(Vol. 1) 1st Event: Dr. Jekyll & Mr. Hyde (Bagian 6)
Bel istirahat makan siang berbunyi. Satu pelajaran sudah kulewati. Apakah ini tidak masalah? Entahlah, mungkin aku akan tanya Felly. Satu persatu murid sudah keluar dari kelas. Semakin banyak orang yang ada di lorong. Tempat ini tidak lama lagi akan dipenuhi oleh siswa kelas 1 yang sudah jengah dengan pelajaran.
Aku melirik ke arah Kelas F, mereka juga mulai keluar. Namun, aku belum juga melihat Felly. Sampai akhirnya tanpa sadar diriku sudah berada di depan kelas. Aku mengintip 'tuk memastikan seberapa banyak murid-murid yang tersisa.
Ternyata Felly masih duduk di kursinya sambil menunggu anak-anak lain mengumpulkan formulir ekskul. Untunglah, sepertinya dia berhasil membujuk mereka. Sebelum kembali, aku juga sudah mengisi formulir. Sebaiknya aku segera ke sana dan membantu Felly untuk menyerahkannya ke OSIS.
"Aila." Sapaannya terdengar khawatir.
Mungkin dia takut dengan apa yang akan terjadi padaku. Namun, kamu lihatkan, aku baik-baik saja. Ya, begitulah seharusnya aku memberikan respons. Sayangnya aku tak mau berlebihan seperti itu.
"Ini punya aku. Oh iya, gimana presensiku tadi?"
"Kayaknya Pak Irfan udah bilang sama Pak Asep. Jadi Pak Asep bilang kamu masih boleh isi presensi kok. Buruan gih," ujar Felly sembari menerima formulirku.
Tepat setelah dia mengatakan itu, aku segera menuju arah pintu masuk, tempat fingerprint berada. Di sekolah ini presensi murid dilakukan dengan sidik jari setelah selesai mata pelajaran. Presensi akan dibuka setelah guru yang mengajar sudah mengizinkan.
"Ngomong-ngomong, La. Apa yang kamu bicarain sama Pak Irfan?" pertanyaan itu akhirnya datang.
Sekarang bagaimana aku menjawabnya?
"Enggak ada yang spesial kok, cuma disuruh ningkatin nilai aja. Soalnya hasil ulangan sama tugasku rendah banget."
"Bener juga ya, nilai kamu kalau enggak salah emang rendah banget ya? Terus bagian musik, teater, sama lukis dapatnya E atau enggak F. Kamu mau belajar bareng enggak entar? Aku bisa bantu kalau soal teori sih. Tapi kalau masalah musik sama yang lainnya aku juga buruk, ahaha," tawarnya tulus.
Aku langsung mengangguk dan tersenyum ke arahnya. Sebagai seorang teman, mustahil aku tidak senang jika ada yang ingin membantuku. Apalagi ini adalah masalah nilai akademis dan kesenianku. Satu langkah lagi aku semakin dekat untuk mendapatkan kehidupan indah masa SMA.
Waktu berlalu dengan cepat. Tepat seperti yang Pak Irfan katakan. Seluruh murid kelas 1 saat ini sedang berada di gedung teater. Setiap kelas disusun berjejer, dari kiri sampai kanan. Memenuhi kursi yang biasanya ada di dalam gedung pentas teater umumnya.
Di panggung sana, sudah ada Ketua OSIS dan beberapa anggotanya serta para guru dan wali kelas. Ini dia, pemberitahuan event pertama kelas 1.
"Selamat siang untuk anak-anakku semua. Sudah satu bulan kalian berada di sekolah ini. Bapak rasa kalian sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan sekolah."
Kata sambutan dari wali kelas benar-benar membosankan dan sangat lama. Aku rasa murid lain juga setuju. Kami disuruh bangkit dan duduk lagi setiap ada wali kelas yang menyampaikan beberapa patah kata.
Benar-benar menyakitkan. Rasa penat di bokong ini benar-benar menyiksa. Untung ada beberapa wali kelas yang tidak banyak bicara. Hingga akhirnya yang terakhir adalah Pak Irfan.
Syukurlah dia tidak mengatakan yang aneh-aneh. Apalagi biasanya mulut orang itu tidak terkontrol. Hanya kata-kata apresiasi biasa, tanpa ada embel-embel lain. Sampai akhirnya dia selesai dan kembali duduk.
Akhirnya sambutan dari seluruh wali kelas 1 sudah berakhir dan akan dilanjutkan ke acara utama. Sepertinya yang akan menyampaikan perihal tentang event ini adalah si Ketua OSIS.
"Selamat siang. Sungguh luar biasa kita masih bisa memenuhi kursi di tempat ini," ujarnya sambil membenarkan kacamata.
Wah-wah, dari kata-katanya tadi itu sudah jadi pertanda akan ada yang kena DO nantinya. Aku melihat keheranan di wajah murid-murid lain. Andai aku tidak bertemu dengan Pak Irfan sebelumnya mungkin aku juga akan seperti mereka.
"Apa maksudnya ya, La?" Felly di sebelah kiriku penasaran.
Aku hanya menggelengkan kepala, dan tetap fokus menatap orang yang sebentar lagi akan mengguncang semua orang.
"Bulan Agustus ini akan menjadi bulan pertama kalian untuk benar-benar mengerti sekolah seperti apa SMA Amemayu ini."
Di belakang Ketua OSIS, muncul layar proyeksi yang menampilkan peta Kota Yogyakarta dengan warna yang berbeda-beda pada setiap daerahnya. Juga terdapat logo mahkota berwarna hitam seperti logo popularitas di aplikasi Amemayu di setiap daerah tersebut.
Totalnya ada sepuluh daerah dan masing-masing daerah memiliki data jumlah penduduk dan juga poin yang berbeda.
"Event bulan Agustus kali ini untuk kelas 1 adalah musik. Kalian harus membuat kelompok dari 5 orang, kemudian melakukan registrasi pada fitur event di aplikasi Amemayu. Setelah melakukannya, kalian sudah bisa melakukan pentas di antara 10 panggung yang tersebar di kota.
"Aku sarankan kalian mulai memilih teman yang bisa menyanyi dan bermain alat musik dengan cermat mulai dari sekarang. Kalian akan mendapatkan poin popularitas setelah event berakhir dan itu tergantung dari vote yang diberikan oleh masing-masing penonton."
Penjelasan panjang itu berhasil menarik perhatian seluruh murid. Ternyata kami tidak benar-benar terisolasi. Kami masih bisa keluar dari sekolah dan bahkan bisa mengelilingi Kota Yogyakarta. Siapa yang tidak tertarik dengan fakta kalau mereka bisa diam-diam mengunjungi keluarga mereka?
"Untuk setiap kali pentas, kalian harus menyalakan akses pada A-Box yang akan tersedia di dekat panggung, dan di sinilah bagian menariknya. Pada saat menyalakan A-Box, kalian boleh menunjuk siapa pun yang ada di kelompok kalian.
"Namun, ketika kalian selesai melakukan pentas, masing-masing ketua dari kelompok lain akan diberikan email untuk menebak siapa yang menyalakan A-Box tadi.
"Jawaban kalian akan tersimpan oleh sistem, waktu menebak adalah sampai tanggal terakhir event ini. Pada saat pengumuman jika ada kelompok yang menjawab dengan benar, maka popularitas yang dikumpulkan oleh kelompok yang tertebak akan menjadi poin si penebak.
"Namun, berhati-hatilah jika kalian salah menjawab, maka popularitas yang kalian kumpulkan sebelumnya akan dikurangi sebanyak 50%."
Aku baru mendengar peraturan ini. Aku kira kami hanya akan melakukan pentas dan itu sudah selesai. Ternyata ada juga cara mudah seperti ini untuk mendapatkan popularitas. Tapi tunggu, ini kelihatannya tidak mudah.
Artinya masing-masing dari tiap kelompok akan sangat berhati-hati dan tidak mau poinnya dicuri. Juga aku tidak begitu mengerti tentang orang yang mengaktifkannya, apa artinya dari kelima orang dipilih salah satu atau semuanya bisa melakukan itu?
"Peraturan-peraturan lain dan tanggal pelaksanaan akan diberitahukan melalui akun Amemayu kalian. Tapi biar kuperingatkan ini terlebih dahulu. Kalian dilarang menemui orang tua atau wali kalian. Meskipun di luar sekolah, kalian akan tetap dipantau.
"Kalian juga dilarang melakukan intimidasi kepada kelompok lain. Dan yang lebih penting lagi, jika kalian tidak membuat kelompok dan tidak melakukan pentas atau sudah melakukan pentas namun tidak memperoleh popularitas. Kalian akan langsung terkena hukuman dropout dari sekolah."
Kau pasti bercanda, 'kan? Ruangan tiba-tiba menjadi bising, terkejut dengan peringatan terakhir yang diberikan oleh Ketua OSIS. Ini sama saja seperti menggali lubang kuburan sendiri untuk Kelas F, sebab banyak yang tidak bisa bermain musik atau menyanyi. Jadi ini maksud Pak Irfan sebelumnya.
Aku menengok ke arah Felly yang sepertinya terkejut dengan pemberitahuan ini. Tangannya gemetar dan matanya tampak berkaca-kaca. Bagi dia yang sangat peduli dengan orang lain hal ini pasti akan berat. Apalagi dirinya tahu betul kualitas orang-orang yang sekelas dengannya.
Aku rasa dia juga harus lebih mengkhawatirkan dirinya sendiri. Meskipun suara Felly bagus, mustahil menyanyi dengan instrumen yang kacau. Jadi dia juga tidak lepas dari bayang-bayang dropout.
Bukan hanya dia, hampir seluruh murid Kelas F merasa gusar. Mereka pasti akan tertekan, terlebih lagi bayang-bayang dropout semakin nyata bagi kami. Event pertama dari SMA Amemayu untuk kelas 1 sudah seperti ujian yang sangat sulit.
Kalau aku hanya bersikap seperti aku yang biasa, kemungkinan aku juga akan terkena dropout. Lalu apakah kelas 1-F akan berakhir pada event pertama?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top