12

Lana turun dari mobil. Mereka sudah sampai di gang menuju rumahnya. Karena jalannya terlalu sempet Arkan tidak bisa mengantarnya sampai ke depan rumah. Arkan membantunya membukakan garasi dan mengeluarkan koper yang dibawa mantan calon adik iparnya itu.

"Makasih ya, udah mau nganterin," kata Lana.

"You're welcome. Aku kan sambil pulang juga. Ntar kamu kabar-kabar aja ya Lan, kalau mau balik Surabaya, bareng aja aku lagi," tawar Arkan.

"Makasih, tapi aku baliknya pengen motoran aja. Soalnya ini aku emang mau ngambil motor buat akomodasi di Surabaya," jelas Lana.

"Kamu naik motor sendiri ke Surabaya?" ucap Arkan takjub.

"Yah, aku emang harus bisa mandiri. Sekarang sudah nggak ada lagi yang bisa anter-jemput aku." Lana tertawa miris.

"Kamu mau aku anterin?" tawar Arkan. "Nanti aku yang bonceng sampai ke Surabaya."

Lana menatap Arkan yang balik memandanginya. Arkan memang baik sekali. Dia bahkan mau mengantar cewek yang nggak ada hubungan apa pun sama dia. Sangat berbeda dengan adiknya. Padahal mereka punya wajah yang sama. Kenapa sih Lana nggak jatuh cinta sama cowok ini aja? Sebenarnya tidak sekali dua kali Lana berpikir seperti ini. Selama ini, ketika Lana bertengkar dengan Arlan, mantan calon kakak iparnya inilah yang mendamaikan mereka.

"Nggak usah, Arkan," geleng Lana. "Aku udah udah terlalu manja selama ini. Aku harus belajar mandiri. Mungkin ini juga jadi salah satu alasan kenapa Arlan memutuskan aku."

Netra Arkan membeliak mendengar ucapan Lana itu. "Arlan yang mutusin kamu?" tanya lelaki itu tidak percaya.

Lana menutup mulutnya yang keceplosan. "Aduh, padahal aku nggak pengen ngasih tahu ini ke siapa-siapa," kekeh Lana garing. "Tolong jangan sebarin ya, aku malu kalau ketahuan diputusin begini."

Arkan diam saja. Kayaknya dia masih syok karena adiknya yang super bucin itu bisa memutuskan Lana yang dulu sangat dia puja.

"Udah ya, aku balik dulu."

Lana menggeret kopernya perlahan menuju mulut gang. Meninggalkan Arkan yang tampaknya masih bengong aja. Lana tidak ingin menoleh ke belakang. Dia tidak mau menatap wajah yang mirip dengan Arlan itu lagi. Mulai hari ini Lana memutuskan bahwa dia akan memutuskan kontak dengan keluarga Prawihardjo.

Yah, Lana berpikir seperti itu. Namun ketika dia membuka pintu ruang tamu rumahnya. Matanya terpana melihat sosok seorang wanita berusia setengah abad dengan beberapa helai rambut memutih namun masih terlihat cantik duduk di sana. Wanita itu sedang mengobrol seru dengan ibunya. Lana bisa menduga apa topik pembicaraan mereka. Bulek Endang, Buleknya yang selalu ikut campur ini sangat menyebalkan.

"Lana, kamu sudah pulang, Nak." Sambutan dari ibunya, membuat Lana tersenyum kecil. Wanita dengan kerudung instan berwarna merah dengan daster bermotif batik itu menatapnya dengan cemas.

"Iya Bu, tadi dapat tumpangan dari Arkan," jelas Lana.

"Katanya kamu putus ya dari Arlan."

Lana meringis mendengar omongan dari budhenya itu. Rupanya berita itu sudah sampai ke telinga wanita ini.

"Kok bisa sih kamu putus dari dia? Pasti kamu yang kurang mengalah deh. Sayang banget loh kamu putus dari keluarga Prawirohardjo. Mestinya kamu pertahankan dong. Hidup kamu kan bisa jadi enak kayak bulek.

Buleknya itu memang selalu membanggakan diri sebab bisa menjadi anak mantu Prawirohardjo. Dia menikah dengan adik ibu dari Arlan dan Arkan.

Senyuman Lana bertambah lebar. Seenaknya saja orang ini menghakimi dirinya.

***

Up! Jangan lupa votes dan komen ya Guys...

Guys... Nanti malem aku live lagi di Shopee. Pokoknya aku live tia hari sampai tgl 31 juli ya guys. Lumayan manteman yang mau checkout bisa dapat diskon 50% lho. Kalau pun nggak mau checkout kita bisa ngobrol-ngobroo ya. Kalau ada yang nagih update di live pasti langsung aku turutin deh hahahaah. Yuk ayuk nemein aku live 30 menit aja.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top