CP 10 Rhea Hiera
"Rhea, ayo cepat! Nanti kita telat masuk sekolah!" Siswi berambut lurus bergelombang berteriak di depan rumah megah bak istana.
"I-iya Clara," jawab Rhea gugup.
Clara menatap teman satu kelasnya itu tajam. Kedua tangan sudah berada di pinggang.
"Kamu ini jalannya kaya siput deh," Clara kesal. Ia sangat gregetan dengan cara jalan Rhea yang lambat mirip hewan Kura-kura.
"Ma-maaf." Rhea menundukkan kepala. Ia memaikan kedua jari telunjuk sebagai tanda menyesal.
Clara menghela napas lelah. Ia segera menarik tangan kanan Rhea erat. Mereka berlari menuju parkiran mobil yang sudah menunggu sejak limabelas menit lamanya.
"Ayo cepat masuk." Perintah Clara mutlak.
"Ba-baik," jawab Rhea gugup.
Kedua Siswi berbeda karakter ini menempuh perjalanan menuju sekolah menggunakan mobil selama tigapuluh menit. Rhea lebih banyak diam, sedangkan Clara selalu berceletoh ria membahas hal-hal tak penting.
Mereka telah sampai di depan gerbang sekolah. Rhea membuka pintu mobil, ia langsung keluar meninggalkan Clara. Rhea sudah tak tahan dengan celotehannya--hanya membuat kedua telinganya sakit.
"Hei Rhea! Tungguin aku!" Clara berteriak kencang.
Beberapa siswa-siswi yang juga baru tiba menatap ke arah Clara serta Rhea penuh tatapan ingin tahu. Sebab keduanya sudah sering membuat drama setiap harinya saat di jam datang sekolah.
Cuaca yang awalnya cerah, tiba-tiba berubah menjadi riwuh. Angin bertiup kencang seolah menyampaikan pesan kepada semua--bahwa ia merasa ketenangan terganggu. Perubahan cuaca ini menjadi fenomenal di kalangan area sekolah.
Rhea mengepalkan kedua tangan erat. Ia menghembuskan napas cepat, lalu membuang perlahan-lahan. Emosi Rhea sedang tidak stabil pagi ini.
Lorong sekolah mendadak sepi. Rhea berhenti dari langkah cepatnya. Ia mengamati lingkungan di sekitar lorong.
Sebuah portal berukuran besar muncul di belakang Rhea. Seuntai tangan menarik tubuh sang Gadis pemalu itu ke dalam portal. Dan portal menghilang dalam sekejap--suasana di lorong kembali ramai seakan tidak terjadi apa-apa.
✨️✨️✨️✨️
Rhea Hiera. Seorang gadis pemalu, gugup dan kikuk. Ia tak bisa bertemu dengan keramaian orang-orang di sekitarnya.
Rhea, panggilannya. Rhea kini memiliki sebuah jabatan di salah satu klub di sekolah. Ia ditunjuk sebagai Ketua Klub Ramalan Cuaca oleh anggota baik senior maupun junior.
Satu kalimat yang sangat diingat oleh Rhea saat pemilihan ketua klub. Hal itu membuat ia sungguh frustasi karena mempunyai tanggung jawab besar di dalam klub.
"Rhea itu cocok loh sebagai Ketua Klub Ramalan Cuaca, soalnya ia punya kemampuan meramal gitu kata sumber terpercaya."
Padahal Rhea sangat pemalu untuk menjadi seorang ketua. Ia tak bisa mengeluarkan keluhan ataupun pendapat secara langsung--pasti hanya akan dipendam sendiri.
Semenjak memiliki kekuatan 'itu', sifat Rhea sudah mulai berubah sedikit demi sedikit. Ia tak lagi terlalu kikuk, walau sifat pemalu dan gugup masih tetap ada.
Rhea saat ini duduk di bangku kelas XI-1. Kepintaran dalam bidang Geografi serta Fisika membuat ia pantas berada di kelas tersebut.
Si Gadis pemalu tak terlalu mempunyai banyak teman--mungkin bisa dihitung dengan jari. Clara, salah satu dari teman sekelas Rhea. Sifat mereka sangat bertolak belakang sekali, istilahnya Rhea introvert dan Clara ekstrovert.
Namun, Rhea sangat menghargai pertemanan dengan Clara. Ia jadi sedikit terbuka dalam mengungkapkan emosi yang dimiliki Rhea--sebagai teman curhat dan bahagia bareng, walau ada sedikit drama-drama kecil.
✨️✨️✨️✨️
Rhea sedang berada di gudang gedung A sekolah. Sebuah portal dan tangan misterius membawa dirinya berada.
"Aku ada dimana?" Rhea panik.
Suara langkah kaki menyerang indera pendengaran Rhea. Rhea mencari sumber suara itu untuk meminta penjelasan.
"Kau sekarang berada di gudang sekolah."
Pemuda memakai topeng putih muncul di depan Rhea. Cahaya di dalam gudang tidak terlalu terang--hanya cahaya remang yang menembus jendela gudang.
"Da--Dani," ucap Rhea mengenali Pemuda itu.
"Wow kau masih mengingat diriku dengan jelas rupanya."
Dani bertepuk tangan kecil. Seringai tipis di bibir Dani membuat Rhea merinding.
"Rhea, si Gadis pemalu dan gugup. Selamat datang di markas sementara kami."
Kali ini suara Pemuda lainnya memasuki kedua lubang telinga Rhea. Ia juga mengenali suara Pemuda tersebut.
"Terima kasih kepada Mufti yang membawamu ke sini." Dani menatap sosok Mufti di sebelah kanan Rhea.
Mufti muncul mendadak menggunakan kemampuan 'itu' miliknya dan ialah si pelaku yang menarik tubuh Rhea. "Sama-sama, Dani."
Rhea merasa tersudutkan. Ia mengepalkan kedua tangan erat mengeluarkan emosi berupa rasa takut dan cemas.
Whuss!!
Barang-barang di dalam gudang sekolah berterbangan tidak beraturan akibat pusaran angin berukuran sedang yang muncul entah darimana. Hawa panas di dalam gudang membuat Dani serta Mufti berkeringat--seakan terik matahari menyengat hingga menusuk kulit.
Cuaca aneh ini terjadi secara kebetulan nan misterius. Ternyata kemampuan 'itu' milik Rhea bereaksi mengikuti perasaan emosinya.
✨️✨️✨️✨️✨️
Nama : Rhea Hirea
Usia : 16 th
Kekuatan : Weather
Klub : Ramalan Cuaca
Jabatan : Ketua
~22 Januari 2025~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top