Pertemuan
Hai Hai gengkes
dibaca YAh...
typo mungkin bertebaran
.
.
.
" re, sekarang kamu sudah naik kelas 11, mau hadiah apa?" tanya dave pada arkan yang sekarang tengah duduk di balkon belakang rumah bersamanya.
" terserah. " acuh arkan yang sibuk menatap foto pemilik hatinya.
" kok gitu?" tanya dave pada arkan yang menjawab pertanyaannya dengan singkat. arkan hanya diam tak mengurusi pertanyaan papanya.
dave yang melihat arkan yang sedang sibuk menatap foto yang di bingkai, menghela nafas panjang. menyeruput kopi panas, kemudian memainkan handphone miliknya. hening beberapa menit,
"pa" memanggil dave.
" hmm" jawab dave
" kapan dia kembali?"
" kamu belum ngelupain dia?" tanya dave pada anaknya yang satu ini. dan mengalihkan perhatian pada ponsel miliknya. arkan hanya mengangguk lemah.
" gara-gara ayah anak ini aire, kamu tau kita hampir gulung tikar!" kembali pertingkaian terjadi karna anak laki-laki nya yang masih belum move on.
" ya, ya aire paham, " dengan memutar matanya malas.
" tapi papa beneran gak tau dimana dia?" lanjut arkan.
" papa gak peduli re, mau mereka hidup kek, mati kek, atau bahkan ngilang di bumi aja papa tetep gak peduli," arkan hanya bisa mendengarkan omongan papanya yang sedang melihat ke depan dengan pandangan menerawang.
" karna mereka, udah ngehianati kita. " ucapan terakhir dave dan meninggalkan anaknya sendiri di balkon.
kapan kamu pulang, aku rindu
***
" kamu sudah persiapkan semua?" dengan suara menantang,
" sudah. " perempuan itu hanya bisa mengucap pasrah.
" persiapkan dirimu, besok sore kita akan langsung kesana." lalu menutup pintu kamar perempuan itu, bella.
sore di perjalanan,
" kamu harus nurut sama mereka. "
" kamu gak boleh ngebantah. "
" kamu jangan pernah melawan, mereka majikanmu. "
rentetan pernyataan keluar dari mulut gio menasehati bella agar menjadi anak yang penurut.
" kenapa harus bella. " gumam bella pelan, tapi nyatanya masih bisa didengar oleh gio.
" hah, memang siapa lagi selain kamu?, ingat, kamu itu sudah dibeli oleh mereka!. " balas gio yang mendengar ar gumaman bella.
" bella salah apa yah, bella salah apa sampai ayah jadi begini. kenapa ayah tega ngejual bella?, " dan, tangisan bella tak dapat di bendung.
" bella bukan barang yah, bella bukan barang yang bisa dibeli, bella manusia ayah. cuma orang gila harta yang tega menjual anaknya sendiri. " tertawa getir, dan melanjutkan pernyataannya,
" kalau bunda masih ada, bakal kecewa kalau melihat perlakuan 'picik' anda kepada saya. " dapat dilihat dari belakang, orang yang ia maksud sudah tersulut emosi tapi masih bisa tertahan.
" takdir, anda dengan mudahnya menjual saya, saya pastikan anda pasti menyesal. " dengan menatap orang yang ia maksud bella menarik kedua sudut bibirnya, senyum meremehkan.
" cukup dasha arabella taran!, " menyadari ayahnya yang tersulut emosi, karna perkataannya. "keluar dari mobil saya!. " sambil melempar kartu nama ke arah bella.
" oh syukurlah, anda masih menganggap saya sebagai keluarga anda!" bella bercakap dengan melihat manik gio dengan menantang.
" keluar dari mobil saya!." gio memberhentikan mobilnya ditepi jalanan yang sepi, menuju bagasi, menurunkan koper bella dan menarik pemiliknya keluar dengan paksa.
" temui pemilik rumah ini, disinilah kamu menerima hukuman, anak tak tau diri!." sarkas gio lalu melaju dengan cepat meninggalkan bella.
dasar anak tak punya untung, cih
***
"terimakasih yah pak..." kataku kemudian turun, jangan lupa, sambil membawa koper dan membayarnya. setelah ojol itu pergi aku bergegas membunyikan bel dan tak lama pak satpam menghampirinya,
"apa benar ini rumahnya pak dave gualter?." tanya ku sedikit ketakutan.
"iya benar, adek ini siapa yah?." tanya pak satpam itu ramah.
"saya ada perlu pak." menjawab jujur.
"sudah membuat janji?." tanya bapak satpam itu.
"emmm sudah." sedikit lama menjawab karna ragu.
ya masak pak saya bilang, kalau saya barang yang sudah dibeli!
"ohya silahkan masuk." bapak itu memperkenankan dengan membuka gerbang.
bella masuk dengan menyeret kopernya, seakan takjub dengan kebesaran rumah yang dilihatnya saat ini.
rumah saja besar, apalagi orangnya wkwk
eh keceplosan.
bella diantar oleh seorang perempuan yang sudah agak tua, dan bella yakin, dia adalah pembantu.
"non duduk dulu disini yah... " kata bibi itu mempersilahkan bella duduk di ruang tamu. bella pun menurut saja.
tak lama, bibi itu kembali dan ada seseorang di belakangnya, orang itu sedikit, menyeramkan. pikir bella. dan pria itu langsung duduk, bella yakin ia adalah orang yang akan menjadi majikannya.
bella hanya menunduk antara takut dan hormat tak bisa dideskripsikan.
"nama saya dave,"
"nama kamu siapa?." suara berat yang keluar menanyakan dirinya
"b-bella." jawab bella singkat. pria itu meneliti bella dari atas sampai bawah secara intens,
"Aire!!" ia memanggil seseorang, tak lama keluarlah seorang laki-laki yang tampak seumuran dengan bella. laki-laki itu duduk dengan santainya. bella yang sedari tadi memperhatikan laki-laki itu lansung tertunduk mendapati laki-laki itu yang menatapnya dengan tajam.
"untuk hadiah tahun ini, dia." sambil menunjuk bella dengan dagunya.
eh? kok aku ditunjuk
bella mengangkat kepalanya sebentar, lalu melihat ekspresi laki-laki itu yang juga tengah menautkan alisnya, bingung.
"papa sudah beli dia. namanya bella, dan sekarang dia milikmu, terserah mau kau apakan, pembantu, babu, atau terserah." ucap dave dengan entengnya.
bella? dia hanya tertunduk hormat.
aire yang mengerti maksud papanya langsung membalas dengan deheman. dan pergi begitu saja,
"kamu ikuti dia." kata dave dan langsung diangguki bella. bella dengan cepat mengikuti orang itu sesuai perintah dave. orang itu masuk sebuah kamar dan bella tentu saja mengikutinya.
kok gak ada? perasaan tadi masuk sini deh
bella yang tak tahu orang itu dimana langsung diam sambil melihat lihat isi yah ini kamar, sangat luas bahkan tidak bisa dikatakan kamar oleh bella, karena terlalu luasnya .
"Ngapain lo disini?" orang itu tiba tiba muncul dan bella sedikit terkejut
"eh tadi disuruh ngikutin, t-tuan." jawab bella gelagapan.
eh bener gak sih gue manggilnya tuan, diakan majikan, majikan adalah raja, masak gue panggil bapak, kan dia gak tua...
tanpa bella sadari, majikannya kini duduk di ranjang dan menatap bella dari atas sampai bawah berulang kali, bella yang sudah tersadar langsung menunduk dan merasa tidak enak dilihati terus menerus
mau tanya tapi takut, mau nanya nanti salah
"hei, kenalin nama lo!"
ok ok cukup sekian
terimakasih
folou
komen
fot
*aithor...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top