Chapter 30 : Come and Go

"Saya lihat akan ada seseorang yang datang dalam hidup kamu, tapi kamu harus kehilangan satu orang."

Kata-kata itu terus berputar di kepala Praya. Sementara itu air matanya terus mengaliri pipinya. Meskipun dia tidak mempercayai wanita asing itu apalagi kata-katanya, tapi entah mengapa kalimat itu terpatri dalam benaknya. Belum lagi dengan kenyataan yang baru saja Praya alami.

Tanpa sadar tangan Praya mengusap perutnya. Dia mendapatkan seseorang baru di hidupnya, calon anaknya. Namun, di rumah yang selalu sepi ini sekarang diisi oleh banyak orang. Semuanya mengenakan pakaian serba hitam. Mereka duduk memenuhi rumah dengan lantunan ayat suci yang terus dibacakan.

Ini bukan akhir yang semua orang mau, terlebih Praya. Di kepala wanita itu selalu memikirkan tragedi jika berhubungan dengan kisah cintanya dengan Prabu, tapi tragedi itu bukanlah kecelakaan maut apalagi kematian Aruna.

Semalam, ketika Aruna ditemukan tak sadarkan di kamar, Prabu dengan kepala dinginnya langsung membawa wanita itu ke rumah sakit. Namun nahas, Aruna sudah meninggal. Dokter hanya bantu memastikan kematian yang terjadi, sebelum akhirnya dimandikan, disalatkan, kemudian dimakamkan.

Overdosis obat tidur, itu penyebab utamanya. Ternyata Aruna sudah menyusun rencana. Wanita itu sengaja menyembunyikan obat-obatannya agar Erna panik, lalu pergi membeli obat tanpa pikir panjang. Sementara ditinggal sendirian, Aruna yang sudah menyimpan obat tidurnya langsung meminum semua obat dalam satu wadah secara bersamaan.

Rasa bersalah seperti menghantui Praya. Aruna sudah memberi banyak tanda mengenai keinginannya untuk pergi, tapi Praya tidak memahaminya dan sekarang wanita itu kehilangan Aruna. Bahkan, Prabu juga harus menerima caci-maki dari mertuanya mengenai betapa tidak becusnya dia menjadi suami.

"Maaf, Prab," bisik Praya. Perasaan salah ini juga yang membuatnya takut mendekati Prabu. Dia tidak ingin menambah masalah apalagi tekanan mental untuk prianya.

Pelan-pelan Praya berdiri dari tempat duduknya. Dia menyelinap keluar dari rumah, lalu berjalan terus melewati taman dan kolam renang, tujuannya adalah paviliun yang sepi karena semua penghuninya bekerja di rumah utama.

Praya terus naik ke lantai dua, tempat kamarnya dulu berada. Kamar ini sengaja dikosongkan karena Praya merasa akan ada sesuatu hal yang membuatnya harus bersembunyi di kamar lamanya. Dan sepertinya, firasatnya benar.

Begitu Praya duduk di ranjangnya. Ditatapnya jendela kamarnya yang tertutup rapat. Matanya yang sudah berkaca-kaca ditambah kesedihan yang mendalam membuat tangis wanita itu pecah detik itu juga.

"Maafin aku, Prab." Praya memohon ampun. "Maafin aku, Run."

"Yaya."

Sebuah panggilan diikuti ketukan pelan di pintu menghentikan tangis Praya sejenak. Wanita itu menoleh. Seketika dia terkejut mendapati Ratna berdiri di ambang pintu kamarnya.

Perlahan Ratna berjalan mendekat, lalu menduduki sisi ranjang Praya. Dirangkulnya si putri satu-satunya itu.

"Bu," bisik Praya. Dia mencoba tersenyum sekalipun air matanya terus mengalir deras. Agak terbata, dia kembali bersuara, "Kok Ibu ... di sini?"

Ratna menghela napas dalam. Diusapnya bahu Praya berkali-kali. "Kamu itu anak ibu, Yaya. Sekalipun Ibu udah nggak kerja di sini, tapi yang selalu Ibu perhatikan tetap kamu. Sama halnya dengan kejadian meninggalnya Aruna, kemudian acara doa bersama ini, mata Ibu nggak lepas dari kamu. Saat lihat kamu menyelinap keluar ya Ibu ikut."

Refleks, Praya memeluk Ratna. Dihirupnya banyak-banyak aroma tubuh dan parfum khas milik ibunya itu. Hal yang cukup banyak membuat perasaan Praya lebih baik.

"Kamu tahu kan, Yaya, apa pun yang terjadi di hidup kamu, kamu selalu bisa pulang ke Ibu. Mungkin Ibu nggak bisa selalu menyelesaikan seluruh masalahmu, tapi Ibu selalu berusaha menjadi orang yang mau berbagi suka dan dukamu. Cerita sama Ibu, apa yang terjadi sampai bikin kamu minta maaf sama Prabu dan Aruna?"

Sesaat Praya melepaskan pelukannya. Ditatapnya Ratna selama sepersekian detik. Tak lama pertahanannya pun buyar. Tangisnya pecah.

Baca kisah Prahara Pernikahan Praya hanya di Karyakarsa. Link akan saya bagikan di wattpad ya.

***

Surabaya, 3 juli 2022

Terima kasih untuk kamu yang sudah mendukung cerita ini di KaryaKarsa. Ditunggu kelanjutannya. Kuharap kalian selalu menyukai kisah menyedihkan ini!

Love,

Desy Miladiana

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top