27
Lana manyun saat melihat angka di timbangan digital yang sedang dia injak. Sudah hampir tiga minggu dia menjalankan program diet sesuai anjuran Arkan. Minggu pertama memang turun lima kilogram dengan sukses. Namun akhir-akhir ini berat badannya tetap saja malah cenderung naik. Padahal dia sudah makan sangat sedikit. Bahkan lebih sedikit dari menu diet yang sudah diberikan oleh Arkan. Apa yang salah?
Dering ponsel membuat Lana menoleh ke atas nakas. Nama Arkan tertera di sana. Lana mengangkat telepon itu dengan segera. Arkan lama sekali membaca chatnya. Yah, namanya business man, Arkan pasti sibuk banget. Nggak kayak adik kembarnya yang pengangguran itu. Baru saja Lana stalking Instagram mantan pacarnya itu karena iseng. Postingan terakhir Arlan sedang pergi ke Kafe X. Fotonya memang sendirian. Tapi Lana yang cerdas mengungkapkan fakta bahwa cowok itu sedang bersama Siwi dari pantulan bayangan Siwi yang ada di gelas es Genderuwo yang dipesan Arlan.
Huh! Padahal dulu Arlan selalu menolak dengan tegas kalau dia ada perasaan dengan Siwi. Ternyata setelah mereka putus, dia malah makin leluasa keluar bareng cewek itu terus. Mana dia ngajakin Siwi ke Library Kafe favorit Lana lagi! Meskipun jengkel tidak ada yang bisa dilakukan Lana. Dia bukan pacar Arlan lagi.
"Halo, Lan, maaf ya aku baru pulang, aku baru baca chatmu," ucap Arkan begitu teleponnya diangkat oleh Lana.
"Iya nggak apa, aku tahu kamu sibuk. Nggak pengangguran kayak aku," balas Lana rada miris. Yah, harus sadar dirilah dia karena ikut program diet gratisan, jadi Arkan nggak bisa ngasih full service sama dia.
Lana yang sudah resmi pengangguran satu bulan nanya sama Arkan apa ada lowongan di kantornya. Arkan sih jawabnya, "Maaf, belum ada." Tapi pas Lana ngepoin Instagram-nya kantor Arkan, dia pahamlah kenapa dirinya nggak diterima. Di kantor Arkan isinya cuman cewek yang langsing-langsing aja. Maklumlah usaha katering diet nggak bakal laku kan kalau pegawainya ada yang langsung macam Lana gini. Lana jadi malu sendiri. Berani-beraninya dia nanya lowongan ke Arkan. Harusnya dia udah bersyukur di kasih konsultasi diet gratisan gini.
"Ngambek gitu?" goda Arkan.
"Nggak ngambek kok," ucap Lana. Beneran kok dia nggak ngambek. Apa coba hak dia ngambek sama Arkan yang udah berbaik hati bantuin dia diet. Padahal hubungan mereka hanya calon ipar yang gagal.
"Ya udah, hari ini kamu ada waktu, kan? Kita ketemuan yuk," ajak Arkan.
"Aku selalu ada waktu, kan aku pengangguran." Lana emang sengaja ngasih penekanan di kata pengangguran. Ya kali aja gitu Arkan kasihan terus Lana di kasih job. Bagian cuci piring juga nggak apa deh.
Yang bikin Lana sedih pas jadi pengangguran itu bukan hanya karena nggak punya duit, tapi tetangga kadang juga suka julid. Tadi pagi pas Lana pagi-pagi nyapu halaman, dia ketemu tuh sama tetangga yang sok ramah pakai nyapa segala dan nanyain, "Kok Mbak Lana sering keliahatan di rumah sih? Apa nggak kerja? Katanya kerja di Surabaya, kan?"
Buat menjaga harga diri, Lana bilang ajalah dia resign padahal aslinya dia dipecat. Indonesia ini memang dipenuhi dengan tetangga yang super kepo.
"Oke, kalau gitu aku jemput ya setengah jam lagi. Kamu pakai baju olahraga ya. Kita lari-lari di lapangan CB."
Lana mengeluh dalam hati. Dia paling benci olahraga lari.
***
Prajabatan cinta vol 20 di karyakarsa udah update ya Guys. Yuk mampirlah, Sis hehehe. Klo di sini sudah bab 78.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top