(Vol. 1) 5th Event: Kancil (Bagian 10)
28 Agustus 2025
Setelah mendapat pemberitahuan yang memberikan sedikit harapan, semua murid kelas satu dipersilahkan kembali ke kelas. Pada akhirnya di kelas kami akan mengetahui siapa saja murid yang benar-benar di dropout. Mereka yang terkena sanksi itu akan berurusan langsung dengan wali kelas.
Suasana masih tegang, sebagian besar dari kami masih takut. Ketakutan yang wajar untuk manusia. Tidak ada yang berani menghadapi sanksi seberat dropout yang jelas-jelas akan menghancurkan hidupmu. Siapapun orangnya dan seberani apapun dia, ketakutan itu terpampang nyata.
Ekspresi cemas, takut, bahkan berpura-pura tenang. Semuanya bercampur menjadi satu di dalam kelas ini. Tidak ada yang bersuara, ketegangan yang membuatku takut. Biasanya jika tidak ada guru beberapa kelompok obrolan akan tercipta. Namun, sekarang berbeda. Sebab semua anak Kelas F menunggu kedatangannya, yaitu kedatangan wali kelas kami.
Meskipun tanpa keringat, semua orang mulai merasa was-was. Terlebih lagi ketika wali kelas kami, Pak Irfan datang membawa beberapa lembar kertas yang langsung diletakan di atas mejanya.
"Baiklah seperti yang kalian dengar dari OSIS tadi. Kertas ini adalah data kalian selama event. Dimulai dari melakukan pentas, berapa kali menjadi Guest Performance, tertebak atau tidak. Juga beberapa penalti yang kalian dapatkan selama bulan ini. Semuanya sudah dirangkum dan sudah dipertimbangkan apakah kalian akan tetap lanjut sekolah atau terkena sanksi DO."
Penjelasan datar dari Pak Irfan malah menambah rasa gelisah setiap orang. Tampaknya guru ini benar-benar suka melihat kami dikeluarkan dari sekolah. Pak Irfan benar-benar menikmati wajah penuh harap yang mungkin saja nanti berubah jadi rasa putus asa, dia terlihat sangat menikmati itu semua.
"Pertama-tama aku akan memberitahukan beberapa murid yang banyak mendapatkan popularitas dan akan dipromosikan ke kelas atas."
Tidak ada yang tertarik dengan pengumuman itu, mereka lebih memikirkan apakah mereka masih sekolah atau tidak. Bagi sebagian orang, promosi kelas sekarang tidak menarik. Semuanya ingin kepastian apakah mereka aman atau tidak dari sanksi dropout.
"Akhir Kelas F udah deket lo," bisik Felly sambil memundurkan kursinya sedikit agar terdengar olehku.
Gadis ini adalah penyihir yang menyamar menjadi malaikat. Maksudku, dengan baik hati dirinya menawarkan bantuan untuk membantu murid di kelas, tapi kenyataannya Felly malah memanfaatkan mereka supaya mendapatkan keuntungan dengan menjualnya pada Ryan Pratama, Ketua Kelas D.
Sampai taraf tertentu, caranya bukanlah cara yang buruk untuk keuntungan diri sendiri. Jika itu aku, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama dengannya. Namun, tentu saja aku akan sedikit menggunakan metode berbeda. Sekarang mari kita lihat sejauh mana rencananya berjalan lancar.
"Selamat kepada Felly Andara, karena sudah berhasil mengumpulkan popularitas sebanyak 4.600 poin. Meskipun dia tidak membentuk kelompok, popularitasnya didapatkan dari fitur Guest Performance. Dengan begitu mulai bulan depan dia akan di promosikan ke Kelas D."
Hampir semua popularitas yang dia dapatkan adalah hasil menjual anak-anak Kelas F pada Kelas D. Tepuk tangan tidak terdengar, seharusnya ini adalah saat yang bergembira walau hanya untuk Felly. Sepertinya ketakutan sudah membutakan hati semua murid di kelas ini.
Atmosfernya benar-benar berat, karena tidak ada lagi nama yang dipanggil untuk promosi kelas. Apakah ini berarti sisanya mendapatkan sanksi dropout atau kami tetap berada di Kelas F? Kami hanya bisa menunggu Pak Irfan untuk membuka mulutnya.
Tiba-tiba tawa terdengar, tentu saja kami terkejut. Suara itu dari wali kelas kami yang biasanya hanya bicara datar dan jarang berekspresi. Jika Pak Irfan sampai seperti ini maka ada sesuatu yang sudah dia duga sebelumnya. Persis seperti saat kamu mengetahui tentang popularitas yang menjadi kosong.
"Tidak, tidak. Maafkan aku. Hanya saja, aku tidak pernah menduga kalau Kelas F tahun ini memiliki beberapa anak yang menarik. Terutama, beberapa siswi di sini benar-benar mengagumkan. Ternyata tidak hanya ada satu orang ya," kata Pak Irfan setelah berhenti tertawa dan kembali ke sifat pemalasnya.
Entah tadi itu pujian atau sindiran, aku tidak begitu mengerti. Mata kami bertemu, menambah seringai di bibirnya melebar. Mungkinkah aku salah satu anak yang menarik? Ah, sepertinya tidak mungkin. Lagipula aku hanya bergerak sedikit dan mengikuti rencana seseorang. Tidak sespesial seperti perkiraannya.
"Siswa dari Kelas F berhasil lolos dari event ini dan tidak ada yang terkena dropout. Dan yang paling menarik, popularitas yang diperoleh setiap orang adalah 1.000 poin, selain Felly Andara, Nopi Ariani, dan Fathur Anugerah. Selamat, tidak ada dari kalian yang di dropout. Tapi kalian masih akan berada di kelas ini, nikmati saja ya."
Kelas seketika menjadi heboh, semuanya bersukacita karena mendapatkan kabar yang sangat baik. Tidak ada yang terkena DO, mereka bersyukur dengan kehebohan dan kebisingan yang mungkin saja bisa didengar oleh kelas sebelah.
Aku tidak terlalu mengerti bagaimana seseorang mengekspresikan rasa syukurnya. Mereka terlihat menangis, tapi tangisan itu adalah bukti kebahagian mereka setelah mendapat tekanan selama beberapa pekan terakhir. Bahkan beberapa gadis saling berpelukan mengungkap rasa syukur, melihat hal itu membuatku sedikit iri.
Sayangnya, kesenangan kami tidak diharapkan oleh seseorang. Kepalan tangan gadis didepanku makin erat, ini adalah perkembangan yang tidak pernah dirinya duga. Felly sangat yakin kalau hasil akhirnya adalah kehancuran Kelas F.
Akan tetapi, Kelas F masih utuh dan setiap orang memiliki 1.000 popularitas selain dirinya. Dilihat dari sisi manapun, sebenarnya Felly yang paling diuntungkan, tapi sepertinya bukan hasil ini yang dia harapkan. Jelas sekali kekesalannya terus dipendam ketika genggaman tangannya makin bergetar.
Sebenarnya hal ini tidak akan terjadi jika aku tidak bergerak pada saat yang tepat. Ya, setelah mengingat kejadian sebelumnya beberapa saat yang lalu. Aku jadi ingin mengingat lagi kenapa hasilnya bisa seperti ini.
Itu semua mungkin dimulai ketika Ryan membuat taruhan denganku dan pada akhirnya munculah sebuah rencana yang tidak terduga. Atau mungkin sepertinya lebih awal lagi, semua dimulai saat aku meminta bantuan Ryan Pratama.
Rencana matang yang sudah aku siapkan sebelumnya. Tetapi, lebih baik mengingat kembali tentang kejadian saat aku membuat semua ini menjadi mungkin.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top