Prolog
Praya terperangah. Gadis kecil berumur enam tahun yang sedang digandeng Ibunya itu terus mengangakan mulut sambil memperhatikan sekitar. Matanya juga berbinar penuh semangat saat mengetahui bahwa dirinya akan memasuki rumah mewah tiga lantai yang masih beberapa meter di depannya.
"Rumahnya bagus ya, Bu!" ucap Praya. Meski mulutnya sudah mulai tertutup, tapi kedua sudut bibirnya membentuk senyum lebar.
Perhatian Praya pun beralih pada halaman luas yang sedang dia lalui. Jaraknya yang jauh sukses membuat gadis kecil itu ngos-ngosan. Dia juga bisa membayangkan setiap hari akan berlarian di halaman berumput hijau ini tanpa perlu takut tertabrak sesuatu.
Ada juga kandang burung raksasa di kejauhan, Praya yakin saat pagi dia juga bisa mendengar kicauan burung-burung itu. Beraneka pohon tinggi juga yang bisa gadis kecil itu panjat di kemudian hari. Tempat ini bahkan jauh lebih menyenangkan dari desa kecil tempat dia tinggal bersama neneknya yang baru saja meninggal.
Fokus Praya kini berpindah pada Ratna, Ibunya. Wanita tinggi kurus yang sedang menggandengnya ini sudah bertahun-tahun tidak ditemui karena bekerja menjadi TKW di Hongkong. Keputusan Ratna bekerja jauh sekali karena Ayah Praya meninggal saat Praya masih berumur setahun.
Hingga beberapa bulan lalu, sang nenek yang merawat Praya meninggal dan Ratna terpaksa kembali. Mereka berdua tinggal di desa selama beberapa saat untuk beradaptasi menjadi Ibu dan anak. Sebelum akhirnya, Ratna mengajak Praya mengendarai mobil besar dengan banyak penumpang selama berjam-jam dan sampailah di rumah besar ini sekarang.
"Ibu," panggil Praya saat rasa penasaran gadis kecil itu semakin tak terbendung. "Ini rumah siapa? Besar sekali."
"Ini rumah kita, Yaya." Jawaban Ratna membuat Praya terhenti. Mulutnya kembali menganga.
"Gemes banget anak Ibu," ucap Ratna. Wanita itu langsung berlutut di depan Praya. "Lebih tepatnya ini rumah bos Ibu yang baru. Meski bukan rumah kita, tapi kita bertugas untuk merawat rumah ini seperti rumah kita, Yaya. Biar merawatnya ikhlas, jadi harus menganggap rumah ini milik kita juga. Paham kan, Praya?"
Praya mengangguk cepat.
Ratna sudah siap menggiring Praya kembali memasuki rumah, tiba-tiba sebuah tawa mengalihkan si gadis kecil. Sontak Praya menoleh menuju sumber suara. Seorang pria kecil tengah berlari sendirian dengan pistol gelembung di tangan.
"Itu ... siapa, Bu?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Praya.
"Dia—"
Jawaban belum selesai, tiba-tiba sosok pria kecil itu terjatuh. Tak lama tawa yang terdengar bahagia itu berubah menjadi isakan menyedihkan.
Seketika pegangan tangan Praya terlepas begitu saja dari Ratna. Gadis kecil enam tahun itu berlari kencang mendekati si pria kecil. Ada kekhawatiran yang tampak jelas di wajahnya.
"Jangan menangis," ucap Praya sembari berjongkok di depan si pria kecil.
"Sakit," keluh si pria kecil. Dia menunjukkan lututnya yang berdarah. "Berdarah."
Praya tidak tahu harus berbuat apa. Sampai akhirnya sebuah ide muncul dalam kepala gadis kecil itu. Segera saja dia merogoh saku celana jins bututnya. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah kotak permen rasa stroberi kesukaannya dari sana.
"Ini permen." Praya membuka kotak tersebut lalu menyodorkannya pada si pria kecil. "Dulu setiap kali aku sedih, Nenek selalu kasih aku permen ini. Kata Nenek, rasa manis dari permen yang kita makan bisa membuat kesedihan kita menghilang."
Tidak ada respons apa pun dari si pria kecil, kecuali menatap Praya tanpa berkedip. Dengan segera Praya meraih tangan si pria kecil itu lalu meletakkan sebutir permen di telapak tangan si pria kecil.
"Dimakan ya biar nggak sedih lagi."
"Terima kasih," jawab si pria kecil pada akhirnya. Ada seulas senyum tipis juga yang terukir. "Aku Prabu."
"Aku Praya," balas Praya girang. "Prabu, jangan sedih lagi ya."
Prabu menganggukan kepala cepat. Ketika mendapati kesedihan dari si pria kecil menghilang, senyum lebar Praya kembali terpasang.
Pertemuan pertama mereka pagi itu adalah hal paling awal dalam perubahan hidup Praya dan juga Prabu.
***
Surabaya, 5 Mei 2022
Hai hai, sebuah cerita baru akan segera saya tayangkan ya, tapi kali ini esklusif di KaryaKarsa. Cerita ini akan tayang 1x seminggu setiap jumat. Sekali update akan ada 1-3 bab, jadi nggak perlu lama nunggu satu bab-satu bab :p
Semoga suka ya!
Love,
Desy Miladiana.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top