CHAPTER 25 : US [21+]
Prabu bukan milik Praya sendiri. Kalimat itu berputar seperti kaset rusak dalam kepalanya. Sekuat apa pun dia berharap untuk selalu bersama dengan pria yang dia cintai, dia tidak akan bisa melakukannya karena prianya juga dimiliki wanita lain.
Meski begitu, terlebih setelah kejadian menangis heboh beberapa hari lalu, Prabu jadi sering menemui Praya. Walau hanya satu atau dua jam untuk makan malam bersama atau mengobrol sampai cukup malam, karena pada akhirnya prianya itu untuk harus kembali ke kamar Aruna. Praya tetap sedih, tapi setidaknya ini lebih baik. Dia juga menghargai usaha Prabu.
Baru saja Praya membalikkan lembar novelnya, suara pintu terbuka mengalihkannya. Tahu-tahu saja Prabu berdiri di depan pintu. Dia memakai pakaian kerja lengkapnya. Tangannya juga masih menenteng tas dan beberapa lembar kertas.
"Ay," panggilnya. Prabu bergerak mendekat. "Tebak aku bawa apa?"
Praya sontak menutup buku, lalu bergerak mendekati Prabu. Pria itu memamerkan lembaran di tangannya. "Tada!"
Kening Praya berkerut. Diraihnya lembaran yang Prabu bawa untuk dia baca. Kening wanita itu berlipat semakin banyak. "Brosur kelas ibu hamil. Buat apaan, Prab?"
"Buat kamu dong, Ay, kan kamu yang hamil."
"Iya sih," gumam Praya sambil meringis. Tak lama dia menggeleng seraya mendorongkan brosur ke dada Prabu. "Tapi aku nggak mau ikut ini, apalagi aku harus berangkat sendirian. Makasih, tapi aku bisa lihat video di internet."
Praya sudah siap berbalik, tapi Prabu menahannya. Pria itu bahkan dengan sengaja melingkar tangannya ke pinggul Praya. Mata mereka beradu di udara. "Aku temenin kamu, Ay."
"Kamu yakin?" Praya mendengkus. Dia mulai menyindir. "Kamu bahkan nggak bisa temenin aku ke dokter kandungan dan sekarang malah kasih janji buat temenin aku kelas ibu hamil."
Terdengar helaan napas dalam. Sambil mengusap pelipis Praya, Prabu berbicara, "Masalah Aruna, Mama sudah bantu aku konsutlasi ke pihak profesional. Aku harus bersikap tegas sama Aruna agar dia nggak terus-terusan bikin aku kayak tahanan alih-alih suami yang merawat dan menjaga dia. Apalagi sekarang posisiku bukan hanya suami dia, tapi juga suami kamu, Ay. Aruna juga harus ingat kalau dia yang bikin aku dan kamu berada dalam hubungan ini, termasuk mendesak kamu untuk segera hamil. Jadi, aku akan terus memberi pengertian sama dia bahwa aku wajib menemani kamu sesering mungkin apalagi saat kontrol dan kelas-kelas parenting."
Senyum Praya mengembang lebar. Tangannya tanpa sadar melingkar di leher Prabu. "Aku seneng dengernya. Makasih, Prab, sudah berusaha. Berarti nggak ada alasan untuk kamu tiba-tiba batalin ikut aku kontrol kan?"
"Nggak ada kok, Ay."
Ketika merasakan pelukan Prabu semakin erat, air mata Praya menitik. Efek kehamilannya akhir-akhir ini adalah semakin mudanya Praya menangis, apalagi jika itu menyangkut hubungannya dengan Prabu.
Prabu mengusap pipi wajah Praya. Ada senyum geli di wajah pria itu. "Dari dulu kamu tahu aku nggak suka lihat kamu nangis, Ay, tapi karena kayaknya tangisan ini bukan hal yang menyedihkan, aku rasa aku akan biarin kamu nangis."
"Aku bahagia, Prab, walau nggak benar-benar bahagia," bisik Praya.
Diberinya Prabu pelukan erat sekali lagi. Namun, saat wanita itu ingin melepaskan diri, tiba-tiba saja Prabu menahan wajah Praya. Pelan, tapi pasti pria itu mendekatkan wajah mereka. Bibir keduanya bertemu. Baik Praya dan Prabu, mereka tahu sebuah kecupan akan mendatangkan kecupan lain dan juga malam yang panjang.
Baca kisah Prahara Pernikahan Praya hanya di Karyakarsa. Link dibagikan di wattpad ya.
***
Surabaya, 29 juni 2022
Hai, terima kasih untuk dukungan kalian semua ya! Baca chapter ini wajib bijak ya.
love,
Desy Miladiana
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top