17

"Lana, ayo makan, Nduk." Ibu Lana menggedor kamar anak perempuannya beberapa kali, namun tak mendengarkan jawabannya.

Lana sudah tidak keluar kamar sejak dua hari yang lalu. Sepertinya anak ragil itu sedang stres. Baru putus dari pacar yang sudah sepuluh tahun. Rasanya kalau bayar cicilan rumah atau motor mungkin sudah lunas. Masih ditambah dengan pemutusan hubungan kerja yang sepihak dan tiba-tiba dari Puskesmas, juga olok-olok dari kakak sulungnya yang tiap hari mengejeknya gendut. Beban hidup Lana pasti sudah seberat berat badannya. Maka dari itulah ibunda Lana membiarkan anak perempuannya itu menyendiri sebentar. Eh, kok Lana malah nggak keluar kamar sama sekali.

"Lana sayang? Ayo dong keluar, makan dikit aja nggak akan nambah berar badan kamu. Kalau nggak makan sama sekali nanti kamu bisa sakit."

Ibunda Lana melihat anaknya, Agam yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melingkar di leher. Segera saja wanita paruh. Baya itu memanggil anak lanangnya itum.

"Gam, ini adikmu kok nggak keluar-keluar ya," ucap si Ibu cemas.

"Masak?" tanya Agam sambil menggosok rambutnya yang masih setengah basah.

"Iya, lho! Sudah dua harian dia nggak keluar kamar sama sekali."

Netra Agam terbeliak. "Hah! Jangan-jangan sudah membusuk!"

Ibunda Lana memukul pelan bahu anak lanang yang bibirnya lamis itu. "Hush! Kamu ini! Ayo bantu, ibu bangunin Lana."

"Tenang aja bu, barusan Agam lihat dia habis update story di instagram kok dua jam lalu," ucap Agam santuy.

"Tapi dia belum makan sama sekali, Gam."

"Yah, biar kempes sedikit badannya," gelak Agam tengil. Si ibu pun terpaksa memukul lagi bahu lelaki itu.

"Ayo, dobrak aja pintunya," putus wanita itu.

"Iya, deh iya, sini Agam bangunin." Agam mengetuk pintu Lana dan memanggil nama adiknya itu, tapi tak ada jawaban.

"Dobrak aja, Gam!" seru si ibu yang sudah tidak sabar.

Agam pun terpaksa menuruti permintaan ibunya. Walaupun badannya yang kurus kering membutuhkan waktu beberapa kali untuk mendobrak pintu sampai terbuka.

Sosok Lana yang telungkup di bawah ranjang membuat Agam dan ibu berteriak. "Astaghfirullah, Lana!"

Agam mendekati adiknya itu dan menepuk-nepuk pipinya. "Lan! Lana! Lana!" Namun sang adik tidak membuka mata sama sekali membuat dua orang itu makin panik.

"Ibu telepon polisi ya, eh ambulan!" seru Agam yang masih aja sempat bercanda.

Si ibu segera mengikuti instruksi Agam setelah memukul bahu anak lanangnya itu terlebih dahulu.

Ibunda Lana kebingungan. Nomor ambulan mana yang bisa ditelepon? Satu nomor yang bisa dia ingat hanya nomor mantan calon besannya. Wanita itu punya rumah sakit yang cukup dekat dengan rumah. Walaupun merasa sungkan, karena hubungan kedua anak mereka telah kandas, Ibunda Lana tetep menghubungi Dokter Aliyah.

"Halo, Besan, apa kabar," sambut dokter spesialis anak itu ramah begitu telepon tersambung. Ibunda Lana tidak menyangka wanita itu masih memanggilnya demikian. Apa berita putusnya anak mereka belum sampai ke telinga dokter itu ya?

"Alhamdulillah sehat, Besan, tapi anu... ini Lana pingsang di kamarnya," ucap Ibunda Lana terbata-bata.

"Hah? Pingsan kenapa anak mantuku?" Suara dokter itu terdengar panik.

"Nggak tahu, Besan, anu... bisa minta tolong kirim ambulan ke sini?" pinta Ibunda Lana.

"Oke, oke. Ambulannya segera datang. Jenengan tunggu ya."

"Inggih, matur nuwun."

Ibunda Lana segera kembali ke kamar Lana untuk melihat kondisi putrinya apakah sudah sadar setelah pembicaraan dengan mantan calon besannya diakhiri.

***

Up Gaes! Kalo kalian mau baca lebih cepat ke karya karsa aja ya. Sudah diupload sampai bab 27. Tapi kalau maunya baca gratis di sini aja yang sabar ya menunggu updatenya.

Ceritaku yang judulnya Keluarga Rempong dihapus oleh pihak wattpad karena ada yang melaporkan sebagai plagiat. Aku sudah berusaha menunjukkan bukti pada wattpad bahwa aku penulis aslinya tapi nggak ada hasil. Pihak wattpad malah meminta aku menghubungi pelapor untuk mencabut tuntutan DMCA-nya. Masalahnya aku jg nggak tahu siapa yang lapor. Jadi aku harus menghubungi siapa? Untungnya yang hilang cuman Keluarga Rempong yang viewnya 300k ya. Bukan TMD atau Prawirohardjo series lain yang rata2 view 1jt. Akunku masih selamat tapi kalau kejadian yang sama berulang bisa-bisa akunku lenyap. Aku sedih tapi aku bisa apa. Kalau seumpama akunku hilang. Aku berharap manteman tetep baca ceritaku ya. Aku akan bikin akun baru lagi walaupun harus mulai dari awal lagi. Follow ig dan channel telegramku biar temen2 bisa tetep menghubungi aku seandainya sewaktu-waktu akunku hilang. Terima kasih atas dukungannya selama ini dan doakan akun wattpadku tetap selamat dan sehat sentosa.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top