Kadita
Hai, masih ada penghuni lapak ini nggak? Bertahun-tahun kita nggak jumpa. Banyak pesan yang masuk di sini sampai instagram pada bilang kangen sama Aksara - Diajeng. Makasih banget udah setia sama Aksara - Diajeng ya.
Aku sedang ngumpulin tenaga buat lanjutin cerita ini. Suatu saat kulanjut lagi tapi belum tahu kapan.😂
Sekalian aku mau promosi cerita baru yang aku unggah di akun HAI2017.
Blurb :
Kadita menemukan surat rahasia ketika dia membersihkan rumah kakeknya di Yogyakarta. Rumah yang tidak ditinggali selama sepuluh tahun tersebut rupanya menyimpan kenangan pilu yang tidak diketahui oleh khalayak umum, termasuk keluarganya.
Karena penasaran, Kadita membuka akses penglihatannya untuk menelusuri kenangan tersebut hingga dia berkenalan dengan Gedung Jefferson, Benteng Vredeburg, Kamp Plantungan, serta kisah romansa kakeknya yang selama ini disembunyikan.
Kadita tidak pernah mengira bahwa nama Rara Kadita yang diberikan oleh kakeknya adalah sebuah bentuk memoralisasi terhadap seorang gadis yang pernah menyemai rasa di hati kakeknya. Bahkan hingga akhir hayatnya, sang kakek tetap membawa cintanya walaupun harus bergerilya di balik perasaannya.
Intro :
Rara Kadita Soerojo, memiliki indera yang tajam membuatnya menemukan fakta baru ternyata kakeknya memiliki cinta lain yang disembunyikan.
Kadita Astadiredja, wanita penggenggam hati kakek Kadita, kini hingga nanti.
Mapanji Garasaka Soerojo, mencintai sepenuh hati kepada wanita selain istrinya sendiri. Panji pandai bergerilya di balik perasaannya sendiri.
Rizaldi Pramadana, hatinya tertambat kepada Kadita setelah mereka berdua mengadakan perjalanan napak tilas di Yogyakarta.
Cuplikan :
Yogyakarta, 1965
"Aku rindu sama kamu, Dit. Setiap kali mau berduaan pasti ada saja alasan kamu menghindar," bisik Panji, dia menyurukkan wajah di pundak Kadita. Menghirup napas dalam-dalam, merasakan sensasi aroma khas Kadita yang sudah melebur dengan parfum di kausnya.
Mengusap pelan-pelan kepala Panji, Kadita terkekeh.
"Aku tidak menghindar, Panji. Aku hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain dengan keterbatasan kemampuan yang aku miliki. Sebagai bagian dari agen perubahan, aku tidak mau berdiam diri sementara di sekitar kita bermunculan ketidakadilan yang menyayat jiwa. Mahasiswa baru datang ke kampus untuk belajar, Nji. Bukan untuk dijadikan target percobaan yang mengatasnamakan senioritas.
"Kalau bukan aku dan teman-teman CGMI, siapa lagi yang mau rela berjuang menegakkan keadilan di kampus ini? Ini baru di lingkungan kampus, Nji. Di luar sana sudah banyak rekan seperjuangan yang terlibat aksi mengkritik pemerintah. Suatu saat nanti aku pasti akan ikut turun ke jalan menyuarakan isi kepala yang selama ini kupendam."
Panji menegakkan badannya. Mengerjapkan mata memerhatikan Kadita ceramah tentang penindasan terang-terangan yang merajalela di kampus mereka. Sungguh Panji tidak paham apa yang dikatakan kekasihnya. Sebab, Panji tidak tertarik terlibat aktivitas mahasiswa. Seorang Mapanji Garasaka Soerojo hanya memusatkan pikirannya terhadap mata kuliah Kedokteran supaya kelak dirinya menjadi dokter yang berguna untuk masyarakat, sesuai titah orang tuanya.
Di depan Kadita, Panji bersendang dagu. Bahkan Panji tidak mendengarkan ocehan wanita itu. Dia hanya menatap takjub cara Kadita berbicara. Begitu menggebu dan berapi-api. Paras kekasihnya memang menyihir mata, nada suaranya melenakan telinga. Semakin lama Panji memerhatikannya, semakin jatuh cinta pula dia dengan Kadita Astadiredja.
............. lanjutan cerita ini ada di akun HAI2017.
Bang Aksa di mana? Sabar, yah.
😣😣
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top