kedua tuan

hai gais

typo?

happy reading okkk????

ini 1k pas !

.

.

.


"apa?"

"dia kenapa?"

"siapa?"

"anak kita ellena" dave pun mengela nafas dalam,  mengapa istrinya itu tak konek konek dengan apa yang ini dia bicarakan.

"oh. si aire gak trima aku kasih uang jajan ke dia" jawab ellena yang sekarang duduk di kursi meja rias.

"dia siapa?" sekarang dave melepaskan jas-nya

"bella."

"kenapa?"

"tanya aja sam si ire" jawab ellena ketus. dave pun hanya menghela nafas, kemudian ia menuju kamar anaknya.


***


"Itu kurang bersih?!"

"Buang itu!"

"haaahahaaaa!"

"bersihkan itu!"

"hahahaha!"

"pft, woy jangan ngilang!"


dan begitulah berbagai kalimat yang di ucapkan aire yang sekarang berada di kamar-nya. well, dia masih marah pada mam-nya?

oh ya jelas tidak, semua amarahnya tergantikan dengan game online yang sekarang sedang dimainkannya. sampah camilan berserakan, teriakan umpatan kotor dan bahagia memenuhi ruang pribadinya.


dan semua itu tak luput dari Bella, atau yang disebut sebagai 'babu' nya. bella membersihkan semua kekacauan yang aire lakukan. dari aire yang seenaknya buang bungkus camilan, bella? mengerjakan tugasnya sebagai pembantu, membersihkan semua kekacauan aire.


mengepel noda-noda bekas karna minuman aire yang belum habis dibuang seenaknya, yang sudah dibersihkan masih aja dibilang kurang bersih, mendengar umpatan'' yang membuat teliga panas dan masih banyak lagi, kurang apa sih bella?


***

"AIRE!"






DEG!


bagai ada petir di dalam rumah, kedua orang yang berbeda jenis ini menghentikan pekerjaan nya sekarang. yang satu habis memungut sampah dari bawah kasur, yang satunya enak enakan di kasur yang empuk dan besar. walaupun dia tidak dipanggil, hatinya tetap dag dig dug merinding. kenapa?


berbeda dengan aire, walaupun dia dipanggil, tetap santai dan kembali melakukan pekerjaanya lagi, bermain game online. merasa diacuhkan dave kembali memangil anaknya yang satu itu,


"AIRE!"


hati bella semakin menegang, aire menoleh karna merasa terpanggil, kemudian melanjutkan untuk tetap bermain.


gak punya akhlak ni anak



dave pun menghampiri aire dan langsung merebut ponsel anaknya.


"papa apaan sih?!"

"kamu yang apaan aire!"

"aku kenapa pa?" tanya aire yang tidak tersulut emosi, hal ini sering terjadi.

"harus kamu mingir dong re!"

"minggir kemana sih pa?"

"itu bella ada di bawah kamu!"

"di samping pa"

"tetep aja kamu gak sopan!"

"Gak sopan apa sih pa?!" ok, aire cukup tersulut emosi, karna dia sudah mengontrol emosinya dan papanya yang 'ngegas'.

"dia perempuan re, kalau dia bersihin apa-apa di bawah, kamu yang mingir dong!"

"dia samping pa!"

"tetep aja sama!"


bella yang mendengar semua perdepatan antara anak dan ayah bergetar ketakutan, seperti mengingat saat'' dia membentak ayahnya dan akhirnya membawa bella ke pergaulan bebas. keringat dingin mulai bercucuran, kepalanya mulai terasa pusing. ingin menghentikan perdebatan, tapi apalah dirinya yang hanya seorang 'babu' yang sudah dijual. 


ayolah, masalah sepele bukan? kenapa harus sampai debat debat sampai keduanya sama sama memperlihatkan urat? dengan keyakinan yang dimilikinya,


"tt-tuan!"


seketika kedua majikannya langsung menoleh ke bella menatap tajam.


"s-saya permisi mau keluar!" tanpa mendengarkan jawaban dari kedua majikannya, bella langsung keluar dari kamar aire dengan ketakutan dan terburu-buru.

dave yang menghela nafas berat melihat tatapan tajam yang diberikan padanya dan langsung pergi keluar kamar.


***

"hiks hiks hiks"


sesengukan  masih terdengar didalam kamarnya.

bella kok jadi lemah sih? kan bella udah kuat kemarin, masak langsung roboh gara gara ngiget kejadian kayak gitu,

ayolah bell,

mana dirimu yang kuat


***


Aire, sekarang berada di kamar kedua orang tuannya. dimana posisi sekarang papa dan aire duduk di hadapan ellena. yang dari tadi menatap keduanya dengan aura tajam dan hanya diam.


"mam, ayolah just small problem!" rengek aire yang tidak tahan dengan sikap ellena.

"small problem sampe papa kamu diam dari tadi? iya!"

"lagian mam, siapa yang besar besarin masalah, papa yang dateng-dateng terus marah marah gak jelas!" menjelaskan apa yang dilakukan papanya.

"kamu sih re!" ketus dave


"apa sih pa?!"

"ah udahlah aire capek!" merasa diacuhkan oleh kedua orang tuanya aire dengan kesal kembali ke kamarnya.


***


babu itu bener bener kurang ajar. gara gara dia gue jadi kena semprot mam sama papa, padahal hal kayak gini jarang terjadi.


bella, bella, dasha arabella,


aire yang duduk di balkon kamar nya sedang memikirkan seseorang yang telah menjadi babunya selama seminggu lebih. bergumam gumam tak jelas, sambil menatap langit, aire kembali mengingat ekspresi bella ketika memasuki dalam rumahnya.


hah, babu gue kok kampungan banget sih?!


kayak gak pernah punya rumah aja?


dan aire kembali mengingat kejadiannya tadi di kamar kedua orang tuanya.


gara gara dia


awas lo bella,


main main sama gue bakal tahu akibatnya!.


***


"AAA!"


bella berteriak kesakitan karna menggigit lidahnya, harus nya dia menggigit bagian roti yang sudah ada di dalam mulutnya. tengok kiri tengok  kanan,


untung teriaknya gak kekencengan, bella bella


meruntuki dirinya sendiri


eh siapa yang ngomongin aku yah? kata orang orang kalau kita kegigit lidah sendiri berarti ada yang ngomongin?


pikir bella.


emangnya kalau kedua tuan gue ketemu mesti marah marah ya? tapi kenapa kok kayaknya tuan besar marah banget, apa salah si, siapa itu? ai? ai?


iya aire, perasaan dari tadi aire dikamar main game online deh.


bella pun melanjutkan bersih dirinya dan bergegas jatuh kekasur,


bella, bella kok tadi pusing sih? kenapa bisa ngingat kejadian itu kembali bell, padahal kemarin kemarin juga gak pernah kayak gini...


sambil menatap jam yang terus bergerak dan bella masih  tergelayut oleh pikirannya. bella pun memejamkan matanya untuk tidur, tapi apalah daya, dia tidak bisa tidur sama sekali. bergerak sana-sini dan memilih untuk tidur diposisi semula.


pikirannya menerawang saat manis kecil. dimana ia di manja oleh kedua orang tuanya, makan es krim bareng, jalan jalan dan liburan sering, apalagi kasih sayang yang diberikan,


cukup lama bella menerawang masa kecilnya, hingga dia sedikit mengantuk, kembali ia memejamkan matanya untuk tidur, tapi tetap saja tidak bisa. mengerjapkan matanya berkali-kali agar bisa tidur.


kembali ia menerawang kejadian tadi yang dialaminya, entah dorongan dari mana airmata bella lolos begitu saja, antara tidak tahan atau harus tetap berjuang, atau iri dengan aire yang beruntung masih memiliki kasih sayang dari kedua orang tuannya, atau meratapi nasib masa depannya yang bisa jadi menjadi gembel di jalanan.


bella takut, bella takut ngehadepin semua


bella masih bertahan pada pemikirannya, kasur yang ia tiduri terdapat bekas air yang diyakini air matanya sendiri. seiring berjalannya waktu sampai jam sebelas malam, tanpa terasa bella terlelap. sebelum itu ia bergumam dan memegangi selimutnya dengan kuat,


bunda, tata rindu bunda.


.

.

.


follow

comment

vote


salamanis dari,


*aithor...

















Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top