nafasnya yang berantakan akibat lari pesannya tadi. Berusaha selembut mungkin Levi mendudukkan istrinya itu di atas sofa.
Manik kelabu nya menatap lurus ke arah istrinya itu, menuntut sebuah penjelasan atas kepanikan ia timbulkan.
[Name] memegang ujung kaus oversize milik Levi yang ia kenakan, beberapa saat kemudian ia mengangkat ujung kaus itu sampai memperlihatkan perutnya yang sudah membulat.
Dengan ceria wanita itu berbalik menatap suaminya. Tapi yang ditatap hanya menautkan alisnya. Ayolah, clue apa yang bisa didapatkan hanya dari perut yang terekspos itu?
"Ish! Perhatikan baik-baik"
Sesuai perkataan [Name], Levi memfokuskan penglihatannya ke arah perut sang istri. Awalnya sama sekali tak ada apa-apa, hanya perut yang membesar. Tapi di detik selanjutnya matanya menangkap sesuatu.
Sebuah gerakan pelan yang membuat perut [Name] seolah bergerak.
"Kau lihat itu, Levi? Dia bergerak" Beberapa retes air mata bahagia mengalir di pipi sang calon ibu.
Levi tetap memaku menatap tempat gerakan samar itu tadi terjadi. Senang? Tentu saja Levi sangat senang! Dia hanya terlalu bingung mau mengungkapkannya dengan cara apa.
"Levi," Panggilan sang istri membuatnya kembali tersadar, "kenapa kau tidak mengelusnya? Sentuhan dari ayahnya pasti akan menenangkan"
Sempat ada keraguan terbesit di pikiran Levi ketika mendengar kalimat itu. Bagaimana kalau dia melakukannya terlalu kasar? Bagaimana kalau bukannya menenangkan malah akan membuat bayinya tidak nyaman?
Dan [Name] sadar akan hal itu. Wanita itu meraih tangan kiri suaminya, menempatkannya di perutnya. Membuang keraguannya, perlahan Levi mulai mengelus perut di mana bayi kesayangannya sedang berada.
Ekspresinya memang tidak jauh beda dengan biasanya, tapi [Name] tau kalau laki-laki yang sudah resmi menjadi suaminya hampir setahun yang lalu ini sedang bahagia, ditambah sudut bibirnya yang sedikit terangkat.
"Aku tidak sabar dengan kelahirannya, semoga dia bisa tumbuh dengan sehat dan bahagia," Ucapan [Name] mendapatkan anggukan dari sang suami, "Dan kuharap dia bisa menjadi hebat sepertimu, Levi"
Tak menghentikan kegiatan awalnya, Levi berujar pelan, "Tidak, akan lebih baik jika dia menjadi sepertimu. Dia pantas untuk mendapatkan yang terbaik"
[7/10]
[10..01.21]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top