part 2🔪💕
______________________________
💕🔪posesifnya seorang Mafia🔪💕
______________________________
_____________
_____
_
🌟Happy reading🌟
_
_____
_____________
______________________________
💕🔪Jangan lupa voment🔪💕
_______________________________
Pada suatu hari disebuah tempat tersembunyi, terdapat sekumpulan orang dengan pangkat penguasa dunia bawah tanah atau bisa dibilang para pemimpin kelompok mafia. Duduk melingkar di tempat yang cukup gelap, dengan pakaian dengan ciri khas masing-masing yang dominasinya hitam, dan dibelakang setiap pemimpin yang duduk ada dua bawahannya yang berdiri dengan masing-masing memiliki kemampuan yang tak perlu ditanya, dan bertugas untuk melindungi tuannya dari segala macam bahaya.
Semuanya memperhatikan dengan cermat atas ucapan atau deretan kalimat yang diucapkan oleh sang pembuat acara rapat itu, yaitu seorang pria tua- ah tidak! Dia memiliki perawakan yang terlihat muda, berdiri sambil menyampaikan informasi atau apapun yang ia bahas untuk rapat kali ini, dibantu oleh seorang perempuan cantik disampingnya. Namun dari semua orang yang duduk melingkar dan memperhatikan dengan diam, hanya ada satu orang yang tidak memperhatikan, bahkan nampak tidak peduli dengan semuanya, bahkan jari-jari orang itu terus ia ketuk-ketukan beberapa kali untuk mengusir rasa bosan, rambutnya yang memiliki warna tak biasa yaitu putih dengan sejumput rambut hitam, ia tiup dan kibaskan beberapa kali, menampakan matanya yang berwarna biru indah di sana, bahkan ia nampak lebih muda dari para pemimpin lainnya, dialah pemimpin tertinggi dari semua pemimpin dunia bawah, sang 'black prince!' atau kalian lebih mengenal dengan nama ... Taufan.
"Baiklah, sekian untuk hari ini, rapat selesai."
Dengan satu kalimat itu, mereka semua yang berada di sana, pergi dengan diam tanpa suara, hanya mengangguk untuk memberikan hormat, dan mengkode pada masing-masing anak buah mereka untuk pulang. Rapat selesai, menyisakan dua orang yang diketahui sebagai pemimpin berlangsungnya rapat, bersama seorang perempuan di sampingnya, dan memperhatikan seseorang dihadapan mereka, dia ... tentu saja Taufan yang sejak tadi tidak bergerak dari tempatnya.
"Cepat katakan saja, aku sibuk."
Taufan mendengus tanpa memperhatikan dua orang dihadapannya yang kaget, karena sepertinya Taufan tahu mereka ingin bicara dengannya.
"Taufan sayang, bisakah kit-"
"Jangan sebut nama itu! Di sini tak ada yang bernama Taufan! Aku tidak kenal dia!" Taufan mengepalkan tangannya diatas meja. Sungguh dia kesal dengan kedua orang dihadapannya, bukankah peraturan dunia bawah adalah tidak menyebutkan jati diri mereka? Bukankah semuanya diajarkan untuk tetap bersembunyi dibalik topeng mereka? Kenapa mereka berdua lupa?
"Ugh~ Ma-maafkan Mama-mu ini say-"
"Cih! 'mama'? Sejak kapan kau jadi ibuku?" Taufan bercih, dia tidak suka dengan nada dari perempuan cantik itu, yang ternyata itu adalah Mama-nya, dan pria yang berada disampingnya itu adalah Papa-nya.
"Cukup, Tauf- err ... Maksudku Reverse," Papa Taufan menelan ludahnya karena hampir menyebut nama asli anaknya. " Intinya, kami hanya ingin mengatakan ... kembalilah, bawak adik-adikmu juga, kita mulai lagi dari awal, oke my son?"
Taufan terdiam sesaat, memikirkan apakah dia akan kembali ke rumahnya? Rumah aslinya? Dan ... membawa adiknya Blaze dan Thorn bersama untuk memulai hidup baru? Atau bisa dibilang ... memulainya dari awal, lagi?
MIMPI! Taufan tak sudi! Cuih!
Taufan berdiri dari kursinya, menatap sebentar kedua 'orangtuanya', ugh~ entah kenapa Taufan benci dengan kalimat itu.
"Aku menolak, kami bertiga sudah bahagia tanpa kalian. Dan ingat! Kalian sudah berjanji, kalian boleh memerintah dan memperlakukanku sesuka kalian, bahkan hal-hal di dunia bawah, tapi ... Jangan pernah libatkan kedua adikku sampai kapanpun! Selamanya! Ingat itu!" Taufan menekan kalimat terakhir dengan tajam dan seramnya hingga membuat kedua orang yang sialnya (menurut Taufan) menjabat sebagai kedua orang yang pernah melahirkan Taufan, merinding ketakutan dengan aura penekanan milik anaknya.
"Ta-tapi ..."
"Sudah cukup Tuan dan Nyonya Cyclone, saya memiliki urusan yang lebih penting dari ini, permisi." Taufan sedikit membungkuk dan keluar bersama kedua bawahannya yang menunggu di luar, dan menuju ... RUMAH HALILINTAR! AWOKWOKWOKWOK!
Ohoho~ entah kenapa setelah keluar dari ruangan sialan itu (menurut Taufan again :v), suasana hatinyanya kembali ceria. Oh ayolah~ siapa juga yang tidak akan ceria saat akan mengunjungi sang calon istri? Apalagi kedua bawahan atau pengawal Taufan berangkat lebih dulu karena perintah dari tuannya langsung, biar ... Gak ada yang ganggu waktu dia sama calonnya gitu~ Xixixi baru calon udah sombong, ehehehe dasar Taufan ....
...
Sedangkan di kediaman Halilintar atau bisa dibilang rumah keluarga Hali ...
"Hali sayang~ ayo sarapan dulu!" Sebuah suara dari kunti- eh? Pocong? Tukang ojek! Lah, ngapain ada tukang baso? Eh? Ojek? Eh? Ma-maksudnya intinya orang! Bukan monyet! Dan suara itu keluar dari ruang ... mayat eh? Maksudnya ruang makan atau dapur! Haih~ typonya terlalu niat, awokwokwokwok!
Dan suara itu milik Gempa, sang kakak tertua. Dia ... Kakaknya Hali lah, masa kakaknya saya :v
"Ya!" Jawab sang empunya yang ternyata berada di halaman belakang rumah pak ReTe (RT) sedang memberi makan DINOSAURUS! Gak-gak, itu cuma Buaya dengan ketinggian mencapai- eit? Bukan lah! Salah! Hali cuma lagi ngelus landak aja :v tapi secara spesifik seekor- gak ekornya aja juga sih, tapi seluruh tubuh dari seekor (nah kan ekor lagi, badannya mana? :v) ah intinya dia lagi ngelus kucing punya keluarganya (katanya tadi landak?), hanya saja kucing itu ternyata turunan kucing :v Awokwokwokwok gaje, nah kan lupa mau bilang apa, oh ya! Itu kucing ternyata unik! Dia itu memiliki warna yang berbeda dari lainnya, dia mirip tanaman kaktus! Dan karena dia mirip tanaman dari negara gurun pasir itu, Hali menamainya Wawan :v
Gak-gak-gak! Canda, maksudnya Cacctus.
"Bang Gem! Hali lama, bisakah kita tinggalkan saja dia dan mulai sarapan?" Seorang manusia bermata empat, eh? Maksudnya seorang pemuda disamping Gempa, dia mengeluh karena perutnya tak bisa diajak main, malah asik demo dan bilang ... 'turunkan harga BBM!' eh salah, maksudnya 'turunkan makanan! Beri kami makan!' begitulah.
"Tunggu saja dia Solar, mungkin satu sampai dua bulan lagi nyampe ko paketnya." Ucap Gempa tanpa menoleh dari selembar koran dengan tulisan terbalik :v memang best 'ni Gempa, bisa baca koran terbalik!
"..." Pemuda atau yang sudah kita tahu dari Gempa bahwa dia bernama Udin! Eh? Maksudnya Solar, adalah kakak kedua dari ... Hali, dan dia hanya diam memperhatikan, lalu melihat satu ekor Berung kutub (kata Solar) yang berhibernasi di meja makan.
Tak!
Solar memukul pelan kepala beruang itu dengan sendok semen tiga rongga, hingga membuat sang empu terbangun.
"Aduh! Ish! Abang Solar!"
"Apa? Mau tanda tangan? Maaf, tidak untuk hari ini fans-ku!"
"Ish! Siapa juga yang mau!"
"Ya ..., Siapa tahu?"
"Aih ... Sudah cukup kalian berdua. Solar, bisakah lebih baik lagi dengan adikmu!" Gempa menatap jijik- eh? Harap kepada Solar.
"Blweek! Dengerin tuh!" Sang Beruang yang belum diketahui namanya mengeluarkan lidahnya tanda mengejek.
"Kau juga Ice! Kau itu perempuan!dan juga adik! Bersikaplah seperti adik jahat! Eh? Jahanam maksudnya."
"Nah! Dengerin tuh! Kamu tuh harus lebih jahanam dari para jahanam-jahanam diluar sana!"
"Cih!" Beru- maksudnya Ice, atau kakak ketiga dari Halilintar sekaligus kakak kembarnya (Ice itu sama macam Hali, dia cewek :v), hanya berdecih saja dan memeluk boneka hiu yang ternyata bisa hidup di darat guys! OMG! Keren itu hiu, gak butuh air buat napas!😱
Dan saat perdebatan itu selesai dengan Gempa yang menggeleng disko, Hali masuk lewat ... lewat ... lubang tikus dan membuka kulkas dengan tangan satunya memegangi Cacctus si kucing.
"Eeeeeeeee?! Hali buat apa tuh?" tanya ketiganya melihat Hali yang akan memasukan Cacctus ke kulkas.
"Di luar panas, Bang! Kak!" Jawab Hali tanpa melihat ketiganya.
"Lalu?" Tanya mereka kompak.
"Ck! Tentu saja butuh kedinginan dari doi yang tidak peka! Eh? Err ... Maksud Hali butuh yang dingin!"
"Buat apa?" Oke, sepertinya Halilintar harus lebih spesifik dan melupakan doi!
"Ish! Tentu saja buat Cacctus 'ni!" Hali mengangkat tubuh Cacctus, "Hali nak masukan dia ke dalam, biar gak kepanasan!" Lanjutnya dengan wajah polosnya.
"Errr ... Seriuosly?" Mereka bertiga memandang Halilintar dengan muka blank! Sedangkan Cacctus sendiri ...
'apa salah saya, Nona? Saya mau dibuat es loli kah? Hiks, enaknya~ eh? Maksudnya ... Teganya~ miauw'
"Haih ..." Gempa menepuk dahinya, "sudahlah! Kita makan saja!" Dan yang lain pun mengangguk, tak lupa juga Gempa mengambil Cacctus dan membiarkan dia berkeliaran.
"Hm? Hali salah kah?"
Halilintar hanya ... astaghfirullah sejak kapan Halilintar seperti ini? Ini pasti karena ...
"Hello everybody tarak tak dung!!!!"
Sebuah suara menghentikan kegiatan sarapan mereka, diikuti suara langkah tiga orang mendekat.
"Ekhm! Wa'alaikumsalam." Gempa menatap tajam salah satu dari ketiga orang yang mengganggu mereka sarapan, bahkan dengan sopannya mereka tidak mengetuk pintu dan mengucap salam terlebih dahulu, bahkan sepatu kotor mereka saja tidak dilepas dan mengotori lantai, yeah ... Sopan sekali.
"Ehehehe ... Assalamualaikum Ayah mertua."
Twich!
Muncul perempatan imajiner di dahi Gempa, panggilan itu ... Astaghfirullah terlalu ... Terlalu aneh menurut Gempa!
Brak!
"SUDAH KUBILANG RATUSAN KALI TAUFAN! AKU BUKAN AYAH MERTUAMU! HALI TU ADIKKU!"
"Erm ... Sa-sabar, Bang." Solar dan Ice menenangkan, saat Halilintar menatap kedua orang dibelakang Taufan, yang ternyata Blaze dan Thorn.
"Nah! Dengan tuh apa kata Kakak ipar dan adik ipar ku, Ayah mertua! Sabar!"
"AKU BUKAN KAKAK IPARMU! Cih! Tak Sudi lah titew! Eh? Maksudnya aku!"
"Cih? Apalagi aku? Dan ... Sejak kapan aku jadi adik ipar? Aku kakaknya Hali loh~ jika anda lupa, tuan Taufan."
Taufan hanya cengengesan dan melihat Halilintar, lalu dia segera menghampiri meski terhalang oleh Ice. "Ada apa Baby? Kenapa dengan mukamu? Kau tidak apa-apa 'kan my princess? Kau butuh sesuatu dari adik-adikku?"
"Em ... Hali nak tanya."
"Tanya apa?" kini suasananya entah kenapa jadi hening, terasa dag-dig-dug menunggu pertanyaan Halilintar.
"Kalian berdua ... Ah tidak, maksudnya kalian bertiga ....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
kalian bertiga habis dari pemakaman siapa? Siapa yang meninggal? Innalilahi, kenapa tak bagitahu Hali? Kenapa tak ajak? Siapa tahu dia musuh- eh? Kerabat Hali, 'kan?" Tanya polos Halilintar dengan mata merah bulatnya, melihat ketiganya yaitu Taufan, Blaze, dan juga Thorn yang memakai pakaian hitam.
Plak!
Secara serentak mereka menepuk dahi mereka kecuali Halilintar dan Thorn(?).
'aih~ terlalu dekat ngan Thorn lah tuh~'
Batin mereka yang menepuk dahi atau jidat meraka, sedangkan Thorn ...
'lah, kapan Thorn sama Bang Ufan dan Bang Blaze ke pemakaman? Ko Thorn gak tahu?'
Haih ... Memang luarbiawak mereka!
______________________________
💕🔪posesifnya seorang Mafia🔪💕
______________________________
_____________
_____
_
TBC
_
_____
______________
______________________________
💕🔪Jangan lupa voment🔪💕
______________________________
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top