Chapter 5
Jung Yi mematikan komputernya, mengakhiri jam belajarnya saat tengah malam. Meraih ponselnya, Jung Yi berjalan mengarah ke ranjang dan merebahkan diri. Tak langsung tidur, gadis itu untuk sejenak fokus pada layar ponsel yang menyala di tangannya.
Seperti Eugene, Jung Yi sendiri juga memiliki kebiasaan untuk membuka akun SNS miliknya di tengah malam pada tanggal 15. Dan tentunya hal itu Jung Yi lakukan untuk melihat unggahan terbaru Eugene. Meski kerap beradu mulut ketika bertemu, sebenarnya Jung Yi adalah orang yang sangat memperhatikan Eugene.
Dahi Jung Yi mengernyit ketika tak melihat unggahan terbaru Eugene. Gadis itu bergumam, "apa yang dia lakukan?"
Jung Yi melihat jam dinding di dekat pintu. Waktu sudah menunjukkan tengah malam dan tinggal beberapa menit lagi pergantian hari tapi Eugene belum menggunggah apapun.
"Apakah dia belum pulang?"
Jung Yi bangkit dari ranjang dan berjalan menuju jendela. Membuka gorden, Jung Yi memperhatikan rumah Eugene yang tampak gelap, hanya lampu halaman yang menyala. Dan lampu itu memang secara otomatis menyala saat malam.
"Dia belum pulang," gumam Jung Yi dan saat itu perasaan khawatir mulai mengusik batinnya. "Pergi ke mana dia hari ini? Kenapa belum pulang juga?"
Jung Yi beralih melihat kolom komentar pada unggahan lama Eugene. Dan kolom komentar itu dipenuhi oleh komentar hari ini. Banyak pengikut Eugene yang menyampaikan kekhawatirannya dan justru memicu keributan di akun SNS Eugene. Tanpa sadar hal itu justru menambah perasaan khawatir Jung Yi.
Jung Yi memutuskan untuk menghubungi Eugene, mengabaikan harga dirinya dan kembali menjadi anak yang manis di depan Eugene. Namun, belum sempat menemukan kontak Eugene, perhatian Jung Yi tersita oleh suara sirine mobil polisi yang terdengar mendekat.
Jung Yi membuka jendela, melongokkan kepalanya keluar. Mencari sumber suara sirine berasal. Dan hanya dalam beberapa waktu, sebuah mobil polisi melewati rumahnya dan berhenti di depan rumah Eugene.
Ponsel di tangan Jung Yi terjatuh ke lantai. Gadis itu segera meninggalkan kamarnya. Berlari menuju rumah Eugene.
"Ahjussi!!!" teriakan Jung Yi menarik perhatian dari salah satu petugas polisi yang kemudian menahannya.
"Biarkan aku masuk. Apa yang terjadi pada Ahjussi?"
"Tenanglah, Nona. Kami datang karena mendapatkan sebuah laporan. Kami harus memeriksa kebenaran dari laporan itu terlebih dahulu. Apakah kau kenalannya?"
"Aku tinggal di seberang jalan. Biarkan aku masuk."
"Aigoo! Aigoo!" Ibu Jung Yi yang juga keluar setelah mendengar sirine mobil polisi tampak terkejut ketika melihat mobil itu berhenti di depan rumah Eugene. Dia bersama suaminya lantas bergegas menghampiri putri mereka.
"Jung Yi ... apa yang terjadi di sini?"
"Ibu ..."
Ayah Jung Yi kemudian berbicara dengan kedua petugas polisi itu. "Selamat malam, Pak. Apakah yang terjadi di sini?"
"Selamat malam, kami mendapatkan laporan tentang penghuni dari rumah ini. Kami datang untuk memeriksanya."
Satu petugas yang sebelumnya memeriksa sekeliling rumah lantas kembali. "Pintu rumah terkunci dan tidak ada pergerakan di dalam rumah. Haruskah kita dobrak pintunya."
"Dobrak saja," celetuk Nyonya Shim. "Aku pemilik rumah ini, dobrak saja pintunya."
Para petugas polisi itu saling bertukar pandang sebelum mengangguk ringan dan berjalan bersama menuju pintu. Dan di saat kekacauan telah terjadi di luar sana karena sebuah hal kecil, di dalam rumah itu sendiri Eugene keluar dari kamar mandi dengan keluhan yang keluar dari mulutnya.
"Aigoo ... apa yang aku makan tadi siang? Perutku ..."
Sembari salah satu memegangi perutnya, Eugene berjalan menuju ranjang dan meraih ponselnya. Dia kembali mengeluh. "Sudah lewat tengah malam, eih ..."
"Ahjussi ..."
"Oh?" Eugene tertegun ketika tiba-tiba mendengar suara Jung Yi. "Apakah aku sedang berhalusinasi?"
Eugene keluar dari kamar, hendak memeriksa ke halaman. Tapi karena ia tidak menyalakan lampu, kakinya tak sengaja tersandung kaki meja. Membuatnya berjalan sembari berjinjit dan kesakitan. Dan tanpa ia sadari para tetangga sudah berkumpul di depan rumahnya.
Di saat Eugene sedang sibuk memanjakan jari kelingking kakinya, ia dikejutkan dengan seseorang yang berusaha mendobrak pintu rumahnya.
Dengan wajah yang mengernyit, Eugene bergumam, "orang gila mana yang bertamu semalam ini?"
Sedikit pincang, Eugene bergegas menuju pintu sebelum pintunya benar-benar hancur. Dia membuka pintu tepat saat para petugas polisi hendak mendobrak pintu. Dan karena ulah Eugene, dua polisi jatuh ke dalam rumahnya.
Eugene memandang dengan tatapan bingung. Dia kemudian menegur dua petugas itu. "Apa yang sedang kalian lakukan, Opsir?"
"Eugene," tegur ibu Jung Yi dengan suara yanh keras.
Eugene memandang keluar dan tertegun melihat orang-orang sudah berkerumun di jalanan depan rumahnya. Ia berjalan keluar dan membuat semua orang ikut bingung. Termasuk Jung Yi yang tiba-tiba kehilangan simpatinya ketika melihat Eugene baik-baik saja.
Dengan wajah kebingungan Eugene bertanya, "apa yang sedang terjadi di sini? Kenapa semua orang ada di sini?"
"Tuan Eugene Choi," tegur seorang petugas yang tidak ikut terjatuh.
"Ya," jawab Eugene, masih dengan ekspresi wajah kebingungan.
"Kami mendapatkan laporan bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk padamu, itulah sebabnya kami datang untuk memastikan. Apakah kau baik-baik saja?"
Eugene mengangguk. "Aku baik-baik saja. Aku hanya pergi sebentar ke kamar mandi dan semua orang sudah berkumpul di sin— akh!"
Eugene langsung memekik begitu seseorang memukul kepalanya dan belakang. Dia menoleh dan mendapati kemarahan Jung Yi.
"Bocah, kenapa kau memukul kepalaku?" tegur Eugene tak terima.
"Dukun gila ini," gumam Jung Yi, sarat akan kekesalan. Namun, setelahnya gadis itu mengamuk. "Kau sudah bosan hidup!"
Jung Yi memukuli Eugene yang masih belum memahami keadaan di sana. Dia berusaha bersembunyi di belakang si petugas polisi. Sementara orang tua Jung Yi segera datang untuk menenangkan putri mereka. Dan keributan malam itu berakhir menjadi sebuah lelucon.
Predator : Along With God
Lewat tengah malam itu Eugene mengunggah beberapa foto yang sebelumnya ia pilih dengan menyertakan keterangan 'Apa yang kalian pikirkan? Aku masih hidup. Aku hanya ingin bermain-main dengan kalian' sembari memberikan emotikon tertawa di akhir kalimat. Sangat berbeda dengan situasinya saat ini yang tidak bisa mengulas senyum.
Selesai dengan urusan pribadinya, Eugene keluar dari kamar dan terlibat dalam situasi menegangkan. Dengan camggung ia duduk di samping Jung Yi, berhadapan dengan kedua orang tua Jung Yi. Mereka duduk di lantai kayu ruang tamu rumah Eugene setelah kerumunan dibubarkan.
Jung Yi menatap tajam dan menegur dengan ketus, "siapa yang mengizinkanmu duduk di sini?"
"Ini rumahku, terserah padaku ingin duduk di mana," sahut Eugene, tak bermaksud melanjutkan keributan karena merasa segan dengan ayah Jung Yi.
"Menjauhlah dariku."
Eugene mengalah, ia kemudian bergeser tapi tidak begitu jauh hanya untuk membuat Jung Yi merasa lega. Dan setelahnya suasana tegang itu berlanjut.
Ayah Jung Yi kemudian memulai pembicaraan. "Eugene, jelaskan pada paman kenapa situasi seperti ini terjadi."
"Itu ... begini ... anu ..."
Jung Yi menyahut dengan kesal, "kau hanya perlu mengatakan bahwa para penggemar gilamu itu membuat kekacauan. Tinggal bicara saja, apa susahnya?"
"Jung Yi," tegur ibu Jung Yi. Nyonya Shim kemudian berbicara dengan Eugene. "Bibi sangat terkejut ketika melihat ada polisi di depan rumahmu. Bibi pikir sudah terjadi sesuatu yang buruk padamu."
Eugene tersenyum canggung. "Aku bersalah karena sudah membuat kalian khawatir. Aku berjanji pada Paman dan Bibi bahwa situasi semacam ini tidak akan pernah terjadi lagi, aku berjanji."
"Ini hanya kesalahpahaman, bibi bersyukur bawah kau baik-baik saja."
Ayah Jung Yi menyahut, "baiklah, karena ini juga sudah lewat tengah malam, kita harus pulang sekarang dan beristirahat."
"Sekali lagi aku minta maaf atas kekacauan ini, Paman."
"Tidak, bukan masalah. Sekarang tidurlah. Jung Yi juga harus segera istirahat."
Keluarga Jung Yi beranjak berdiri. Dan saat itu pandangan Eugene mengikuti pergerakan Jung Yi hingga seulas senyum lebar melukis wajah Eugene ketika keduanya bertemu pandang.
"Kalau begitu kami pulang dulu. Jika terjadi sesuatu, jangan segan untuk menghubungi kami," ujar Nyonya Shim.
Eugene segera berdiri dan sempat menundukkan badannya beberapa kali. "Selamat malam, Paman, Bibi, Jung Yi juga."
"Minggir!"
Jung Yi mendorong Eugene agar bisa lewat. Namun Eugene mengambil kesempatan ketika orang tua Jung Yi sudah berjalan keluar. Eugene menahan salah satu lengan Jung Yi. Merendahkan tubuhnya dan membisikkan sesuatu.
"Oppa menangkapmu."
"Pak tua mesum," gumam Jung Yi. Dia kemudian mendorong Eugene hingga pria itu bergeser dengan paksa dan setelahnya ia melenggang keluar.
Eugene menyusul mereka dengan tawa tanpa suara dan mengantarkan mereka dari halaman rumahnya. Setelah melihat Jung Yi masuk ke rumah gadis itu sendiri, Eugene tiba-tiba bergidik. Baru menyadari bahwa dia hanya mengenakan kemeja tipis. Ia kemudian buru-buru masuk ke rumah, dan tak berapa lama lampu di ruang tamu dimatikan. Mengakhiri kekacauan yang ia buat malam itu, Eugene tidur dengan tenang. Tapi di sisi lain, di tempat yang berbeda dengannya. Alexander masih terjaga di sebuah ruangan yang dipenuhi oleh buku-buku, menyerupai sebuah perpustakaan.
Predator : Along With God
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top