You

Harusnya aku tak memutuskan hal itu dengan cepat...
Namun sebagai seorang lelaki, aku tak bisa menarik ucapanku kembali.
Aku kalah, kalah dengan egoku, kalah dengan emosi yang memburu di benak, melupakan setiap kepingan memori yang terkumpul sebagai kenangan terindah.

Waktu menariknya dariku
Aku tak bisa menggapainya
Sekuat apapun aku mengejar, meraih tanganku dan menggenggamnya, hal itu tak membuahkan hasil sedikitpun.

Dia bersama orang lain,
Dia bersama orang yang mampu mengusap air matanya, selalu ada ketika suka maupun duka, membuatnya tertawa, tak membiarkan dirinya terluka.

Hatiku terasa sakit ketika melihatnya.
Senyumnya begitu hangat, namun tidak dicipta untukku, tidak diberi untukku.

Tatapannya mampu meluluhkan hati, namun ia tak lagi beralih padaku.
Hatiku masih luluh, meski ia tak menatapku.
Namun kian rapuh, ketika sadar bahwa kau tak ada di sisiku.
Hatiku patah dan tak bisa tumbuh, terlena pada beribu kata-kata untuk mengharapnya kembali.

Namun tidak bisa.

Yang bisa kulakukan hanyalah menatap figurmu dan orang lain, merasakan sakit yang teramat sangat pada bagian dada hingga membuatku kesulitan untuk bernapas.

Aku ingin pergi, hanya saja langkahku membeku.

Jika kau mengizinkan, bolehkah aku berkata, bahwa aku sedang merindu?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top