9
"Hei! Cinderella Arlan datang juga," sapa Joan ceria.
Arlan yang baru sampai di lapangan futsal jelas manyun. Dia benar-benar nggak suka sama julukan itu. Dia balas menyalami Joan walaupun jengkel. Arlan meletakkan tasnya di bangku penonton dan melepaskan jaketnya.
Sejenak Arlan terdiam menatap cewek-cewek cantik yang duduk di bangku penonton. Cewek-cewek itu adalah para pacar atau gebetan dari cowok-cowok yang main futsal hari ini. Dulu kalau dia mau main futsal begini, tentu saja Lana juga duduk di situ. Menyemangati tim Arlan sepenuh hati, menyiapkan bekal dan bahkan menyeka keringat Arlan. Kini semua itu tinggal kenangan saja.
Arlan jadi ingat alasan kenapa dia nggak pernah keluar di atas jam sepuluh malam. Bukan hanya karena Lana melarang dia. Lana yang terlalu gampang cemas itu mau memaksa ikut kalau Arlan nongkrong malam-malam. Maka Arlan pun mengalah dan memilih tidak ikut nongkrong, daripadanya dia harus membiarkan Lana mengikutinya.
"Halo, Kak Arlan," sapa para cewek yang tidak dia ketahui namanya itu.
"Oh, hai," balas Arlan sambil tersenyum sekenanya saja.
"Katanya Kakak putus ya?"
Sialan! Arlan mengumpat dalam hati. Bahkan orang yang nggak dia kenal aja tahu kalau dia habis putus. Kok bisa begini. Emangnya di jidat dia ada tulisannya habis putus gitu?
Arlan menatap garang pada Joan. Pasti si bigos ini biang keroknya. Begitu pikir Arlan. Tapi drummer band indi yang lagi naik daun itu nggak peka. Dia cuman minum aja dengan tampang innocent.
"Aku nggak tahu ya kalau aku seterkenal itu. Kehidupan pribadiku udah setara artis nih. Kok bisa semua orang pada tahu kalau aku putus," geram Arlan.
"Narsis amat, Lan!" olok Joan. "Ngomong-ngomong kok kalian bisa tahu kalau Arlan putus?"
Arlan mengerutkan kening melihat Joan nanya begitu. Berarti bukan dia yang nyebarin gosip putusnya dia pada cewek-cewek ini.
"Aku lihat instagramnya Lana hari ini. Postingannya ilang semua nggak bersisa. Aku cuman nebak aja, kalau bukan karena instagramnya Lana di hack, pasti Lana putus nih. Soalnya aku biasanya juga gitu kalau udah putus. Foto mantan semuanya dihapus dan unfoll juga."
Arlan tertegun mendengar ucapan cewek tak dikenal itu. Apa? Semua foto dihapus? Unfoll? Ingin rasanya Arlan mengecek instagramnya Lana sekarang juga, tapi kalau dia ketahuan stalking Lana, nanti dikira dia masih ada rasa.
"Oh gitu, masuk akal juga hipotesis kamu Vi," kekeh Joan.
Arlan berusaha tetap stay cool. Dia pura-pura pemanasan aja. Walaupun hatinya sudah membara.
"Arkan, mana?" tanya Arlan karena melihat ketidakhadiran kakaknya. Batang hidung cowok itu nggak kelihatan lagi setelah dia ketawa-ketiwi nggak jelas bareng Lana di Kafe X tadi.
"Katanya OTW, bentar lagi juga sampai," jawab Joan.
Bener aja, sekitar lima menit kemudian kakak kembar Arlan itu datang juga dengan senyuman jahilnya. Sejujurnya Arlan kesal karena harus mengakui makhluk ini sebagai kakaknya. Padahal dialah yang lahir duluan, mestinya kan dia yang jadi kakak. Hanya saja keluarga besar mereka masih menganut adat jawa kental. Menurut adat Jawa, ketika ada anak kembar, yang lahir belakangan itu adalah kakak, karena katanya di dalam kandungan dia mendorong sang adik untuk lahir duluan. Arlan nggak paham kenapa keluarganya harus mengikuti adat nggak jelas itu. Padahal keluarga besarnya itu hampir seluruhnya berprofesi sebagai dokter.
"Kamu ke mana aja, kok baru dateng? Telat lima menit nih!" ketus Arlan.
Apa Arkan tadi habis jalan bareng Lana? Mereka ngapain aja? Jangan-jangan mereka jadian? Sialan! Kenapa aku harus peduli mereka ngapain! Arlan mengumpat dalam hati. Jengkel sendiri dengan amarahnya yang tidak pada tempatnya ini.
"Halah lima menit doang," tepis Arkan.
"Lima menit itu berharga buat tenaga kesehatan!" Arlan masih aja ngegas.
"Hei, kita kan mau futsal bukannya mau operasi."
***
Up! Update Guys... Votes dan komen yah...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top