55. Kelas Pertama

Biasanya, kelas ibu hamil terdiri dari tiga kali pertemuan. Yang mencakup beberapa materi besar untuk tiap pertemuannya. Pada pertemuan pertama, materi yang diberikan berupa pemahaman akan kehamilan, perubahan tubuh, keluhan yang biasa dialami, dan perawatan kehamilan. Bisa dikatakan bahwa pertemuan ini benar-benar ditujukan untuk menambah wawasan dasar bagi setiap ibu hamil. Terutama bagi mereka yang baru pertama kali hamil.

Selanjutnya untuk pertemuan kedua, para ibu hamil akan diberikan materi mengenai persalinan dan perawatan nifas. Di sini tentu akan dijelaskan mengenai tanda-tanda persalinan. Berikut dengan tanda bahaya persalinan. Tentu saja, hal yang biasanya dianggap remeh padahal justru memegang peranan penting sering dilalaikan di sini. Yaitu, persiapan tas bersalin. Dan tak hanya itu, langkah-langkah dalam merawat ibu nifas (istirahat dan pemenuhan nutrisnya) pun akan dijelaskan dengan rinci. Serta, hal yang sangat krusial tak akan abai untuk dijelaskan oleh tim ahli. Adalah mengenai KB pasca persalinan.

Dan sebagai materi terakhir di pertemuan ketiga, itu akan berkisar pada perawatan bayi. Untuk pertemuan ini para calon orang tua akan diberikan boneka sebagai media prakter. Mereka akan diajarkan bagaimana cara mengganti pakaian bayi, bahkan cara memandikannya. Diharapkan nantinya mereka mampu merawat bayi mereka dengan baik dan benar.

Serta pada setiap pertemuan, akan ada sesi 'mitos'. Ini merupakan bagian yang penting. Mengingat banyaknya mitos-mitos seputar kehamilan dan persalinan yang sering beredar di kalangan masyarakat. Ada yang memang dibenarkan oleh kajian ilmiah, namun tak jarang juga yang sebaliknya. Maka penting bagi calon orang tua untuk mengetahui benar atau tidak info yang beredar di sekeliling mereka. Tentu saja agar tidak membahayakan nyawa ibu dan anak.

Untuk setiap pertemuan bisanya menghabiskan waktu sekitar dua jam lamanya. Yang terdiri dari sembilan puluh menit pemberian materi dan tiga puluh menit kemudian diisi oleh senam ibu hamil.

Setidaknya itu adalah garis besar mengenai kelas ibu hamil yang akan diikuti oleh Leony. Walau tentu saja, tiap penyelenggara terkadang memiliki rangkaian kegiatan yang berbeda. Bisa saja di tempat lain justru memiliki empat atau lima kali pertemuan. Dan itu berdasarkan menurut kebijakan dan kepentingan masing-masing.

Sekitar lima belas menit sebelum jam menunjukkan pukul sembilan pagi Waktu Indonesia Barat, Eros menghentikan laju motornya di area parkir Klinik Bunda. Menoleh ke belakang, ia membantu Leony untuk turun. Untuk kemudian barulah ia turut turun pula. Meraih helm yang semula dikenakan oleh Leony dan menaruhnya di stang motor. Bersama dengan miliknya.

Leony memastikan bahwa dandanannya kala itu masih rapi walau ada helm yang ia kenakan tadi. Bahkan ia berulang kali bertanya pada Eros. Demi meyakinkan diri bahwa ia masih cantik seperti yang ia harapkan.

"Masih, Ny, masih. Ya ampun. Kamu itu ibu hamil paling cantik yang pernah aku lihat."

Leony menutup mulutnya dengan satu tangan. Terkikik lucu. Namun, ia tak menolak ketika sedetik kemudian Eros meraih tangannya. Mengajaknya beranjak dari sana. Masuk ke dalam klinik.

Mengambil lorong yang berbeda untuk keduanya lalui, Eros dan Leony tentu saja tidak menuju ke ruang konsultasi yang biasa mereka datangi tiap bulan. Alih-alih, mengarah pada satu bagian di mana memiliki keadaan yang bisa dikatakan berbeda dengan ruangan-ruangan lainnya. Terletak nyaris di belakang klinik, ruang kelas mereka memiliki ukuran yang cenderung luas. Dihiasi oleh jendela-jendela besar, ruangan itu benar-benar memberikan kesan lapang.

Semula Leony dan Eros berpikir bahwa mereka sudah lumayan cepat datang di kelas yang akan dimulai jam sembilan itu. Nyatanya, beberapa kursi sudah diisi di dalam sana.

Seorang perawat menyambut kedatangan mereka. Menyapa dengan ramah dan lantas meminta buku konsultasi Leony. Sekadar untuk mengecek keanggotaan cewek itu. Untuk kemudian, mereka berdua pun disuruh masuk. Membiarkan keduanya memilih kursi yang mereka inginkan.

Duduk, Eros langsung beradu pandang pada seorang cowok lainnya. Mereka tampak bertukar senyum sopan dan Leony menyikut perut suaminya itu. Mengulum senyum geli.

"Yaah .... Ternyata ada juga calon bapak lainnya yang ikut kelas ibu hamil."

Eros geleng-geleng kepala. Mencubit sekilas ujung hidung Leony. Gemas.

"Kamu ini. Bukannya senang kalau ada cowok lain di sini. Itu kan artinya banyak cowok yang mau belajar juga soal kehamilan istrinya," ujar Eros kemudian. "Ya walau kadang banyak juga sih cowok yang nggak bisa ikut gara-gara kerjaan mereka."

Karena setidaknya itulah yang Eros perhatikan ketika ada beberapa ibu hamil lainnya yang tidak didampingi oleh suaminya. Alih-alih justru oleh ibu atau bahkan mertua mereka. Dan ada seorang yang ditemani oleh iparnya.

Efektifnya, setiap kelas ibu hamil diikuti oleh sepuluh orang. Diusahakan untuk tidak terlalu banyak untuk memaksimalkan interaksi antara tim ahli dan peserta. Karena setelah materi diberikan, akan selalu ada sesi tanya jawab yang menanti. Nah, di sinilah peserta bisa mengatakan keluhan atau pun pertanyaan mengenai kehamilan mereka.

Kala itu yang memberikan materi adalah seorang dokter yang bernama Ulik. Dilihat dari pembawaannya, tentulah ia adalah dokter yang sudah lama malang melintang. Wajahnya tampak teduh dan mampu memberikan penjelasan dengan begitu tepat.

"Selamat pagi, Ibu dan Bapak sekalian. Semoga semuanya dalam keadaan sehat ya. Juga buat kandungannya."

Ulik menyapa semua peserta dengan ramah. Bertukar sapa dengan semuanya walau hanya sekadar bertanya nama. Sementara seorang perawat tampak menyiapkan satu video yang siap untuk ditayangkan.

"Untuk permulaan, kita lihat dulu yuk. Bagaimana proses sehingga dedek bayi bisa ada di perut ibu."

Satu video diputar. Menampilkan animasi lucu sperma dan ovum. Dengan gambar yang imut, sontak tayangan itu menimbulkan gelak tawa dan kekehan setiap orang. Bahkan Leony menunjuk seraya berbisik pada Eros.

"Kok bentuk sperma bisa imut itu, Ros?"

Karena di sana sperma digambarkan seperti kecebong yang mengenakan dasi kupu-kupu bewarna hitam. Dengan ekspresi yang sedang berjuang ketika harus berenang secepat mungkin di antara pesaingnya yang lain. Bahkan untuk efek dramatis, ada tetesan-tetesan keringat di kepalanya yang botak. Hihihihi.

Dan Eros, tentu saja tidak ingin kalah. Karena ia pun membalas.

"Aku juga nggak ngira kalau ovum gemes gitu, Ny."

Tentu agar seimbang, ovum pun digambarkan dengan tak kalah lucunya. Dengan bentuk bulat, ada satu mahkota di atas kepalanya. Menampilan pipi dan bibir yang kemerahan, serta matanya yang tampak mengedip berulang kali. Seakan-akan sedang menggoda untuk segera didatangi.

Maka tentu saja, video itu memberikan kebahagiaan untuk semua peserta yang ada. Layaknya itu adalah hiburan. Hal yang tentu saja menjadi motivasi bagi pemateri. Agar bisa memberikan penjelasan dengan kesan yang menyenangkan bagi pesertanya.

"Jadi, tentu saja pembuahan tidak serta merta menimbulkan gejala kehamilan. Ada jeda waktunya," jelas Ulik. "Dan untuk gejalanya, setiap ibu hamil bisa beda-beda. Coba, kemaren ibu-ibu di sini gejala kehamilannya apa aja?"

Ditanya seperti itu, semua ibu hamil tampak antusias menjawab pertanyaannya. Hingga pada akhirnya, giliran Leony menjawab, ia membuat tawa orang meledak. Dengan pernyataan ini.

"Saya jadi suka kesal sama suami saya, Dok. Kalau ngeliat suami, bawaannya mau marah aja. Waktu itu Mama saya bilang kayaknya saya lagi hamil. Saya sih nggak percaya. Eh ... taunya emang beneran hamil."

Ulik terkekeh. Berpaling pada Eros, ia berkata.

"Berarti nanti-nanti kalau ibu mendadak suka marah, langsung aja bawa ke dokter kandungan ya, Pak? Biar nggak usah pusing-pusing lagi."

Selanjutnya, Ulik pun tak lupa untuk menjelaskan pengaruh kehamilan pada keadaan fisik ibu. Karena bukan hal yang aneh bila beberapa orang cewek terkadang justru merasa frustrasi mendapati tubuh mereka yang berubah. Semakin berisi sehingga membuat mereka tidak nyaman. Tidak merasa percaya diri terhadap penampilan mereka.

Untuk situasi seperti itu, Ulik mengajak untuk berbicara dari hati ke hati. Mencoba untuk menenangkan. Dan tentu saja, itu harus didukung oleh orang sekitar. Meyakinkan bahwa perubahan tubuh itu sama sekali tidak penting ketimbang kesehatan ibu dan anak.

"Menjaga lingkungan di sekitar ibu untuk selalu positif, itu adalah hal yang paling penting. Terutama kata-kata yang kita ucapkan. Bercandanya jangan kelewatan. Dan hindari bercanda yang menyinggung fisik."

Dan perubahan fisik, tentu saja diikuti oleh kenyamanan ibu hamil yang bisa saja terganggung. Dengan tubuh yang semakin berisi, kelelahan menjadi satu hal yang harus diantisipasi.

"Kalau pinggang sering nyeri atau lutut sering pegal, nggak usah dipaksa kerja, Bu. Juga nggak perlu bandingkan dengan ibu hamil lainnya," lanjut Ulik. "Lihat deh ibu itu selama hamil masih bisa kerja pagi balik malam. Masih bisa beres-beres rumah. Masih bisa angkat beras satu karung."

"Hahahahaha."

"Ini adalah hal yang paling penting yang harus diingat kita semua. Terutama untuk para pendampingnya. Untuk calon nenek, calon tante, dan calon ayah, ingat terus. Keadaan ibu hamil yang satu dengan yang lain itu beda. Jangan disamakan. Yang penting, kita jaga ibu hamil. Kita kasih perhatian. Biar ibu dan bayi selalu sehat."

Dan setelah sesi materi itu berakhir, diikuti oleh sesi tanya jawab. Banyak dari merkea yang bertanya. Seputar kehamilan mereka. Apakah itu normal? Apakah justru itu memberikan sinyal tanda bahaya?

Hingga ketika pada akhirnya sesi materi dan tanya jawab telah selesai, para ibu hamil kemudian diajak untuk melakukan senam bersama. Tentu saja, para pendamping juga boleh turut serta kalau mau. Walau tentu, Eros dengan jelas menolak ikut. Hihihihihi.

Berdiri di luar ruangan, Eros melihat dari jendela. Menyaksikan dengan mata yang berbinar-binar. Dihiasi oleh senyum di wajahnya. Itu adalah ketika ia mendapati bagaimana di sana Leony tampak begitu bersemangat dan ceria.

Ah, tentu saja bayi mereka juga seperti itu di dalam sana.

*

bersambung ....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top