1.
HaPPY ReaDIng✨✨
Cahaya matahari pagi menghias wajah seorang cewek berambut pendek,dan berkulit putih pucat itu. Ia menenteng tas berisi laptop di tangan kanannya dan tumpukan kertas putih di tangan kirinya.
Kenalkan, cewek itu adalah ketua osis SMA Adipura. Namanya Karana Putri ia terpilih sebagai ketua osis karena ketegasan dan ke aktifannya dalam bersosialisasi. Ya, itu benar. Pagi ini saja ia sudah di sibukkan dengan laporan-laporan kegiatan osis bulan lalu yang belum selesai. Di karenakan sekretarisnya sedang sakit, jadilah Karana yang mengambil alih.
Terlihat ia sedang duduk manis di bangku kantin dekat dengan kolam ikan. Ia fokus dengan laptopnya.
"Ck, kalo tau gini harusnya kemaren siang gua ngerjainnya. Huft..Banyak banget si.." Eluh Karana sambil membolak-balikan kertas HVS itu.
DOR!
"ALLAHU AKBAR!" Karana terkejut karena kedatangan sahabatnya Fitria.
"Santai aja dong Fit.. Lo gak liat gue lagi apa? Kalo rusak gimana nih." Ucap Karana masih menahan emosi.
"Yeee...ya maap lagian lu pagi-pagi gini udah ngurusin laporan. Santai aja kali. Cuma osis juga." Jawab Fitria lalu ia beranjak pergi ke kios kantin.
"Cuma? Iya sih..tapi kan gue bertanggung jaw.." Ucapan Karana terhenti.
"Eh mau kemana lu? Nitip dong." Lanjutnya.
"Hmmm..kan bener belum sarapan. Yaudah mana ongkosnya." Pinta Fitria.
Setelah memberikan uang kepada Fitria, Karana melanjutkan lagi tugasnya. Di tengah kesibukkannya seorang guru menghampiri Karana.
"Pagi Karana...Kamu lagi ngapain?" Sapa guru tersebut.
"Eh Bu Asih...Ini bu lagi ngelanjutin laporan. Silahkan duduk bu." Jawab Karana sopan lalu mempersilahkan duduk guru yang bernama Asih itu.
"Ada apa ya bu?" Tanya Karana kepada guru tersebut.
"Hari ini ada murid baru, ibu lupa namanya. Tapi intinya nanti dia pasti ke ruang kepala kok. 20 menit lagi kamu kesana ya. Tau lah ngapain, temenin dia keliling sekolah dan nunjukin kelasnya. Oke?" Jelas Bu Asih memberitahukan tugas Karana.
"Baik bu! 20 menit lagi saya kesana." Jawabnya mengiyakan.
"Ok ibu tinggal ya." Pamit Bu Asih.
"Iya Bu..." Jawab Karana.
Sibuknya Karana bertambah lagi, ia harus menemani murid baru. Hedeh..
Karana ayo semangat!.
~~
20 menit berlalu. Karana pun beranjak pergi dari kantin dan meninggalkan Fitria, ia meminta Fitria membawakan barangnya ke kelas. Karena Fitria sahabat yang baik ia pun mengiyakan.
Saat Karana melewati koridor. Murid-murid yang berkumpul di sana mulai menyapanya. Karana pun membalas sapaan mereka.
"Pagi Kar..."
"Pagi...
"Makin cantik aja lo Kar..."
"Hahaha, ada aja lu"
"Halo kak Kar..."
"Hai..."
Disini bukan waktunya ia memasang muka sangarnya. Ada waktu-waktu tertentu untuk ia bersikap garang dan tegas.
Sampailah ia di depan ruang kepala sekolah, Karana pun menarik kenop pintu perlahan dan membuka pintu.
"Assalamualaikum..." Sapa Karana memasuki ruangan yang dingin itu.
"Wa'alaikumsallam Kar.. Ayo sini.." Jawab Pak Kepsek dan mensilahkan duduk Karana.
Karana pun mengangguk sopan, ia pun duduk di sebelah ransel berwarna hitam. Ia yakin itu tas milik murid baru.
"Pak kemana murid barunya?" Tanya Karana sopan.
"Ohh..dia lagi di toilet. Tunggu ya." Balas Pak Kepsek.
5 menit kemudian datanglah seorang cowok dengan rambut hitam lebatnya yang sedikit berantakan, dan baju seragam yang sisi kanan bawahnya keluar.
"Nak! Itu bajunya di masukkan!." Tegas Pak Kepsek saat melihat pakaian cowok itu.
Cowok itu tak menjawab tetapi ia membenarkan pakaiannya asal.
Lalu mengambil tasnya.
"Ayo keliling" Ucapnya tanpa basa-basi.
Pak Kepsek terekejut melihat sikap cowok itu, ia pun langsung berdiri dan mempersilahkan Karana dan cowok tersebut berkeliling.
"Ohh yaa..silahkan Karana temani dia" Ucap Pak Kepsek.
"B..Baik pak..Assalamualaikum.." Balas Karana gugup. Entahlah kenapa jantungnya tiba-tiba berdegup kencang, gugup tidak seperti biasanya.
~~~
Keluar dari ruangan Karana mendekat ke cowok itu dan menjulurkan tangannya.
"Kenalin gue Karana, ketua osis Adipura." Sapa Karana.
Uluran tangan Karana tak di balas oleh cowok tersebut.
"Praja, Gue anak balap. Gak guna ada kali nge-osis." Balas Praja membuat Karana menarik ulur kembali tangannya lalu menyilangakannya di depan dada.
"Ohh.. Lu gak suka osis, ya udah ikut ekskul aja ,Pramuka contohnya. Keknya lu cocok deh." Tawar Karana kepada Praja.
Tak ada jawaban dari Praja, ia berlalu begitu saja meninggalkan Karana.
Karana masih menahan sabar, ia pun menyusul cowok rese itu.
Di sepanjang koridor mulut Karana tak berhenti menjelaskan tiap celah-celah sekolah.
"Dari kelas ini sampai deket belokan koridor itu ruang kelas X. Nak kalo di seberang sana Kelas XI, kelas lo. Kalo di lantai dua baru ruang guru,sama kelas XII. Kalo lo mau ke toilet di belakang setiap barisan kelas ada toiletnya kok. Tapi kalo lantai atas cuma 4 toilet untuk murid cowok/cewek. Di ujung sana yang agak rimbun tuh Perpustakaan, tempat paling nyaman di Adipura. Kalo mau kekantin ada di...."
"Dimana?" Ucap Praja menyela penjelasan Karana.
"Lo cuma kepoin kantin ya? Tuh koridor dua belok kanan." Balas Karana.
Praja langsung membelokkan diri ke koridor dua ia pergi menuju kantin, tapi langsung di kejar Karana.
"Mau kemana lu. Gak bisa jam istirahat 1 jam lagi, sekarang lu ke kelas. Kelas berapa lu?" Karana menahan tangan Praja kuat.
"Ck! Sekolah aneh gak betah gue. Kelas XI-IPA 1." Jawab Praja sambil melepas kasar tangannya.
"What! Lo Ipa 1? Pinter dong."
"Bacot." Praja pergi bermaksud meninggalkan Karana, tetapi Karana masih mengikuti.
~~~~
Sampailah mereka di depan kelas XI-IPA 1. Praja hendak masuk tetapi ia masih risih terhadap cewek yang sedari tadi mengikutinya.
"Lo kenapa sih?!"
"Lah kenapa ini kelas gue" Jawab Karana dengan muka datarnya.
Praja membelalak kaget, demi apa ia sekelas dengan cewek gak jelas ini. Jika ia tau, saat tes kemarin sebaiknya ia asal saja menjawab soal. Agar tak sekelas dengan cewek ini.
Saat Karana masuk tiba-tiba seluruh murid di kelas terdiam. Padahal ada guru di depan mereka, tapi mereka masih terdengar sedikit berisik. Berbeda saat Karana masuk. Hal itu membuat Praja sedikit bingung.
Karana menghampiri guru tersebut dan terlihat seperti mengatakan sesuatu. Setelah selesai Karana berbincang dengan guru tersebut. Praja di persilahkan memperkenalkan diri.
"Lo duduk sebelah gue." Bisik Karana sambil berlalu.
Praja mengubah ekspresinya terlihat kesal. Tapi ia masih menahan, padahal rahangnya sudah terlihat mengeras.
"Kenalin gue Praja, Pindahan dari SMA Kusuma." Lalu ia pun menuju bangkunya tanpa meminta ijin dengan guru di belakangnya.
"Woi! YANG SOPAN!" Teriak seseorang sambil melempar bola kertas ke arah Praja.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top