Chapter 28 : Standing Alone
Kalau bukan karena mual yang menyerang, Praya tidak mungkin terbangun pagi ini. Dia berlari kencang ke kamar mandi. Dimuntahkan isi perutnya yang belum terisi makanan sejak kemarin dan benar saja, tidak ada yang keluar. Bermenit-menit hingga dirinya nyaris pingsan.
Saat keluar kamar mandi, kali ini bukan hanya perutnya yang kosong, tapi juga hati dan kamar tidur ini. Lagi lagi Praya terbangun sendirian, mengingat semalam Prabu memilih tidur di kamar Aruna.
Praya mengusap perutnya. Dia mencoba tersenyum. Sekalipun ada pedih yang terasa, tapi wanita itu tetap harus bertahan. Kehilangan Aruna bukan hanya memukul Prabu, tapi juga Praya. Dan sekarang, giliran Prabu yang rapuh dan Praya harus menjadi orang yang kuat demi prianya dan juga anak mereka.
"Doain Mama kuat ya, Sayang," bisik Praya pada sang anak.
Begitu selesai mandi dan mengganti pakaian dengan baju, Praya turun menuju kamar Aruna. Sudah pukul 7, waktunya Prabu biasanya sarapan sekalipun mungkin hari ini pria itu tidak berangkat bekerja karena masih berkabung.
Hanya saja ketika membuka pintu kamar, hati Praya mencelus menemukan kamar kosong. "Prabu," panggilnya sambil memeriksa setiap sudut kamar dan prianya tidak ditemukan.
Praya kembali bergerak, kali ini menuju ruang kerja di lantai satu. Ruangan itu jarang sekali dipakai Prabu, tapi pria itu terkadang di sana untuk sekadar membaca buku. Sayangnya, ruang kerja kosong.
Wanita itu kembali melangkah ke dapur. Meja makan sudah terisi penuh makanan. Sayangnya, aroma tajam perbumbuan dari arah dapur kotor sukses membuat perut Praya bergejolak.
Buru-buru Praya menelan ludah banyak-banyak. Dia kembali fokus ke tujuannya untuk mencari Prabu, tapi di meja makan sama kosongnya dengan ruangan lain.
Ketika melihat sosok asisten rumah tangga di balik pintu dapur, Praya segera mendekat. Dia bertanya, "Bi, Prabu ke mana, ya?"
"Kayaknya pukul 6 tadi udah keluar, Neng. Pakaiannya rapi kayak mau berangkat kerja."
Perasaan kecewa kembali hinggap di hati Praya. Apalagi pagi ini saat perutnya kosong, dia ingin makan bersama Prabu. Asisten rumah tangga kembali bersuara, "Maaf ya, Neng Yaya, tadi Bibi belum selesai bikin sarapan, jadi Mas Prabu berangkat nggak sarapan dulu."
Sebuah ide muncul di kepala Praya. Senyum wanita itu kembali tersungging. Sambil mengusap lengan asisten rumah tangga, dia meminta tolong, "Bi, tolong masukkan sarapan ke kotak makan ya. Oya, bikin buat dua orang dan bagian saya jangan ada makanan yang baunya terlalu menyengat kayak ... bau yang sekarang ini. Sama bikinin teh herbal terus masukin ke termos ya."
Asisten rumah tangga mengangguk. Sambil menunggu bekal sarapannya jadi, Praya kembali ke kamar. Dia akan bersiap-siap mendatangi Prabu ke kantor pria itu. Acara sarapan bersama suaminya harus terwujud, bagaimanapun caranya.
Baca lanjutan kisah Prahara Pernikahan Praya hanya di Karyakarsa. link akan dibagikan di beranda wattpad ya!
***
Surabaya, 6 juli 2022
Terima kasih untuk kamu yang setia mendukung kisah ini ya!
Love,
Desy Miladiana
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top