» 𝟎𝟐 «

╔.★. .════════════════╗
hard to sleep
╚════════════════. .★.╝

"ugh"

Dengan perlahan [Name] berusaha bangkit dari posisi berbaringnya. Peluh keringat ia seka dengan menggunakan tangannya, sambil berusaha mengatur nafasnya manik [eye color] nya menoleh ke arah kanan memperhatikan sang suami yang sedang tidur membelakanginya.

Tangannya meraih sebuah bantal yang tadinya ada di samping kanannya lalu menempatkannya di kepala tempat tidur agar ia bisa bersandar dengan nyaman.

Semua gerakan itu ia lakukan dengan penuh usaha agar tidak menimbulkan suara, takut sang suami yang sedang tertidur dengan damai malah terbangun. Tapi sebenarnya tidak perlu susah payah begitu, karena kesulitan tidur sang suami lebih parah daripada apa yang [Name] rasakan.

Setelah lelah berusaha untuk tidur, Levi berbalik ke arah sang istri, menatapnya sebentar lalu ikut duduk di sampingnya.

"Apa aku membangunkanmu?"

Levi menggeleng pelan, "Masih belum bisa tidur?"

"Ya..." [Name] mengelus perutnya pelan, "Aku sudah mencoba berbagai macam posisi, tapi masih belum ketemu posisi yang nyaman untuk tidur"

Tanpa mengucap apapun Levi beranjak dari tempat tidur, membuat [Name] menatap heran ke arah sang suami.

"Mau ke mana?"

"Dapur" Levi menjawab tanpa berbalik.

Belum sempat menanyakan apa yang akan dilakukannya di dapur, Levi sudah hilang dari balik pintu, membuat [Name] mau tidak mau hanya menunggu untuk tau jawabannya.

Tak perlu memakan waktu yang lama, Levi kembali ke dalam kamar dengan cangkir yang mengepulkan asap dari dalamnya. Setelah duduk di kursi yang ada di sisi kanan tempat tidur mereka, Levi memberikan cangkir itu kepada [Name].

"Teh?"

Pertanyaan [Name] dibalas gelengan kepala oleh Levi, "Itu susu yang dicampur madu. Teh tidak bagus untuk keadaan saat ini"

"Kenapa?"

Levi menautkan alisnya;heran, padahal baru saja kemarin mereka konsultasi ke bidan dan dijelaskan tentang hal ini, tapi dia hanya menghela nafasnya pelan, "Teh mengandung kafein, itu hanya akan membuatmu semakin sulit untuk tidur"

"Ohh" [Name] menganggukkan kepalanya lalu mulai meminum susu yang tadi diantarkan oleh suaminya, "Terima kasih sudah repot-repot membuatkan susu hangat ini untukku"

Levi merespon dengan sebuah anggukan kepala. Setelah itu suasana menjadi hening, hanya suara [Name] yang menyesap minumannya yang sekali-kali terdengar.

"Susu ini membuatku merasa lebih tenang," [Name] menaruh cangkir putih itu di meja di samping tempat tidur, "sekarang ayo kita tidur"

[Name] mulai kembali memperbaiki posisinya dan dengan hening Levi juga ikut membantu. Menempatkan sebuah bantal di sisi kiri istrinya sebagai upaya agar ia bisa tidur dengan nyenyak tanpa merasa sesak nafas.

"Tidurlah sambil berbalik ke arah kanan"

"Kenapa?" walaupun bertanya, [Name] tetap melakukan apa yang diperintah suaminya.

"Itu memperlancar peredaran darahmu," Levi menarik selimut hingga setengah tubuh [Name] tertutupi, "Dan juga itu membuat Hati dan lambung mu juga tidak akan terhimpit"

[Name] mengangguk pelan, "Wah, Levi kau tau banyak hal, yah"

Sebuah jitakan di dahi membuat [Name] mengeluh pelan, "Bidan sudah menjelaskannya, bisa-bisanya kau lupa"

"Aku kan cuman bercanda" [Name] mengusap dahinya, "Aku ingat, kok. Cuman rasanya aku senang kalau kau ingat juga"

"Bodoh, mana mungkin aku lupa hal-hal penting seperti itu"

[Name] tertawa kecil, "kalau begitu kau berbaringlah, kita tidur"

"Tidak, kau tidur duluan. Setelah itu baru aku tidur" Levi menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur, "Satu hal..."

Kalimat itu membuat [Name] beralih menatap manik kelabu suaminya yang mulai tidak setenang biasanya, "Kau jangan ragu meminta bantuan padaku, itu sudah tugasku merawatmu"

Sebuah senyuman terlukis di wajah cantik [Name], "Terima kasih, Levi. Aku beruntung sekali bisa memilikimu"

"Aku yang beruntung," Levi bergumam pelan, sangat pelan, "sudahlah, cepat tidur"

"Um, Oyasumi nasai"

"Hmm"

[2/10]
[05.01.21]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top