Prologue
.
.
.
"Dengar-dengar, katanya bakal ada anak baru," tutur Dokja dengan wajah yang malas. Mendengar hal tersebut, kau hanya mampu menghela napas seraya menutup novel yang dibaca oleh sang pemuda. Ia mengernyit sejenak, namun kembali membukanya seraya melanjutkan kalimatnya, "apa kau tidak merasa tertarik? Yang lain bilang kalau murid pindahan itu cowok, lho."
"Ngapain tertarik? Kan, aku sudah punya kau sebagai temanku."
Dokja tersedak malu, mendelikkan irisnya, lantas menjitak kepalamu. Membuatmu mengaduh kesakitan, namun tetap kembali mengangkat suara dengan entengnya, "Sialan. Kau jadi cowok, tidak ada gentle-nya sama sekali! Pantesan, proses dengan Sangah berjalan lambat."
"Kurang ajar kau, [Name]."
Dokja mengakui bahwa Sangah adalah gadis cantik, idaman seluruh pria. Tapi, tak pernah dirinya sedikitpun memikirkan untuk menjalin hubungan romantis. Hanya saja, kau sangat suka untuk menjahili mereka berdua.
Tinggal berdampingan, pergi sekolah selalu bersama, bahkan meja pun saling bersampingan satu sama lain. Kalian berdua sudah hafal tabiat dan tidak mengenal yang namanya jaga image. Jika yang satu kasar, maka yang lain pun tak segan. Sedari kecil, menurutmu Dokja terlalu baik. Karena itulah, kau selalu melindunginya dari sasaran tukang bully.
Setelah terlalu larut pada candaan kalian berdua, guru pembelajaran masuk bersama dengan seorang pemuda tampan nan gagah. Kau bergumam pelan, setuju kalau segala aspek dari anak baru tersebut tidak bisa dikatakan sembarangan. Lekas saja, kau pun menoleh pada Dokja dan mendapati sang teman masa kecil sedang terpatung. Mulutnya membuka sedikit, matanya tak henti mengerjap.
"Yoo Joonghyuk," sapa murid baru tersebut.
Tidak ramah, bintang satu.
Kau melongo mendapati reaksi Dokja, lantas kau pun kembali menoleh pada pemuda yang mengenalkan dirinya sebagai Joonghyuk itu. Iris hitamnya yang tajam melirik sempurna pada arah di sampingmu.
Benar, Yoo Joonghyuk fokus menatap pada Kim Dokja.
"Hah?"
Berbagai pertanyaan muncul di kepalamu. Rasa kebingungan pun mulai hinggap dan memenuhi diri. Kau bertanya pada Dokja seraya berbisik, "Kau mengenalnya?"
"A-ah, tidak? Tapi, aku merasa sedikit familiar dengannya ...," balas Dokja dengan sedikit rasa gugup dan bingung. Senyum yang ia ulas terlihat cukup kikuk. Membuatmu menaruh rasa curiga pada mereka berdua. Insting, kau pun melemparkan tatapan maut pada anak baru itu. Beruntunglah, karena mereka berdua tidak duduk berdekatan.
Tidak bisa dibiarkan.
Bila Dokja jadian dengan Yoo Sangah atau Han Sooyoung, kau tidak masalah karena mereka berdua perempuan. Tapi, kau tidak bisa membayangkan teman masa kecilmu itu menjalin hubungan dengan lelaki. Sialnya, poin tambahan dari Joonghyuk adalah wajah tampannya.
Selama kelas, kau terus-terusan memberikan tatapan maut pada Joonghyuk. Mau tak mau, membuat pemuda itu menyadari keberadaanmu setelah Dokja.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top