CHAPTER 2 : Always Been Prabu
Saat melihat wajah Eva di layar ponsel, kesedihan kembali menyelimuti Praya. Mendadak gadis itu rindu berada puluhan kilometer jauhnya dari rumah ini. Atau setidaknya, tidak berada dalam satu lingkungan di mana ada Prabu di dalamnya. Apalagi dengan kenyataan menyakitkan yang Praya dengar sore tadi.
"Eva." Suara Praya serak saat memanggil nama Eva.
Kening Eva berkerut. "Lo kok kelihatan sedih gitu sih, Yaya? Kayaknya kalau kangen gue nggak mungkin reaksi lo kayak gini. Jangan bilang di sana ada pangeran lo?"
Seketika Praya meringis. Kata pangeran adalah julukan yang Eva buat untuk pria yang selama ini menetap di hati Praya. Sosok pangeran yang membuat Praya menutup hatinya dan hanya fokus untuk belajar dan bekerja. Lagi pula, Prabu memanglah pangeran untuk Praya yang hanya anak kepala pelayan.
"Biasanya lo lumayan happy ketemu pangeran lo, Ya. Kenapa sekarang enggak?"
Pertanyaan Eva membuat Praya menghela napas dalam. Rasa sesak yang ditahan sejak tadi kembali ke permukaan terlebih jika itu menyangkut Prabu dan pernikahan pria itu. Mata gadis itu mulai berkaca-kaca lalu tak lama air matanya pun menitik.
"Yaya, lo nangis?"
Praya mengangguk. Dia sama sekali tidak mau menutupi perasaannya dari Eva. "Prabu ... mau nikah, Va."
Mata Eva tampak melebar. Tak lama terdengar pekikan keras di ujung panggilan video. Sedangkan air mata Praya semakin banyak menetes. Gadis itu memang mudah hancur jika berhubungan dengan cinta sepihaknya.
"Lo sih dulu pake acara mendukung Prabu sama calon istrinya sekarang," omel Eva sambil geleng-geleng kepala. "Dari dulu kan gue udah bilang, lo jangan munafik bilang nggak apa-apa, tapi hati lo merana sendirian. Sekarang pas tahu pangeran lo itu sama orang lain, lo hancur sendirian, kan?"
Seketika Praya teringat kejadian dua tahun yang lalu. Hubungannya dengan Prabu kala itu masih dibilang baik-baik saja sekalipun ada jarak ribuan kilometer membentang. Namun, saat pria itu menyatakan tengah dekat dengan seorang wanita bernama Aruna, mahasiswa S2 dari Indonesia yang ditemui di Inggris, Praya memutuskan untuk mendukung Prabu mendekati Aruna.
Praya sadar, jarak paling jauh antara dirinya dan Prabu adalah derajat sosial mereka. Sampai kapan pun dengan usaha sebesar apa pun, mereka tidak akan setara.
"Dia pangeran dan gue ... upik abu," balas Praya setengah berbisik.
"Kalau lo cinta sama dia, harusnya lo kejar dia, Praya. Jangan pura-pura mendukung, tapi hati lo berdoa hal buruk terjadi. Yaya, masalah cinta, apa pun rintangan yang menghadang pasti bakal terlewati juga, sekalipun itu masalah ekonomi."
Baca lanjutan kisah Prahara Pernikahan Praya hanya di KaryaKarsa. Link akan dibagikan di bio ya.
***
Surabaya, 10 Mei 2022
Hai hai, terima kasih untuk kamu yang sudah memulai membaca kisah Praya dan Prabu ini. Untuk Chapter 1-3 kisah ini bisa kalian beli dengan harga 5rb. Pembayaran bisa via e-wallet ya! Update diusahakan 1x seminggu dan langsung 3 chapter ya!
Love,
Desy Miladiana
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top