Chapter 29 : Missing Home
Rumah, tempat pulang terbaik setelah menghadapi dunia yang jahat. Definisi ini mendadak terasa asing bagi Praya. Apakah rumah ini seseorang atau sebuah bangunan?
Dulu, dia menganggap rumah adalah Prabu. Di mana prianya berada, di sanalah tempat Praya kembali. Namun, ketika dunia sedang jahat padanya, wanita itu malah meminta sopir mengantarkannya menuju apartemen lamanya, bukan rumah yang dia tinggali bersama Prabu.
Dengan pakaian yang basah dan langkah yang gontai, Praya berjalan melewati lorong. Bukan hanya ditemani bayangan, tapi juga air mata yang berurai. Wanita itu lelah dan patah hati.
Ternyata kesabaran seseorang itu ada batasnya. Berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun Praya mencintai Prabu dalam diam. Dia juga melakukan banyak hal untuk prianya. Bahkan, sangat berharap bekerja sama dengan Prabu setelah Aruna pergi, tapi kenyataannya Praya malah diberi jarak sekarang.
Begitu berhasil berdiri di depan unit lamanya, Praya mengetuk pintu dengan keras. Agak terisak dan menggigil, dia memanggil, "Eva, buka, Va!"
Tak lama terdengar derap langkah kaki mendekat. Ketika pintu terbuka, sosok Eva muncul dalam balutan piamanya. Matanya melebar.
"Yaya, kok lo di sini?" tanya Eva. Sahabatnya itu memperhatikan Praya dari atas hingga bawah. "Dan kenapa basah kuyup?"
"Gue ...."
Tahu-tahu saja kata-kata Praya terputus digantikan isakan keras. Badannya yang sudah lemas sudah tidak sanggup lagi menahan berat tubuhnya sendiri. Tanpa bisa dicegah, badan Praya ambruk. Untungnya Eva dengan cepat menangkapnya.
Lambat-lambat dan sangat terlatih Eva menggotong Praya menuju sofa untuk didudukan di sana. Kemudian, sahabatnya itu bergegas menutup pintu apartemen dan melakukan keributan lainnya. Sementara itu, Praya hanya terus terisak menikmati rasa sakit batin dan fisiknya karena kesedihan yang mendalam.
"Keringin badan lo dulu, Yaya." Tahu-tahu saja Eva muncul sambil menyampirkan handuk ke kepala Praya. "Bentar ya, gue lagi bikin air panas. Astaga, iya ... baju ganti. Tunggu, tunggu."
Eva kembali menghilang. Sahabatnya itu tampak bingung dan sibuk sendiri.
Sesaat Praya mencoba untuk mengurangi intensitas tangisannya. Namun, baru beberapa detik, dia kembali terisak kencang.
"Kok nangis lagi sih, Yaya?" tanya Eva. Nada suaranya terdengar panik.
Tak lama sahabatnya itu muncul, lalu menaruh sesuatu di meja kopi. "Ini kaus gue, pake aja dulu. Atau ... lo mau tidur di sini malam ini?"
Pertanyaan Eva membuat Praya mendongak. Dengan terbata dia menjawab, "Gue ... nginep."
Baca kisah lengkap Prahara Pernikahan Praya hanya di KaryaKarsa. Link akan dibagikan di beranda Wattpad ya.
***
Surabaya, 8 juli 2022
Terima kasih untuk kamu yang sudah membaca kisah ini dan mendukungnya selalu!
Love,
Desy Miladiana
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top