💎 Possesive Boy 1
Vote di awal ⭐
Komen di akhir 💬
💦💦💦💦💦💦💦💦💦
Kriiinggg
Semua murid yang mendengar nya bergegas menuju lapangan upacara. Hari ini hari Senin, hari dimana SMA Pasifik mengadakan upacara bendera. Cuaca yang panas dan terik tentu mengganggu suasana, apalagi para siswi alay yang rela-relaan membawa sebuah kipas angin berukuran mini dengan sistem otomatis demi menghilangkan gerah yang menggerogoti mereka. Sedangkan para siswa tetap bertahan meski berusaha mencari tempat yang sedikit teduh.
Saat kepala sekolah selaku pembina sedang memberikan nasihat nya kepada murid-murid terutama kelas 12 yang akan menghadapi UNBK, seorang siswa mengalihkan perhatian mereka karena ulah siswa tersebut.
Bukan nya datang tepat waktu, malah baru muncul saat upacara setengah berjalan. Tapi hal ini bukan lah kejadian langka yang terjadi di SMA Pasifik, melainkan sebuah fenomena yang sangat sangat sering terjadi. Saking sering nya banyak diantara mereka yang jengah melihat sang pelaku yang hanya itu itu saja. Tapi masih ada saja siswi yang menggilai sosok cowok yang kini tengah berdiri di depan mereka sambil menebar senyum, bukan senyum tulus tentunya, tapi sebuah seringai.
"Yang di depan ini adalah contoh yang tidak patut dicontoh anak-anak. Sudah kelas 12 masih saja berlehe-lehe. Mau jadi apa kamu nanti Rafi Edgar Sanjaya? Sebentar lagi kalian akan mengikuti UNBK, jadi rubahlah sikap kalian. Setidak nya sampai ujian selesai. Paham?" begitu kira-kira pesan kepsek setiap menjadi pembina hari Senin.
Yang diceramahi hanya menggangguk kan kepala dan menjawab 'paham' agar tak mendengar ocehan dari mulut kepsek.
Selesai upacara seluruh siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran pertama. Tapi tidak untuk Rafi. Dirinya harus transit di ruang BK dulu. Kali ini adalah ruang BK ke 60 bagi seorang most wanted macam Rafi. Buk Hani selaku guru BP sudah lelah menghadapi murid nya yang satu ini. Jika bukan karena prestasi mengaharumkan nama Pasifik di tingkat nasional, pasti Rafi sudah di drop out sejak dulu.
"Kamu lagi yang Ibu hadapi. Nggak capek apa keluar masuk BK?"
"Kan udah langganan bu"
"Kamu pikir pasar yang udah langganan. Ibu mohon sama kamu Rafi, tolong ubah sikap kamu yang nakal itu. Nanti kalau kamu udah lulus itu terserah kamu. Ibu nggak mau kamu menyesal kemudian."
"Ya kali menyesal di awal bu, itu mah pendaftaran nama nya Bu. Lagian saya nakal nya kan masih ada batas Bu. Nggak kayak si Adrian yang lewat batas minimum itu."
"Sudah sudah. Jangan pake nama Adrian segala. Bilang aja kamu ngelak dari Ibu. Sekarang kamu keluar, bersihin ruang OSIS baru boleh masuk kelas"
"Nah dari tadi kek Bu. Udah panas kuping Rafi baru di bebasin."
"Jangan menjawab ya Rafi. Cepat kerjakan dan nggak boleh pergi ke kantin kalau belum selesai. Paham kamu?"
Rafi tak menjawab, diri nya hanya diam sambil menatap bu Hani.
"Kamu paham Rafi Edgar Sanjaya?"
Rafi masih enggan menjawab. Tatapan nya masih tertuju pada guru di hapadan nya itu. Bu Hani yang ditatap seperti itu oleh seorang siswa nya pun dibikin kicep. Kalau saja di depan nya ini adalah siswa kutu buku dan tidak ganteng, pasti sudah dihardik langsung oleh nya. Tapi ini adalah Rafi, satu-satu nya most wanted yang dimiliki SMA Pasifik.
"Jawab Rafi!" kali ini suara Bu Hani sudah meninggi melawan rasa gugup nya.
"Tadi disuruh nggak boleh jawab, sekarang malah disuruh ngejawab. Ibuk gimana sih? Kasi kepastian dong buk, jangan Php gitu. Doi kan nggak peka"
"Haalah ngeles aja terus. Yaudah, ibuk capek sama kamu. Seka-"
"Saya juga capek kok sama ibuk. Sekarang kita brik aja dulu ya buk. Saya keluar mau cari pacar baru, ibuk jangan rindu. Assalamu'alaikum"
"Awas kalau kamu cabut ya. Waalaikumsalam"
"Huh. Untung ganteng, kalau nggak udah aku jadiin sushi tuh si Rafi." gumam bu Hani sambil mengusap-usap dada nya naik turun.
⭐⭐⭐⭐
Seorang siswi tengah mencari-cari dimana kelas nya berada. Hari ini adalah hari pertama nya di sekolah baru. Tadi ia sudah ke ruang guru dulu untuk menanyakan dimana kelas nya. Sekarang hanya tinggal mencari kelas dengan label 12 IPS 2.
Dilihat nya arloji yang menempel di tangan kiri nya. 5 menit lagi pelajaran akan dimulai. Tak ingin terlambat di hari pertama, ia pun berlari-lari kecil hingga tak sengaja menyenggol lengan kokoh milik seorang cowok yang sedang membawa sapu.
"Eh maaf kak maaf. Gue nggak sengaja. Maaf ya kak" ucap gadis yang mempunyai rambut dengan panjang dibawah bahu itu pada cowok yang ditabrak nya. Ia benar-benar tak sengaja.
"Lo kalo jalan pake mata. Enak aja anak orang yang ganteng ini lo tabrak-tabrak. Kalo tadi gue jatoh terus tangan gue patah gimana? Lo mau tanggung jawab?"
Sumpah demi apapun, kali ini gadis itu ingin mengucapkan sumpah serapah pada cowok songong di depan nya ini. Padahal tadi dirinya hanya tak sengaja menabrak lengan pria itu, itu pun tidak keras hingga menyebab kan lengan nya patah atau sekedar membiru.
Dasar cowok sok ganteng.
"Lah? Gue kan nggak sengaja kak. Biasa aja dong ngomong nya. Pake nyolot-nyolot segala" gadis itu sudah tak peduli lagi dirinya sekarang adalah siswa baru yang seharus nya memberi kesan baik dihari pertama. Masa bodo dengan teguran yang akan ia terima nanti, toh dirinya kan sudah meminta maaf, malah si cowok songong itu yang berlebihan sampai minta pertanggung jawaban. Emang dikira cewek itu menghamili nya hingga harus bertanggung jawab.
"Wah ngajak berantem nih cewek, untung cantik"
"Eh apa kata lo tadi?"
"Kagak. Yaudah gue maafin lo Sya-hi-ra Mau-li-dya. Eh, lo anak baru?" tanya Rafi sambil mengeja nama cewek yang menabrak nya tadi dengan bantuan name tag nya.
Tanpa mau memperpanjang debat yang akan mengakibatkan diri nya terlambat, Syahira langsung meninggalkan cowok itu. Kelas nya sudah di depan mata. Ia pun melangkah masuk setelah mendapat aba-aba dari guru yang mengajar di dalam.
Tuh kan, dia telat 1 menit hanya karena meladeni cowok songong tadi. Tapi ngomong-ngomong dirinya belum tau nama cowok itu. Ah bodo amat lah. Toh Syahira tak mau ambil pusing lagi memikirkan cowok itu.
"Anak-anak. Hari ini kalian kedatangan teman baru. Silahkan perkenal kan diri mu"
"Hai semua."
"Hai cantik"
"Hai juga."
"Hello"
"Haaai cantik"
Begitu sahutan mereka saat Syahira baru saja mengucapkan say hay.
Cowok genit eww
"Perkenal kan nama gue Syahira Maulidya. Kalian bisa panggil gue Maudy. Semoga selama 6 bulan ke depan kita bisa bekerja sama dengan baik"
"Maudy abang minta nomer hape dong"
"Nggak jaman lagi woy, sekarang tuh jaman nya id line"
"Yaudah. Minta id line nya dong Mau-mau"
"Kalo gue alamat rumah lo aja deh"
"Eh gue nomor bonyok lo aja. Mau minta restu soal nya"
Dan masih banyak lagi godaan yang dilempar kan oleh siswa-siswa alay itu pada Maudy.
Gue kira cuma cewek doang yang alay disini. Ternyata cowok nya juga. Eh tadi apa tuh nama gue kok Mau-mau? Wah nyari masalah tuh cowok sama gue.
"Sudah-sudah. Nanti dilanjutkan perkenalan nya. Nah Maudy, kamu boleh duduk di sebelah Aurel."
Maudy pun melihat ke arah tunjuk bu Ana, wali kelas nya sekarang. Setelah mengiyakan, Maudy langsung berjalan ke arah bangku nya.
"Hai gue Aurellia Putri. Panggil aurel aja" Aurel mengulurkan tangan nya ke Maudy yang di balas langsung oleh nya.
"Maudy."
"Gue tau kok. Semoga kita bertiga bisa sahabatan ya"
"Bertiga? Maksud lo?"
"Gue punya temen satu lagi di lokal sebelah. Nama nya Anggi. Ntar deh gue kenalin pas di kantin"
"Oke"
Pertemuan yang mengesan kan untuk seorang Maudy dengan teman baru nya. Mungkin tak lama lagi akan naik pangkat menjadi sahabat. Tapi tidak dengan pertemuan awal nya dengan cowok super duper sok tadi. Semoga dirinya tidak bertemu lagi dengan tuh orang. Tapi setelah dipikir-pikir, Maudy tadi memanggil cowok itu dengan embel-embel 'kak'. Padahal kan Maudy kelas 12,itu arti nya tak ada lagi senior diatas nya. Ini pasti efek samping dari dirinya yang tak sarapan pagi. Maudy menyesal karena melanggar perintah mama nya untuk selalu sarapan setiap pagi.
⭐⭐⭐⭐
Hai hai haai... Gimana nih?
Seru nggak awal nya?
Semoga seneng ya. Ikutin terus kisah Maudy di next chapter.
See you.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top