Prolog

Sepasang muda mudi berjalan menyusuri pantai. Seorang gadis hispanik dan seorang pemuda asli Jawa. Bukan pasangan kekasih, keduanya bahkan baru beberapa hari saling mengenal. Senyum gembira terulas di wajah masing-masing. Sesekali terdengar gelak tawa, bersaing dengan debur ombak yang membasahi kaki mereka.

"Aku mau tahu tentang kamu, Yudi." Si gadis bule berteriak. Leticia namanya.

Si pemuda menghentikan langkahnya, memutar badan menghadap pada Leticia. "My name is Yudi. Wahyudi." Ia bercanda, menirukan karakter agen rahasia Inggris menyebut namanya. My name is Bond. James Bond.

"Double O seven?" Mata Leticia membelalak, kaget yang dibuat-buat. Ekspresi wajahnya sungguh jenaka. Keduanya tergelak-gelak.

"I'm serious, Yudi. Sooo serious. Aku mau tahu lebih banyak tentang kamu." Wajah hispanik itu mendadak berubah, benar-benar serius.

"But why, Leti? What for? And why me?"

"Emm, karena aku suka kamu. As simple as that."

"But not for me, Leticia. Nggak sesederhana itu."

"Why?"

"Karena aku sedang menghindari untuk menyukai siapapun. So, kalau kamu menyukaiku, itu rentan membuatku menyukaimu juga."

Tawa ceria kembali pecah di tengah keduanya. Bahasanya berbelit, tapi bagi Leticia bukan sesuatu yang sulit. Dia paham apa maksudnya. Dan itu malah membuatnya makin jatuh suka pada si lawan bicara.

"You've made a blunder, Yudi. What you've done just makes me like you even more."

Leticia terkikik, Wahyudi tak berkutik. Kemudian sekali lagi mereka terbahak, tanpa saling tahu bahwa di hati masing-masing menyimpan harap. Leticia menyimpan harap untuk terus bisa bercanda bersama. Wahyudi menyimpan harap agar tak jatuh dalam pesona si gadis berambut keriting yang sedang berdiri sambil menatapnya.

***

Eaaakk... Pemanasan duluuu... Ahaha.

Kode-kodean mereka bikin gemes nggak, sih? Hihi...

Part ini sedikit, tapi semoga bisa memberi gambaran tentang cerita ini yaaa.

Sebenernya ini nggak ada di draft, tapi entah kenapa tadi pagi sambil nunggu mesin cuci muter, aku kok tiba-tiba keidean bikin ginian. Bener-bener random yaaa. Wkwk... Tapi nggak pa-pa lah ya. Mohon diterima dengan lapang dada.

Kukasih title prolog, semoga memang memenuhi syarat untuk disebut sebagai prolog ya. Maklum, penulis jadi-jadian. Haha...

Btw, sebenarnya aku nggak punya tabungan untuk part awal-awal. Malah part pertengahan dan akhir, di konfliknya dan di menjelang ending. Tapi nekat aja deh.

So, pesanku adalah... please, jangan berekspektasi terlalu tinggi. Agak lama rehat menulis selalu bikin aku kayak mulai dari awal lagi. But it's okay, yg penting happy. Aku happy, kalian para pembaca juga (semoga) happy.

Oh iya, aku share beberapa lagu yg sering aku dengerin saat mau nulis atau mengumpulkan ide buat cerita ini, boleh yaa? Tentunya related dengan beberapa part/scene di cerita ini nanti. Biasanya aku dengerin sambil nyeterika, sambil ngebayangin scene-scene yg nantinya cocok dimasukkan ke sini.

Lagu Indonesia:
Astrid - Tentang Rasa
Kahitna - Engga Ngerti
The Rock - Munajat Cinta
TRIAD - Selir Hati
TRIAD - Istimewa
Dewa - Selimut Hati
Ariyo - Sepenuh Hati
So7 - Seberapa Pantas

Lagu Barat:
Hoobastank - The Reason
Shane Filan - Beautiful White
George Benson - Nothing's Gonna Change My Love for You
Bryan Adams - Have You Ever Really Loved A Woman
Daniel Sahuleka - You Make My World So Colorful
Air Supply - I Can Wait Forever
Air Supply - Goodbye
Air Supply - Making Love Out of Noting At All
Air Supply - Without You

Jadul semuaaaa. Hahaha..
Ada yg kalian suka juga nggak?

Sebenernya masih banyak lagu lainnya, tapi lagu-lagu di atas yg paling sering kudengerin. Dengerinnya kadang sambil senyum-senyum sendiri, kadang sambil berlinangan air mata, kadang juga sambil cekikikan.

Baiklah. Sampai jumpa di part pertama. InsyaAllah besok.

Thank you.

Semarang, 12022023

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top