CHAPTER 6 : Mental Breakdown
Dalam benak Praya, gadis itu tidak pernah berpikir akan merasa iri kepada seseorang terutama pasien yang sedang dia tangani. Namun, semua berbeda jika menyangkut Aruna. Segala hal yang istri Prabu itu miliki adalah segala hal yang Praya inginkan sejak dulu.
Sekarang saja Praya hanya bisa mematung di ambang pintu ruang rawat Aruna. Tatapan gadis itu tercurah sepenuhnya pada Prabu. Pria itu tengah duduk di sisi ranjang sambil mengusap wajah Aruna dengan lemah lembut.
Praya menghela napas panjang lalu buru-buru menggelengkan kepala. Perasaan iri boleh menghinggapinya, tapi tidak boleh larut di dalamnya. Gadis itu harus selalu ingat tujuannya berdiri di sini sekarang.
"Prab," panggil Praya seraya mendekati Prabu.
Prabu menoleh begitu saja. Seketika pria itu nyengir. "Hai, Aya. Ada apa?"
"Udah siang, Prab. Udah jam 1 sekarang." Praya memamerkan jam pada ponselnya. "Aku rasa kamu belum tidur sejak semalam sampai sekarang, kan?"
Gelengan kepala Prabu adalah jawaban yang sudah Praya duga. Namun, sebagai perawat, dia juga punya ribuan alasan untuk membujuk pasiennya agar menurutinya demi segera sembuh.
"Saat kecelakaan itu terjadi, kamu terluka berarti kamu pasien juga di sini. Gimana kalau sikap nekat kamu ini malah bikin masalah baru seperti tiba-tiba pingsan waktu jaga Aruna? Jadi kurasa kamu harus tidur dan nggak ada bantahan."
Terdengar erangan enggan dari Prabu. Praya mau tak mau kembali membujuk. "Kamar rawat ini sengaja diberi dua ranjang tidur, satu untuk Aruna dan satu untuk kamu. Ketika kamu tidur di ranjang sebelah, aku rasa nggak ada alasan untuk kamu ketinggalan informasi apa pun mengenai Aruna, Prab."
"Gimana kalau Aruna sadar dan aku lagi tidur? Nggak, nggak."
Prabu terus menolak, menjadikan Praya sedikit frustrasi karenanya. Nada suara gadis itu mulai tidak sabaran. "Gini ya, Prab, kalau kamu mau merawat Aruna dengan baik, maka kamu harus sembuh dulu. Aku nggak suruh kamu berhenti merawat Aruna, itu salah satu tugasmu sebagai suami, bersama dalam sehat maupun sakit. Di sini aku hanya ingin kamu setidaknya istirahat, recharge tenang untuk jaga Aruna sampai dia sehat."
"Tapi Aruna pasti cariin aku pas dia sadar, Ay."
"Kamu nggak akan kehilangan momen saat Aruna sadar, Prab. Saat kamu tidur, giliran aku yang jaga Aruna. Ketika Aruna sadar saat kamu tidur, aku bakal langsung bangunin kamu." Dengan sedikit paksaan Aruna mendorong badan Prabu menuju ranjang kosong di ruangan itu. "Prab, nurut ya, ini perintah seorang tenaga medis kepada pasiennya agar pasiennya cepat sembuh. Oke?"
Pada akhirnya, Prabu mengangguk patuh. Baru saja pria itu menduduki ranjang kosong tersebut, kernyitan kesakitan Prabu terlihat. Seketika Praya bereaksi. Buru-buru gadis itu mengambil tas tangannya untuk mengeluarkan sebuah wadah berbentuk lingkaran berwarna hitam.
"Ini," ucap Praya seraya menyerahkannya pada Prabu. Gadis itu memamerkan senyum. "Dulu permen di sini selalu bisa bikin kamu merasa lebih baik kalau lagi sakit, jadi ... aku harap permen ini bisa membuat kamu merasakan hal yang sama saat ini."
Baca kelanjutan Prahara Pernikahan Praya hanya di KaryaKarsa. Link KaryaKarsa akan dishare di beranda Wattpad ya!
***
Surabaya, 18 Mei 2022
Hai hai, aku harap kamu terus menunggu kisah kekacauan pernikahan Praya ini! Ditunggu yaaa. Oya, mulai malam ini bakal diubah jadwal tayangnya karena satu dan lain hal. Terima kasih.
Salam,
Desy Miladiana❤️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top