(Vol. 1) 5th Event: Kancil (Bagian 4)

28 Agustus 2025

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu murid kelas satu SMA Amemayu. Bukan karena hari ini diadakan ujian kenaikan kelas atau akhir smester. Bisa dikatakan ini bukanlah hari yang kami harapkan, dan inginnya ini tidak pernah ada.

Bagi yang sudah melalui jalan panjang selama event. Jantungnya pasti berdebar-debar. Mata yang gelisah, keringat dingin, dan sikap badan yang tidak mau berada di sini dapat terlihat jelas. Mereka takut dengan hasil yang akan diperoleh ketika pengumuman nanti.

Sebanyak apa Popularitas yang aku dapat? Apa aku mendapatkan cukup banyak agar bisa naik tingkatan kelas? Atau apakah aku tidak akan dikeluarkan dari sekolah?

Pemikiran seperti itulah yang ada di kepala semua anak kelas satu, bahkan diriku sendiri terus merasa berdebar-debar sebelum hasilnya muncul.

Apakah aku takut? Tentu saja, jika hasilnya berada di angka nol maka sudah saatnya mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan SMA yang aku dambakan.

Salah seorang anggota OSIS maju ke depan panggung, dia adalah sang Ketua. Sepertinya dia sendiri yang akan mengumumkan berapa Popularitas yang akan diperoleh oleh murid-murid.

Tidak ada lagi yang berisik seperti biasa saat melihat Ketua OSIS. Mereka semua hanya memikirkan diri masing-masing. Ketakutan akan sanksi dropout benar-benar mengerikan, siapapun tidak ada yang mau menerimanya.

Tiba-tiba ruangan menjadi gelap, sampai-sampai tidak ada cahaya lagi. Semuanya panik, suara dengan pertanyaan beragam terdengar yang intinya adalah 'Apa yang terjadi?'. Aku tidak mengerti, kenapa semua lampu dimatikan.

"Harap tenang. Ini adalah pengumuman, wajar saja kalian terkejut karena ini pertama kali bagi kalian. Inilah alasan kenapa ada nama kalian pada kursi-kursi yang berbeda," jelas seseorang dengan pengeras suara.

Dalam sekejap situasi menjadi tenang. Tidak ada lagi suara dalam kegelapan ini, seakan semua sudah tertidur dengan lelap. Namun, kesunyian itu hanya bertahan sebentar, tepat ketika cahaya merah dari langit-langit menerangi beberapa orang di tempat yang berbeda-beda. Bahkan diriki ikut terkena cahaya merah seperti bermandikan darah di tengah tempat gelap.

"Mereka yang terkena cahaya merah adalah murid yang Popularitasnya berada di angka nol. Bagi yang Popularitasnya nol, silahkan angkat kaki dari sekolah ini!"

Semua murid yang terkena cahaya merah tentu saja langsung shock. Aku juga sama, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengar. Dengan melihat sekilas, aku bisa mengetahui sekitar empatpuluh orang terkena cahaya itu. Meskipun tidak terlalu jelas, murid yang mengenakan blazer hitam lebih mendominasi.

Dalam sekejap cahaya merah tadi menghilang, diikuti oleh lampu ruangan yang kembali menyala. Menerangi aula yang lebih mirip gedung orkestra ini, kami duduk melingkar dari atas hingga ke bawah, mengelilingi anggota OSIS yang berada di tengah dan layar empat arah mata angin.

Empat anggota OSIS di belakang Ketua duduk dengan tenang. Ekspresi mereka datar, seakan sudah biasa melihat banyak orang yang akan di dropout dalam waktu bersamaan. Pasti mereka sudah sering melihat teman-teman sendiri yang terpaksa angkat kaki dari SMA Amemayu, sehingga kesedihan sudah tidak tersisa lagi di hati mereka.

Tempat ini menjadi lebih panas, malah banyak kebisingan terjadi. Mereka yang terkena cahaya merah merasa putus asa dan kecewa bahkan sampai ada yang menangis. Sementara mereka yang tidak terkena cahaya tadi merasa lega dan bersyukur, tapi juga merasa kasihan dengan yang lain dalam waktu bersamaan.

Pengusiran dari sekolah sama sekali tidak bisa dihindari, aturan sekolah ini memang mutlak. Sekali seorang siswa sudah mendapatkan cap dropout hanya keajaibanlah yang bisa menyelamatkan mereka. Tapi, sayang sekali kami semua hidup di dunia nyata, tidak ada yang namanya keajaiban.

"Bagi yang tadi terkena cahaya merah, mereka adalah orang-orang yang tertebak ketika mengaktifkan A-Box, juga orang-orang yang tidak pernah melakukan pentas. Tapi, ada kesempatan untuk kalian...."

Ucapan Ketua OSIS terpotong, lebih tepatnya dia tidak menyelesaikan kalimatnya. Semua orang yang sebelumnya bermandikan cahaya merah memacarkan pandangan penasaran dengan penuh harap. Mendengar kata kesempatan membuat keputusasaan berubah menjadi harapan.

Mungkin kali ini aku salah, sepertinya keajaiban itu memang ada, namun hanya datang pada mereka yang berutung mendapatkannya.

"Bagi kalian yang menggunakan fitur Guest Performance tidak usah khawatir, karena kalian akan mendapatkan Popularitas setelah kelompok yang meminta bantuan kalian untuk pentas akan membayarnya setelah poin dibagikan oleh sistem sesuai kesepakatan kalian dalam sistem."

Aku mengingat lagi rangkaian kejadian sebelumnya, saat-saat belajar musik baru dengan anggota kelompok. Juga mengingat waktu kami pentas untuk yang pertama hingga terakhir. Dimulai, ketika pertemuanku dengan Tiara setelah insiden itu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top